11♡

173 17 0
                                    

Doyoung keluar dari kamar setelah selesai berpakaian dan dia sudah rapi mulai dari rambut sampai kaki. Ia mengedarkan pandangan nya ke dapur dan melihat sosok Saera sedang sibuk disana.

"Kau tidak perlu membuatkan ku sarapan.."kata doyoung.

Saera menoleh ke asal suara dan melihat tatapan dingin doyoung untuk nya di pagi hari.

"Aku hanya masak saja.. Kalau kau tidak mau makan itu pilihan mu.."kata Saera.

"Apa kau mencoba untuk mendapatkan simpati dari ku?"

"Simpati? Untuk apa?"

Doyoung tersenyum remeh.

"Aku tidak menyangka kau bisa berpura-pura lugu setelah mengambil kesempatan dalam kesempitan tadi malam.."

Saera memincingkan mata nya, tuduhan macam apa itu yang mengarah ke dirinya.

"Apa maksudmu?"

"Dengan alasan menggantikan pakaian ku pasti kau dengan tanpa izin melihat atau bahkan menyentuh tubuh ku dengan seenak mau mu kan!!"

"Jangan asal menuduh! Tuduhan mu itu tidak berdasar! Kau kira aku perempuan mesum? Jika aku ingin menyentuh tubuh mu pasti sudah ku lakukan saat malam pertama! Lain kali dipikir dulu.."celoteh Saera.

"Oh sekarang kau bahkan pandai berbohong!!"

"Ya ampun! Kau ini bodoh atau kepedean? Apa efek alkohol tadi malam masih ada?! Kenapa aku harus berbohong padamu! Yang mengganti pakaian mu itu taeyong, dan Tubuh mu saja tidak membuat ku tertarik!!"

Doyoung sebagai laki-laki yang rajin olahraga sampai mendapatkan otot dan bisep merasa terhina dengan kata-kata Saera yang tak tertarik dengan tubuh nya yang menurut ia sangat bagus.

Tadi malam Saera meminta satu hal ke taeyong untuk menggantikan baju doyoung karena tidak mungkin Saera yang melakukan nya.

"Sinting!"kata doyoung lalu pergi ke kamar nya.

Saera kaget karena di katain sinting.

"Oh astaga! Kenapa dia bisa seperti itu?! Ckckckck.. Ternyata dia sangat menyebalkan.."

Tapi Saera menyadari baru kali ini dia berbicara agak panjang dengan doyoung yang selalu irit mengeluarkan kata-kata.

Jam menunjukkan pukul 07.20, Saera sudah selesai masak sedari tadi. Doyoung juga sudah bersiap diri untuk pergi ke kantor.

"Ini..."Saera memberi sebuah bingkisan ke doyoung.

"Apa itu?"

"Bekal.."

Doyoung mendecih tak suka.

"Aku tidak perlu membawa bekal! Kau kira aku anak sekolahan?!"

"Ini bukan untuk mu tapi untuk lee taeyong.. Karena kalian satu kantor jadi ku fikir kau bisa membawakan bekal ini untuk nya.."

"Kenapa harus aku?! Kau kira aku kurir?!"

"Tidak juga sih, tapi apa salah nya bawakan bekal ini untuk taeyong.. Katakan dari aku ya.."

"Tidak"

"Eh, kenapa?"

"Karena aku tidak mau!"

Doyoung pergi begitu saja.

"Padahal kan dia bisa sekalian! Astaga! Dia itu ternyata pemalas sekali"gerutu saera.

Saera mendapat pesan dari bibi yoo yang katanya mau datang jam 09.00 nanti jadi tidak bisa karena ada pekerjaan mendadak di kediaman keluarga Kim.

OUR MARRIAGE Where stories live. Discover now