20♡

203 18 0
                                    

Percaya atau tidak hari ini doyoung tidak berangkat kerja dengan alasan.

"Tidak ke kantor bukan berarti aku akan bangkrut.."kata doyoung.

Wah, apa dia sedang pamer?.

"Tapi kan sebagai direktur kau seharusnya mencontoh kan yang baik ke karyawan mu.."kata saera.

"Jadi kau tidak suka aku ada di rumah?"tanya doyoung.

"Bukan begitu.. Hanya saja.."ucapan saera terpotong karena bel rumah tiba-tiba berbunyi.

"Biar aku yang buka.."ujar doyoung.

"No! Biar aku saja.."kata saera.

Setelah pintu terbuka pandangan saera menangkap seorang pria berjas yang tampak tak asing di ingatan saera.

"Kau?!!"

"Hai, masih ingat aku? Xiao dejun.."sapa pria itu sembari menampilkan deretan gigi nya yang rapi dan putih.

Saera mengerutkan alis nya. Merasa bingung akan kehadiran dejun yang tak terduga.

"Bagaimana kau tau ini rumah ku?"tanya saera.

"Tidak sulit untuk menemukan dirimu.. Aku punya banyak koneksi"
Tentu saja dejun berbohong, tidak mungkin dia jujur membuntuti saera pulang ke rumah waktu itu. Bisa-bisa image nya di cap buruk sebagai penguntit.

"Lalu kau mau apa? Bukan kah urusan di antara kita sudah selesai.. Aku juga tidak meminta kau untuk berbalas budi"

"Sayang nya aku tidak menerima penolakan.."kata dejun.

Saera memutar bola mata nya malas.

"Kau tidak menyuruh ku masuk ke dalam?"tanya dejun mengisyaratkan.

"Ku rasa tidak perlu, katakan saja apa urusan mu kesini kalau tidak penting kau bisa pergi..."saera cukup cuek pada orang yang tidak terlalu dekat dengan nya.

"Kalau aku bilang mau menemui mu bagaimana? Apa kau tetap kukuh mengusir ku?"

"Hah? Untuk apa menemui ku?"

"Untuk mendekati mu lebih tepat nya.. Kau sangat menarik perhatian ku dengan sikap cuek mu itu.. Ku rasa kau benar-benar tipe idaman ku, kalau mau malam ini kita jalan keluar, bagaimana?"kata dejun dibarengi cengiran.

"Maaf aku sudah menikah.. Kau bisa pergi dan cari perempuan lain"kata saera.

Dejun menatap kedua tangan saera mencari sebuah cincin tapi tak ada satu pun yang melingkar di jari saera.

"Jangan berbohong.. Kau bahkan tidak memakai cincin pernikahan.."

Kini saera merutuki diri nya yang tidak pernah memakai cincin pernikahan nya karena saera melihat doyoung juga tidak memakai cincin itu.

Tiba-tiba saja sebuah tangan melingkar di pinggang saera dan membuat nya kaget setengah mati.

"Siapa sayang?"tanya doyoung.

Hah?! Kenapa doyoung memanggilku sayang? Apa otak nya tersengat listrik? Apa dia cemburu?-sera.

"Loh dia kan paman mu.."kata dejun dengan tatapan polos.

"Pffftttt.. Paman?"saera bahkan menahan tawa nya.

"Aku suami saera.. Kau yang kemarin mengaku sebagai kekasih nya kan? Astaga kau kalah cepat, sekarang saera sudah menjadi milik ku.. Kau boleh pergi!!"kata doyoung dengan angkuh.

"Dia benar-benar suami mu? Rasa nya kalian tidak cocok.. Di jari saera saja tidak ada cincin yang melingkar"kata dejun dengan santai.

Doyoung menatap jari-jari saera dan memang tidak ada cincin disitu. Dia pun menghela nafas kesal.

"Kenapa kau tidak memakai cincin pernikahan sayang?"tanya doyoung.

Saera hanya tersenyum getir.

"Dejun, pria ini suami ku.. Aku sudah menikah, lebih baik kau cari perempuan lain dan jangan menemui ku lagi.."kata saera.

Dejun menghela nafas pasrah. Dia tersenyum manis saat tau kenyataan yang pahit.

"Baiklah.. Tapi jika kau sudah bercerai dengan nya datang saja padaku.. Aku menerima kau apa ada nya.."kata dejun.

Ya ampun dejun itu terlalu baik atau cuman modus.

"Pergi lah kau dasar anak bau kencur!!"usir doyoung.

"Hmm.. Akan ku pikirkan.."kata saera.

What?! Apa dia bercanda?!-doyoung.

Dejun pun pergi meninggalkan rumah saera. Melihat pria itu sudah pergi doyoung melepas pelukan nya dan beralih masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang tak terbaca.

.

.

Seharian ini saera dan doyoung tidak berinteraksi karena kecanggungan menghantui mereka. Doyoung sibuk di ruang kerja sementara saera menghabiskan hari di dalam kamar nya menonton tv.

"Apa dia benar-benar cemburu? Tapi apa bisa secepat ini? Euumm.. Seperti nya aku harus lebih berani untuk mendapat perhatian nya.. Tapi lucu juga saat melihat wajah cemburu nya tadi.."memikirkan kejadian tadi membuat saera tertawa kecil.

Tok Tok Tok

Pintu kamar saera terketuk.

"Kenapa?"tanya saera saat membuka pintu ada doyoung di depan nya.

"Nanti malam teman-teman ku akan datang.. Kalau masih terasa sakit istirahat saja, jangan di paksa kan keluar.."

"Apa ada taeyong?"tanya saera.

"Taeyong? Kau mengenal nya?"

"Hmm tidak terlalu tapi kami pernah bertemu saat dia mengantar mu pulang dalam keadaan mabuk beberapa minggu lalu, kami hanya sekedar berbincang.."

"Ouh.. Apa yang kalian bincangkan?"doyoung sedikit terganggu dengan kenyataan taeyong pernah berbicara berdua dengan saera.

"Bukan percakapan serius.. Taeyong pria sangar yang baik hati jadi kami mudah akrab.."

"Hmm"

Seperti nya doyoung memang merasakan hal aneh. Mendengar saera dekat dengan pria lain membuat nya sedikit kesal.

"Doy.."

"Ya?"

"Bisa bantu aku ganti perban lagi?"

"Ya"

Doyoung masuk ke dalam kamar dan membantu saera mengganti perban lagi.

"Apa masih sakit?"tanya doyoung.

"Lumayan.. Tapi terkadang suka berdenyut, aku jadi sulit tidur"

"Obat pereda rasa sakit nya jangan lupa di minum.."

"Tadi malam aku lupa minum hehe"cengir saera.

"Nanti malam jangan lupa minum"

"Iya.. Thanks sayang.."kata saera.

Apa tadi katanya?! Sa..sayang? Dia menyebut ku sayang?! Kenapa jantung ku malah berdetak hebat?!-doyoung.

"Tidak masalah kan kalau aku memanggil mu sayang?"tanya saera, lebih tepat nya meminta izin.

"Hn, terserah kau saja.."kata doyoung dan dengan cepat ia keluar dari kamar saera.

Saera terkekeh geli melihat ekspresi kaget doyoung saat ia dengan blak-blakan nya memanggil sayang.

"Sayang ku yang lucu"gumam saera.

.

.

Di dalam kamar nya doyoung mencoba untuk menetralkan nafas dan jantung nya. Ucapan sayang dari saera terngiang-ngiang di pikiran nya di tambah lagi wajah Saera yang imut.

"Apa yang terjadi padaku?! Kenapa rasa nya senang? Apa aku mulai gila? Apa aku mulai menyukai nya?"beribu pertanyaan muncul di pikiran doyoung membuat nya tak bisa tenang. Saat ini dia merasa seperti anak remaja yang labil.



TBC

TTD: Istri Doyoung & Haechan

OUR MARRIAGE Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ