16♡

174 20 0
                                    

Sebelum pulang Saera menyempatkan diri ke rumah sakit untuk menjenguk Hanbi. Disana tidak ada siapapun jadi ia bisa menceritakan dan memperlihatkan video itu ke Hanbi.

"Chanyu perempuan yang baik.. Tapi aku tidak menyangka dia akan melakukan hal itu.."kata Hanbi.

"Bukti ini masih kurang, aku akan mencari bukti lainnya.. Dia sangat mencurigakan.. Apa dia memendam rasa ke kak gongmyung?"tebak Saera.

"Kalau sampai dia suka dengan suami ku maka aku akan memecat nya dan memenjarakan nya.."

Saera tertawa kecil mendengar ucapan Hanbi.

"Kak.. Cepat sembuh ya.."kata Saera.

"Iya..."Hanbi merasa ada yang aneh dengan raut wajah Saera. Seperti ada sesuatu yang dipendam.

Hanbi menyentuh tangan Saera dan menatap dengan penuh kasih sayang seperti memandang adik sendiri.

"Ada masalah ya?"tanya Hanbi.

"Hah?.. Eng..enggak.."jawab Saera.dia berusaha menutupi.

"Ceritakan saja, walau aku belum tentu bisa bantu setidaknya aku pendengar yang baik.."

Saera bimbang harus curhat atau tidak tapi dada nya serasa sesak.

"Manusia butuh tempat untuk mengeluarkan keluh kesah nya.. Aku siap jadi tempat curhat mu.."Hanbi meyakinkan.

Saera akhirnya mau setelah merasa nyaman. Dia menceritakan semua yang di pendam nya, soal pembuktian ke ibu nya, perilaku doyoung, perilaku ayah nya, dan semua nya sampai membuat Hanbi menetes kan air mata.

"Kenapa kakak menangis?"tanya Saera.

"Kenapa kau tidak menangis Saera? Kau pasti merasakan sakit di dada.. Kenapa tidak menangis?"tanya Hanbi.

"Jika aku menangis berarti aku lemah.. Aku tidak mau kelihatan lemah.."

Jawaban Saera sukses membuat Hanbi takjub.

"Kau perempuan yang kuat.. Aku salut padamu.."

Tanpa mereka sadari seseorang menguping pembicaraan mereka.

.

.

Skip rumah~~~

Betapa terkejut nya doyoung saat tau ibu nya mampir kerumah padahal hari sudah malam.

"Ibu ingin bicara dengan mu doy.."kata nyonya kim.

"Baiklah..."

Saera saat itu sedang mandi dan dia tidak tau kehadiran ibu nya doyoung.

"Ibu merasa kau dan Saera tidak berhubungan dengan baik.."kata nyonya kim. Tatapan nya seperti mengintimidasi doyoung.

"Hubungan kami baik bu.. Jangan khawatir.."

"Nak, jangan sia-sia kan seseorang yang merelakan hidup nya demi kebahagiaan mu.. Saera itu anak yang baik.. Tolong lupakan Daera dan mulailah hidup yang baru..."

Doyoung tidak mengerti kenapa ibu nya tiba-tiba saja membicarakan hal ini.

"Aku berusaha untuk melupakan Daera tapi.. Tapi wajah Saera mengingat kan ku akan Daera bu, itu sulit bagi ku untuk memulai hidup baru dengan nya!!"

Saera tak bermaksud untuk menguping pembicaraan itu tapi dia tak sengaja mendengar saat keluar dari kamar doyoung untuk pergi ke kamar nya.

"Wajah mereka memang sama tapi sifat dan kepribadian mereka tidak.. Cobalah untuk mencintai Saera... Buka pintu hati mu untuk nya.. Kau pasti bisa ibu percaya padamu doy.."

"Sudahlah bu, aku tak mau membicarakan hal ini.."

"Satu hal lagi! Ibu mau punya cucu dari mu dan Saera sebelum ibu mati!!"

"Ibu... Astaga.."doyoung tak habis pikir dengan perkataan ibu nya.

Setelah berdebat panjang lebar akhirnya nyonya kim pulang.

Aku harap kau mendengarkan ucapan ibu mu ini doy, Saera memendam sendiri rasa sakit dan sedih.. Untung saat itu aku tak sengaja mendengar cerita nya di rumah sakit jika tidak aku tak akan tau kesedihan nya..-nyonya kim.

Doyoung dan Saera pisah ranjang hari ini tapi Saera mengingat saran dan Hanbi saat di rumah sakit.

"Buat alasan apapun supaya kau dan doyoung bisa menghabiskan waktu bersama apalagi di malam hari, buat dia jatuh cinta padamu.."-Hanbi.

Tapi apa yang harus Saera lakukan supaya bisa bersama doyoung dimalam hari dan juga bagaimana cara nya membuat doyoung jatuh cinta pada nya.

Apa dia harus mabuk lagi supaya bisa tidur seranjang dengan doyoung, sebenarnya dia sudah mengingat apa yang terjadi malam saat ia mabuk dan meracau kan sesuatu tentang kejujuran hati nya.

"Ya sudahlah.. Apa salah nya mabuk untuk kedua kalinya.."gumam Saera.

Dia turun ke lantai satu dan menghampiri dapur. Saat mau membuka kulkas dan meraih soju tangan nya tiba-tiba ditarik dan pelakunya itu doyoung.

Doyoung menarik saera dan memojokkan nya ke dinding, terciuma bau alkohol yang menyengat di indera penciuman saera dan sudah sangat pasti doyoung sedang mabuk sekarang.

"Doy kenapa..."

mulut saera keburu dibungkam dengan mulut doyoung.

"Mmmppphhh..doy!!..doy!!.."saera mencoba untuk melepaskan diri dengan memukul dada doyoung tapi dengan sigap doyoung mengunci pergerakan nya.

"Daera..aku mencintaimu.."racau doyoung disela-sela ciuman panas mereka.

Mendengar ucapan itu hati saera meringis pedih. Jika dia menyerah sama saja seperti diperkosa oleh suami nya sendiri dan saera tak akan memberikan keperawanan nya ke orang yang tidak mencintai nya.

"Lepaskan..aku!!"saera mendorong doyoung dengan sekuat tenaga sampai doyoung tersentak ke belakang dan terjatuh ke lantai.

Doyoung pingsan begitu saja. Saera mencoba menetralkan nafas dan merutuki doyoung yang mencium paksa diri nya sampai bibir nya membengkak.

"Semoga kau ingat perbuatan mu malam ini, dan dengan senang hati aku akan memaki mu kim doyoung!!"gumam saera dengan keadaan kesal.

Saera meninggalkan doyoung yang terbaring di atas lantai, dia tak peduli doyoung akan tidur disitu atau tidak tapi beberapa menit kemudian saera turun sembari menggeret selimut.

"Setidaknya aku masih berbaik hati tak membiarkan mu mati kedinginan.. Aku ingin kau jadi milik ku tapi bukan begini cara nya.. Lupakan daera dan terimalah aku.."ucap Saera. Dia berharap doyoung akan mendengar ucapan nya.


TBC

TTD:Istri Doyoung & Haechan

OUR MARRIAGE حيث تعيش القصص. اكتشف الآن