10♡

183 17 0
                                    

Taeyong melarang doyoung untuk pergi ke pesta itu karena doyoung sudah kelihatan lelah tapi karena ego dan gengsi ia tak mendengar ucapan taeyong.

"Ayo kita bersulang atas pernikahan Tuan Kim.."ucap Tuan Choi. Kolega perusahaan doyoung.

Doyoung tak berhenti meminum minuman beralkohol hanya karena dia merasa tidak mudah mabuk dan alhasil ia mabuk.

.

.

Kini jam sudah menunjukkan pukul sembilan lewat tapi doyoung belum juga pulang. Saera cukup khawatir, dia khawatir kalau makanan nya menjadi dingin dan takut terasa tidak enak.

"Kurasa dia memang tidak akan pulang malam ini.."gumam Saera.

Beberapa menit kemudian bel berbunyi. Saera yang setengah sadar itu langsung panik mendengar suara bel. Kalau doyoung yang pulang seharusnya tidak perlu memencet bel bukan?

"Siapa?"tanya Saera sembari membuka pintu.

Terlihat doyoung yang di papah seorang pria asing.

"Aku teman kerja doyoung.. Dia mabuk jadi aku yang mengantar nya pulang.."ucap pria itu.

Saera menatap wajah pria di depan nya tanpa berkedip lalu tersadar saat doyoung meracau tak jelas.

"Masuk..masuk.."

Mereka berdua membopong doyoung ke kamar dan membaringkan dia di atas ranjang.

"Permisi, nama mu siapa?"tanya Saera.

"Aku lee taeyong.. Panggil saja taeyong.."

"Ouh, terima kasih sudah mengantar dia pulang tapi bisa kah kau lakukan satu hal untuk ku?"

"Ya, apa itu?"

Mereka berdua turun kebawah, suasana terasa canggung. Lagi-lagi Saera tidak berkedip melihat wajah taeyong, bukan tersihir akan ketampanan nya tapi Saera merasa pria bernama taeyong ini cukup mirip dengan kakak nya yuki.

"Tolong jaga dia.. Dia pria ceroboh kalau sedang mabuk.."kata taeyong.

"Hmm baiklah.."

"Wah, kau benar-benar mirip dengan nya.."gumam taeyong.

"Mirip siapa?"

"Eumm dengan Daera..tapi itu jelas karena kalian kembar hehe.."

"I..iya.."

Krrrruuukk Krrrrrruuukk

Taeyong menyentuh perut nya yang tanpa izin berbunyi di depan wanita cantik.

"Maaf, aku tidak sopan sekali.."

"Eumm, kalau kau lapar kau bisa makan.. Tadi aku memasak untuk doyoung tapi karena dia mabuk seperti nya makanan itu tidak akan ada yang makan.. Kalau kau mau kau bisa memakan masakan ku..."

"Baiklah, dengan senang hati.. Kapan lagi bisa makan masakan adik ipar.."celoteh taeyong.

"Adik ipar?"

"Doyoung lebih muda dari ku.."

Saera mangut-mangut mengerti.
Dan akhirnya taeyong yang memakan masakan Saera sampai habis, ia tak sendiri karena Saera menemaninya.

"Woah! Ini enak.. Ku beri nilai 1000 dari 100.."

"Hahahaha.. Tentu saja enak..masakan ku ini bukan kaleng-kaleng.."Saera merasa puas di puji.

"Kalau punya istri pandai masak seperti ini ku rasa doyoung sangat beruntung tapi dia tidak mengetahui keberuntungan itu.."

"Maksud nya?"

"Doyoung suka telat makan di kantor, dia selalu saja menyibukkan diri dengan berkas-berkas.. Kau bisa saja membuatkan dia bekal kan?"

"Bekal? Tak terpikirkan oleh ku untuk membuatkan nya bekal.. Lebih baik tidak perlu seperti nya dia juga tidak mau makan.."

"Kalau aku mau?"

"Hah?"

"Buat kan bekal untuk ku.."

"Haruskah? Apa kau tidak memiliki kekasih?"

"Jangan menyindir begitu.. Walau aku tampan aku ini masih single.. Bukan playboy.."

"Hahaha.. Wajah mu kelihatan sangar..."

Mereka berbincang-bincang sampai tak sadar kehadiran doyoung yang berdiri di pintu menuju dapur dengan tatapan kosong.

"Astaga!!"kaget kedua nya.

Mereka menatap doyoung yang berdiri tanpa melakukan apapun. Setelah selesai makan taeyong membawa doyoung ke kamar lagi dan dia pamit pulang.

"Astaga aku harus tidur dimana?"

Dirumah ini ada tiga kamar, kamar pertama yang di tempatin ini, kamar kedua masih dijadikan gudang dan kamar ketiga masih belum dibereskan ditambah lampu nya mati.

"Sial! Kenapa...kalian sangat..mirip.."racau doyoung.

Saera menatap doyoung yang meracau tak jelas dalam tidur nya.

"Daerraa....kenapa.. Kenapa harus pergi.."

Saera berjongkok di samping doyoung dan menatap wajah doyoung yang kening nya mengkerut itu.

"Bagaimana..bisa aku move on jika.. Ada sosok..yang mirip denganmu..dihidupku.."

"Aku adalah Saera.. Wajah kami memang mirip tapi kami sosok yang berbeda.. Maaf jika membuat mu merasa tertekan seperti ini.. Cerai memang pilihan yang terbaik untuk hubungan kita yang tanpa cinta"kata Saera.

Saera akui wajah terlelap doyoung terlihat damai dan lebih tampan.

.

.

Doyoung menggeliat kecil di atas ranjang sampai akhirnya kedua mata itu terbuka lebar, ia merasa kan sedikit pusing tapi tetap mencoba untuk bangun.
Dia menyadari satu hal.

"Apa aku sempat ganti baju semalam sementara seingat ku aku sudah semabuk itu?"gumam doyoung saat menyadari diri nya memakai piyama abu-abu.

Padahal yang dia ingat dia masih berpakaian satu set yang sama saat kerja. Apa seseorang mengganti baju nya?.

Doyoung mengedarkan pandangan dan melihat sosok di atas sofa yang masih terlelap, wajar karena ini masih jam 05.45. Saera kelihatan tidak nyaman saat tidur di sofa itu karena tertangkap di pandangan doyoung dia menghadap ke kanan ke kiri untuk mencari posisi yang nyaman.

"Apa dia bodoh?"

Doyoung bangkit dari ranjang, ia turun kebawah menuju dapur untuk minum air putih lalu kembali lagi ke kamar dan melanjutkan tidur.

.

.

Saat Saera bangun ia tak melihat sosok doyoung di atas ranjang namun ada suara desiran air dari kamar mandi menandakan doyoung sudah bangun dan dia sedang mandi.

Saera keluar dari kamar menuju dapur, ia berinisiatif untuk membuatkan sarapan pagi, dimakan atau enggak nya dengan doyoung yang terpenting Saera masak.




TBC

TTD: Istri Doyoung &Haechan

OUR MARRIAGE Where stories live. Discover now