17♡

164 19 2
                                    

Doyoung mengerjapkan kedua mata nya, disaat mencari kesadaran rasa sakit mulai menjalar ke tubuh nya kemudian terbangun saat menyadari dia tidak di kamar melainkan lantai dapur.

"Akkh.. Kenapa aku bisa tidur disini?"

Kepala nya begitu nyeri. Tak lama kemudian seorang perempuan mendekati nya dan tersenyum tipis.

"Selamat pagi.."sapa saera.

"Kenapa aku bisa ada disini?"

"Kau memilih untuk tidur disini.. Masa tidak ingat? Coba di ingat-ingat dulu"

Saera beralih ke atas meja untuk menuangkan air mineral.

"Minumlah"

Doyoung mengambil gelas itu dan meneguk air nya lalu beranjak ke kamar.

"Apa yang akan kau lakukan jika mengingat perbuatan mu malam itu?"gumam saera.

Saera memutuskan untuk membuat sarapan pagi.

.

.

Doyoung melepas pakaian sebelum masuk ke dalam kamar mandi lalu menghidupkan shower dan membiarkan air menerpa tubuh nya.samar-samar kejadian tadi malam menyapa ingatan nya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"gumam doyoung.

Ia melumuri sabun ke seluruh tubuh nya lalu shampoo untuk rambut nya. Ingatan yang hilang muncul seperti kaset rusak sampai akhirnya berputar mulus.

"Sial.."gerutu doyoung.

.

.

Dengan penampilan berkharisma dalam balutan jas doyoung menuruni anak tangga, wajah nya tampak datar namun benak nya bergerumuh.

Apa yang akan dia fikirkan tentang aku?.. Kenapa aku bisa menciumnya seperti itu?-Doyoung.

"Kau mau sarapan disini?.."tanya saera.

"Ah iya.."

Saera mengangguk lalu menyediakan sarapan yang ia buat.

"Nanti aku mau kerumah ibu mu.. Ada yang harus aku lakukan disana.."kata saera.

"Melakukan apa?"

"Euum.. Belajar membuat kue dengan ibu"sebenarnya itu hanya alasan yang dibuat-buat.

"Hmm baiklah.."

Mereka makan dengan suasana yang hening, saera menunggu permintaan maaf doyoung sementara doyoung sendiri tidak tau mau mulai dari mana.

"Ehem.. Seperti nya ada sesuatu hal yang ingin ku katakan padamu"kata doyoung.

"Ya?"

"Tentang malam tadi.. Maaf"

Saera melipat tangan didada menatap dingin doyoung.

"Kenapa malam tadi?"sengaja saera berpura-pura.

"Maaf aku mencium mu dengan kasar.. Aku terlalu banyak minum, mungkin aku sudah membuat perasaan mu sedih tapi sungguh bukan begitu niat ku.."

Melihat ketulusan dari raut wajah doyoung Saera jadi tak enak hati ingin memaki.

"Ada satu hal yang ingin ku perjelas.. Aku bukan Daera, aku saera.. Tolong jangan sama kan kami hanya karena wajah.. Aku tau kau mencintai kakak ku tapi kau harus bisa membedakan antara aku dan dia.."kata saera.

Mendengar itu doyoung terdiam. Ada rasa bersalah dalam diri nya saat menatap mata saera.

"Aku memaafkan mu.. Jika kau lakukan itu lagi maka aku tidak akan segan memukul mu"

OUR MARRIAGE Where stories live. Discover now