14♡

172 16 0
                                    

Saera menggeliat kecil lalu membuka kedua mata nya dan mengumpulkan kesadaran. Dia merasa memeluk sesuatu yang asing dan setelah di pandang dengan benar-benar ternyata ia memeluk doyoung.

"Ya ampun!!.."cicit saera dengan nada pelan lalu menelan kasar ludah nya.

Doyoung menghadap ke kiri membelakangi diri nya dan masih belum bangun, saera menyadari kalau mereka satu ranjang dan membuat nya menggerutu.

Tak lama kemudian doyoung membalikkan posisi nya dan menghadap ke saera.saera bisa memandang wajah lelap doyoung dari dekat dan hal itu membuat degup jantung nya berdetak tak karuan.

Dia pun turun karena tak sanggup menatap wajah doyoung sedekat itu. Saera menganggap setidaknya doyoung tidak tau kalau mereka satu ranjang dan dia memeluk pinggang pria itu.

"Semoga dia tidak tau.."dengan perlahan saera berjalan keluar kamar.

Beberapa menit kemudian doyoung terbangun dan menyadari kalau saera sudah tidak ada di samping nya.

"Sudah membuat ku tidak bisa tidur dengan lelap sekarang dia malah lari.."gumam doyoung.

Doyoung tidak bisa tidur karena saera terus-terusan memeluknya tanpa sadar, doyoung selalu terbangun saat Saera memeluk nya bahkan benteng bantal tak mampu menciptakan jarak dan akhirnya doyoung menyerah. Dia dijadikan guling oleh saera.

.

.

Kecanggungan melanda mereka tapi entah setan apa yang masuk sampai-sampai doyoung duduk di kursi meja makan.

"Apa kau membuat sarapan?"tanya doyoung.

"I..iya.."jawab saera yang masih mematung tak percaya.

"Aku akan sarapan.."

Apa ini lelucon? Haruskah saera melihat matahari terbit dari mana sekarang?.doyoung bersikap aneh.

"Ini..sarapan untuk mu, tapi kenapa kau mau sarapan?"

Saera menghidangkan roti panggang, telur goreng dan jus apel yang seharusnya menjadi sarapan milik nya.

"Sarapan bagus untuk memulai hari.."kata doyoung dengan tenang.

Saera beralih untuk membuat sarapan milik nya sendiri. Tak lama kemudian bel rumah berbunyi.

"Biar aku yang buka.."kata doyoung.

"Baiklah.."

Doyoung beralih menuju pintu untuk melihat siapa yang pagi-pagi sudah bertamu.

"Hai, masih ingat aku?"terlihat seorang pria yang tersenyum lebar sembari membawa bucket bunga mawar.

"Kau siapa?"tanya doyoung. Dia tidak mengenal pria itu.

"Aku Xiao dejun.. Ini rumah nya Shin saera kan..kau siapa?"kata pria itu.

"Kau mengenal saera? Kau siapa nya saera?"

"Aku kekasih nya.. Kau pasti paman nya kan.. Dimana saera?"

Anak kunyuk ini!! Apa aku kelihatan setua itu!!-doyoung.

Doyoung terlihat tidak ramah dan tidak suka kehadiran dejun yang memperkenalkan diri sebagai kekasih saera.

"Saera tidak ada dirumah! Pergi sana dan jangan datang lagi!"

"Ouh, jangan galak dong.. Ini aku titip bucket bunga untuk saera.. Tolong kasih dia ya.."dejun memberi bucket itu ke doyoung lalu pergi begitu saja.

Mau tak mau ya doyoung membawa bucket itu masuk ke dalam.

"Siapa yang datang?"tanya saera.

Saera melihat ada bucket di tangan doyoung.

"Nih.."doyoung memberi bucket itu ke Saera.

Saera tidak yakin jika bucket itu dari doyoung.

"Dari siapa?"tanya Saera.

"Dia bilang dia itu kekasih mu.."

"Kekasih ku? Tapi aku tidak punya kekasih, apa kau percaya dengan ucapan pria itu?"tanya saera yang takut kalau doyoung akan marah.

"Ya, dia cukup tampan.. Kurasa masalah perselingkuhan mu ini bisa jadi alasan kita bercerai.."kata doyoung dengan santai.

"Kau menuduh ku selingkuh? Apa kau waras?!"saera menjadi kesal.

"Nama nya Xiao dejun.."doyoung melihat ekspresi saera setelah mendengar nama pria itu.

Saera tampak kaget dan berfikir sejenak.

"Xiao dejun?! Pria itu!!"

"Kau mengenal nya bukan?"

"Kami hanya bertemu sekali karena kebetulan, dia bukan kekasih ku! Percayalah!"

Doyoung tampak tak peduli tapi dalam hati ia bertanya-tanya kenapa pria itu mengenalkan diri sebagai kekasih saera.

"Kenapa aku harus mempercayai mu?"tanya doyoung.

"Tentu saja harus! Aku tidak selingkuh!"saera akhirnya menceritakan kejadian pertama kali bertemu dengan dejun.

.

.

Disisi lain dejun menerka-nerka siapa pria yang membuka pintu tadi, padahal ia sudah menyiapkan banyak hal untuk bisa berkenalan lebih dekat dengan saera.

"Apa dia pacar nya saera?"gumam dejun.

Dia tau itu rumah saera karena saat itu dejun membututi saera.

"Biarlah jika pria itu pacar nya, akan ada konflik lalu mereka berpisah dan saera akan menjadi milikku.."diiringin senyum iblis nya.

.

.

Saera meminta doyoung untuk mengantar nya ke kediaman keluarga kim. Dia ingin mencari tahu sesuatu.

"Apa kau masih tidak percaya padaku?"tanya saera.

"Aku percaya.."

"Terima kasih.. Ku mohon jangan jadikan alasan itu untuk bercerai.."

"Berarti kita harus mencari alasan baru untuk bercerai.."kata doyoung.

"Kau masih bersikeras untuk bercerai?"

"Ya, aku akan membebaskan mu dari ikatan ini.. Aku hanya tidak mau kau yang tidak bersalah menanggung semua nya.."

Saera terdiam. Ucapan doyoung ada benar nya, dulu itu tujuan nya tapi sekarang ia memiliki tujuan baru yang mengharuskan pernikahan ini tetap bertahan.

"Sebelum nya apa kau tidak mengingat sesuatu tentang tadi malam?"tanya doyoung.

"Euumm.. Tadi malam?.."saera mencoba untuk mengingat tapi masih samar-samar.

Saera pikir doyoung membicarakan tentang tidur seranjang dan pelukan itu, karena dilanda malu saera berpura-pura tidak ingat.

"Aku..tidak ingat apapun.. Memang nya.. Apa yang terjadi?"saera ingin memastikan apa doyoung menyadari hal itu.

"Kau meracau tidak jelas dan berbicara jujur akan satu hal.. Lalu menangis sesegukan.."

"A..aku seperti itu?jujur tentang apa? Tapi..tapi ku kira karena kita tidur seranjang dan pelukan itu...upss!"

Hening seketika dan canggung menyapa kedua nya.

"Ehem.. Itu benar, ah sudahlah jangan di bahas lagi.."kata doyoung.

"Itu wajar jika kita seranjang kan?.. Apa kau marah?"

Doyoung menatap saera lalu fokus lagi ke jalanan tanpa menjawab pertanyaan nya.

Tbc

TTD: Istri Doyoung & Haechan

OUR MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang