12♡

172 15 4
                                    

Mobil berhenti tiba-tiba membuat saera kaget.

"Hei, kenapa berhenti?"

"Keluar"kata doyoung tanpa menatap saera.

"Apa? Kau mau aku keluar dari mobil?"

"Ya, keluar sekarang!"

Saera bingung, kenapa dia harus keluar dari mobil doyoung.

"Kenapa aku harus keluar?"

"Kau tuli atau apa?! Keluar sendiri atau kau ku seret paksa!!"bentak doyoung.

Tak mau memperpanjang masalah saera keluar dengan perasaan dongkol.

Mobil doyoung melesat meninggalkan saera di pinggir jalan.

"Sial!"teriak saera.

Di dalam mobil doyoung menetralkan nafas, alasan ia begitu karena tak mau berlama-lama dekat dengan saera apalagi harus membawa nya ke kantor dan bertemu dengan karyawan yang hanya mengetahui kalau Daera lah nya menjadi istri nya.Sementara saera akhirnya pulang naik taxi.

.

.

.

On phone📞


nyonya shin menelfon saera.

"Halo bu?"

"Kau dimana?"

"Aku baru sampai dirumah, ada apa?"

"Datang ke kediaman shin sekarang karena ada hal yang ingin ku tanya kan.."

"Baiklah, aku akan kesana.."

Tut Tut Tut

.

.

Saera termenung memikirkan setelah sekian lama akhirnya ia akan menginjakkan kaki nya di rumah orang tua nya. Saera agak merasa gelisah, apa kedua orang tua nya merindukan diri nya atau tidak.

Sesampainya disana saera akhirnya masuk ke dalam rumah itu.

"Duduklah.."ucap nyonya shin yang sudah ada di ruang tamu.

Ternyata nyonya shin sudah menunggu saera.

"Hmm, apa kabar bu?"tanya saera mengawali pertemuan.

"Baik.."

"Senang bisa mendengar jika keadaan ibu baik-baik saja.."

Saera duduk tak jauh dari nyonya shin. Dia merasa sedikit canggung padahal nyonya shin ibu nya juga.

"Langsung saja karena aku tak suka berbasa-basi, kau pasti tau keberadaan Daera sekarang kan?"

Saera menatap ibu nya.kenapa harus membahas daera? Kenapa tidak menanyakan kabar nya atau sekedar mengobrolkan tentang kehidupan nya di jepang?.

"Aku tidak tau.."jawab saera.

"Jangan berbohong! Kau yang membantu dia melarikan diri waktu itu! Cukup katakan dimana dia dan kau boleh pulang.."kata nyonya shin dengan santai.

Hati Saera mendadak perih saat ibu nya tampak tak memperdulikan keberadaannya dan hanya memikirkan Daera, dia merasa sedih tapi berusaha tegar.

"Kenapa ibu peduli? Kakak memutuskan semua itu tanpa memikirkan keadaan ayah dan ibu tapi disini ibu mengkhawatirkan nya.. Kenapa ibu harus mencari keberadaan nya sementara dia tidak mengatakan atau sekedar memberi kabar kalau dia baik-baik saja..."kata saera.

"Karena dia anak ku!! Dia darah daging ku! Aku menyangi nya! Aku harus menemukan nya!!"bentak nyonya shin.

"Lalu aku? Aku anak mu juga kan? Aku darah daging mu juga kan? Apa ibu tidak merindukan ku? Apa ibu tidak merasa bersalah pada ku sekarang?"

Nyonya shin menatap tak suka pada saera.

"Kau anak ku tapi kenapa aku harus merasa bersalah padamu? Kau yang seharusnya merasa bersalah karena berani merebut tempat Daera yang seharusnya menjadi menantu keluarga Kim!!"suara nyonya shin meninggi.

"Aku tidak merebut tempat siapa pun! Dia yang memberikan tempat itu dan aku harus menerima nya demi harga diri kalian!! Demi nama keluarga shin agar tidak di permalukan di depan semua orang saat tau pengantin perempuan lari dari pernikahan nya!! Apa aku salah? Tidak! Aku tidak salah! Yang salah itu Daera!!"bentak saera yang sudah muak.

"Berani nya kau membentak ku dasar anak durhaka!! Kau juga tidak pantas menjadi menantu keluarga kim!! Kau tidak di cintai suami mu karena dia mencintai kakak mu!! Kau sangat tidak beruntung! Kau itu anak pembawa sial sejak kecil!! Selalu mengambil hak Daera dan sekarang kau mendapatkan karma nya!! Bagus jika kau bercerai dengan suami mu dengan begitu aku bisa menikahkan Daera!!"

Saera sudah tidak tahan dengan tuduhan yang keluar dari mulut ibu nya sendiri, percuma rasa nya jika dia mengatakan kebenaran karena ibu nya tetap menyalahkan diri nya.

"Terserah ibu mau bilang apa, yang jelas aku tidak bersalah!, aku juga tidak menginginkan pernikahan ini tapi karena ibu meremehkan ku maka akan ku pastikan kalau suami ku akan jatuh cinta padaku dan melupakan anak mu!!akan ku buktikan kalau aku anak yang beruntung dan tidak membawa sial!!"kata saera penuh penekanan dan kemarahan.

"Lakukan apa yang mau kau lakukan dan aku akan melakukan apa yang mau ku lakukan!! Daera akan mengambil posisi nya kembali!!"

"Tidak akan ku biarkan!!"

Saera langsung pergi meninggalkan rumah dengan suasana hati kesal dan marah.

.

.

Malam tiba, doyoung tidak pulang ke rumah melainkan ke rumah sakit untuk mengunjungi hanbi.Syukur lah Hanbi sudah sadarkan diri.

"Dimana adik ipar?"tanya hanbi ke doyoung.

"Dirumah.."

"Kalian tidak datang bersama?"tanya nyonya kim.

"Tidak, aku langsung kesini selepas pulang dari kantor.."

"Ouh, ya sudah.."

Tak lama kemudian saera datang sendiri. Doyoung hanya menatap sekilas sebelum akhirnya fokus ke ponsel nya. Di rumah sakit hanya ada doyoung, nyonya kim dan saera.

"Kak bagaimana keadaan mu?"tanya saera.

"Lumayan tapi denyut rasa sakit di jidat masih terasa.."

"Semoga lekas sembuh, lain kali hati-hati kalau mau turun tangga.."

"Aku berhati-hati tapi aku merasa ada seseorang yang mendorong ku..cukup kau saja yang tau ya.."bisik hanbi ke saera seakan hanya saera yang harus tau.

Mata saera membulat kaget.

"Apa itu benar? Ayah, ibu dan kak gongmyung berhak tau.. Ini bukan kecelakaan tapi percobaan untuk membunuh mu kak, ini masalah serius.."kata saera.

"Aku belum yakin pasti itu benar atau tidak.. Aku hanya merasakan nya saja, seperti nya masalah ini jangan di bicarakan dulu aku hanya tidak mau membuat kehebohan.. Kalau kau bisa cari tau secara diam-diam.."

"baik kak, serahkan padaku.. siapa tau aku bisa menemukan sesuatu.."

Dikarenakan gongmyung dan bibi yoo sudah datang saera dan doyoung pulang ke rumah.



TBC

TTD: Istri Doyoung & Haechan

OUR MARRIAGE Where stories live. Discover now