54♡

22 1 0
                                    

Kedua mata saera terbuka perlahan, tidur nya cukup nyenyak tadi malam. Hal pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah suami nya yang masih tertidur pulas dalam keadaan duduk di sofa.

"Kenapa dia harus tidur duduk seperti itu, pasti leher nya sakit"monolog saera.

Di saat hendak bangkit dari ranjang rumah sakit, saera dikagetkan dengan pintu yang terbuka menampilkan sosok taeyong yang membawakan bunga serta bingkisan. Taeyong tersenyum ramah lalu melirik ke sekitar untuk melihat apakah ada kehadiran doyoung, dia takut doyoung masih kesal karena kejadian semalam.

"Oppaa?"

Taeyong melihat sosok doyoung di sofa yang masih tertidur, sepertinya dia tidak  gampang terganggu ketika saat tidur. Taeyong pun menghampiri saera dan berbicara dengan suara kecil.

"Kau baik-baik saja kan?"tanya taeyong.

Saera mengangguk.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir"

"Baguslah, aku sempat takut kau mengalami cedera parah"

"Cedera parah? Hahahaha, tidak sampai seperti itu.. aku hanya hampir tenggelam"

"Hampir?! Itu akan jadi masalah kalau tidak ada yang menolong tau"

"Iya-iya, terima kasih oppa.. ku dengar kau yang menyelamatkan aku"

Taeyong menghela nafas panjang.
"Itu refleks, maaf"

"Maaf?"saera tau arah pembicaraan ini dan tentu nya menciptakan kecanggungan.

"Kau tau itu kan.. aku tidak sengaja melakukan nya, doyoung kesal karena aku yang menyelamatkan mu dan bukan dia"

Saera melirik doyoung yang masih setia terlelap.
"Jangan khawatir, doyoung pasti mengerti keadaan pada saat itu.. dia mungkin marah tapi akan membaik seiring berjalan nya waktu"

"Aku harap begitu, ah sudahlah.. kalau di bahas aku malah merasa tidak enak pada doyoung.. ini aku bawakan bunga, buah dan bubur, makan lah perlahan"

"Waaah, terima kasih oppa.. kau baik sekali"saera menerima bunga tulip dari taeyong.

Taeyong mengeluarkan makanan yaang dia bawa dan di siapkan agar saera mudah untuk memakan nya.

"Kau bisa makan sendiri?"tanya taeyong.

"Kedua tangan ku baik-baik saja, aku bisa makan sendiri"

"Baiklah, ini makan.. aku akan mengupas jeruk kalau begitu"

"Eumm.. wangi nya enak sekali, oppa bikin sendiri?"

"Iya, aku tidak tau apa rasa nya sesuai dengan selera mu"

Saera makan sesuap dan dia kaget dengan rasa gurih serta lembut nya bubur buatan taeyong.

"Waaaaah, ini enak.. oppa kau hebat juga dalam hal memasak"

"Hahahaha, benarkah?"

Saera makan dengan lahap sementara taeyong mengupas kulit jeruk, apel dan pir agar saera mudah memakan buah-buahan itu.

"Apa dia tidak sakit tidur seperti itu?"tanya taeyong ketika melihat posisi tidur doyoung.

"Leher nya pasti sakit"saera lupa tadi ingin memberikan selimut dan membenarkan posisi tidur doyoung, jadi sekarang dia ingin melakukan itu.

"Kau mau kemana?"

"Membenarkan posisi tidur nya"

"Jangan lakukan itu, dia akan terbangun nanti.. aku tau dia begitu lelah, melihat nya tidur pulas seperti ini sangat jarang karena sibuk bekerja kan.. jadi biarkan dia tidur lebih lama"

"Tapi leher nya.."

"Dia akan baik-baik saja, kau habis kan saja makanan mu"

"Eumm.. baiklah"

Beberapa menit kemudian taeyong telah selesai mengupas kulit buah lalu melihat betapa cemong nya saera ketika makan bubur, seperti anak kecil. Di satu sisi doyoung mulai terbangun dan mencari kesadaran. Kedua mata nya berkedut lalu terbuka dan mengerjap beberapa kali agar apa yang dia lihat saat ini nyata.

"Apa yang kau lakukan di sini?"tanya doyoung.

Taeyong dan saera langsung menoleh ke asal suara. Mereka melihat doyoung sudah bangun dan berdiri di depan ranjang.

"Aku menjenguk saera, tidak masalah kan?"

"Kau bisa pergi sekarang"

"Doyoung, ada apa?"tanya saera. Melihat ekspresi doyoung yang datar membuat nya merasa ada yang salah.

"Aku juga mau pergi sekarang, kebetulan sekali hahaha.. ya sudah aku pergi dulu, saera cepat sembuh ya"

"Iya, terima kasih oppa"

Taeyong pun pergi meninggalkan mereka berdua.

"Hm, ada apa?"tanya saera sekali lagi.

Doyoung menatap tajam ke arah nya.
"Kenapa kau lakukan ini pada ku?"

"Apa yang ku lakukan?"

"Aku suami mu tapi kau makan dengan orang lain di depan ku, kau tidak membangunkan aku demi berbicara dengan pria lain?"

"Tunggu, kau kesal karena aku makan dengan taeyong oppa? Doy, hanya aku yang makan.. dia cuman mengupas kulit buah saja"jelas saera.

"Oppa?! Berhenti memanggil nya oppa.. itu tidak cocok!"

"Kemari"

"Tidak mau"

"Sayang, kemarilah.."

Doyoung pun langsung duduk di kursi sebelah ranjang saera dalam keadaan masih sangat kesal.
"Apa yang harus ku lakukan agar suami ku tersayang tidak marah ya?"

"Berhenti bicara, aku tidak mau membicarakan apapun"

Saera mendekap wajah doyoung dengan kedua tangan kecil nya.
"Aku mencintai mu"kata saera.

"Tidak dengar!"

"Aku bilang aku mencintaimu, akan selalu begitu.. tidak akan pernah berpaling dan akan selalu percaya pada mu"

"Tidak dengar!"

Doyoung menahan senyuman nya karena ingin memberi sedikit pelajaran pada saera, dia ingin menjahili saera dengan berpura-pura masih kesal.

"Tidak dengar? Kau tidak dengar suara cinta ku?"

"Tidak"

"Baik, kalau begitu begini saja"


Cup


Bibir saera bertemu dengan bibir doyoung dan beradu dalam hitungan detik. Di suguh ciuman maut dari istri mana bisa di tolak, ciuman mereka semakin memanas bahkan bisa terdengar kecapan-kecapan basah itu. Dan selanjutnya hanya mereka berdua yang tau akan melakukan apa di pagi hari yang cerah tanpa ada pengganggu.






Tbc

Istri Doyoung & Haechan

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: May 15 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

OUR MARRIAGE Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum