49♡

67 7 2
                                    

Melihat ada Daera di butik membuat doyoung menjaga sikap dan pandangan nya. Ia tak ingin mendapat masalah jika harus berhubungan dengan Daera. Disisi lain Nyonya Kim dan Hanbi terus menatap sengit Daera yang tidak tau malu menampilkan senyuman nya.

"Doyoung kau sampai kemari untuk apa?"tanya Daera.

"Tentu saja dia datang untuk menemui istri nya, kau salah paham kalau mengira dia datang untuk menemui mu.. Setidaknya kau punya rasa malu untuk tidak mengira hal itu akan terjadi"kata Nyonya Kim.

Doyoung tidak ingin ada perdebatan di antara wanita-wanita ini. Dia menarik Saera pergi agar tidak ikut bertengkar.

Melihat Saera yang dibawa pergi membuat Daera berdecih kesal, sementara Hanbi dan nyonya kim ingin sekali menertawakan Daera.

"Kenapa kau hadir lagi dalam kehidupan anak dan menantu ku? Sungguh tidak tau malu!"sindir nyonya kim.

"Ayo Ibu kita pergi, jangan habiskan waktu untuk membicarakan hal yang tidak baik disini"kata Hanbi.

Hanbi dan nyonya kim pergi ke lantai 2 untuk melihat-lihat gaun lagi dan meninggalkan Daera yang berusaha untuk sabar tidak mengamuk karena cukup kesal.

"Kalian bertingkah seolah aku adalah hama.. Menjijikkan! Kalian bahkan lebih buruk dari ku!"gumam Daera.

Disisi lain doyoung membawa Saera ke tempat lain.

"Kenapa membawa ku pergi? Kau takut apa?"tanya Saera.

"Aku tidak takut apapun, hanya saja lebih baik menghindar dari pada harus bertengkar"kata doyoung.

"Kau pikir aku akan kalah dari Daera?"tanya Saera.

"Hah? Tidak.. Aku tidak berfikir seperti itu, jika kau berkelahi dengan nya sudah pasti kau yang menang"kata doyoung.

"Ya itu benar tapi tidak mungkin jika aku harus berkelahi dengan Daera.. Mau bagaimana pun dia kakak ku juga.. Hanya saja aku tidak tau kenapa dia bersikap seperti itu"kata Saera.

"Sudah jangan dipikirkan lagi, aku disini untuk menemani mu mencari gaun pesta.. Lebih baik kita pergi ke lantai dua"doyoung membawa Saera ke lantai dua.

Dilantai 2 Saera mencari gaun-gaun cantik dan anggun. Doyoung akan memberi nilai tapi dia tidak setuju kalau Saera memilih gaun yang terlalu terbuka atau terlalu seksi.

.

.

.

Skip rumah ~~~

Setelah pulang dari butik doyoung mengantar Saera pulang. Diperjalanan mereka bertengkar karena gaun yang di pilih Saera tadi bahkan saat sampai di rumah pun mereka berdua masih berargumen tentang gaun yang di pilih Saera.

"Gaun itu cantik dan aku suka!"kata Saera.

"Iya aku tau itu cantik tapi terlalu terbuka"kata doyoung.

"Kenapa hal itu harus di per masalah kan? Kau mau aku memakai gaun tertutup untuk acara pesta?! Harus tertutup seperti apa hah?!"ketus Saera.

"Ya setidak nya tidak menampilkan bahu dan paha mu!"omel doyoung.

"Sayang.. Gaun itu tidak seksi yang seksi itu gaun lingerie malam yang aku pakai untuk tidur atau untuk dinas malam bersama mu!"kata Saera.

Doyoung membelalakkan kedua mata nya, yang Saera katakan ada benar nya juga.

"Ya itu benar tapi.."ucapan doyoung terpotong.

"Kau tidak ingat kata ibu tadi? Ibu bilang istri sah harus lebih cantik dan seksi dari pelakor! Ibu saja setuju aku memakai gaun itu lalu kau? Kau tidak mau aku lebih cantik dari pelakor? Atau kau lebih memilih pelakor nya yang lebih cantik dan seksi dari aku?!"omel Saera.

Doyoung kalah telak, kini dia hanya terdiam sembari merenungkan perkataan Saera.

"Kau menang"kata doyoung dengan ekspresi mengalah.

Saera memeluk doyoung dan pelukan nya di balas dengan erat.

"Jangan khawatir.. Tubuh ku hanya untuk mu saja"bisik Saera.

Doyoung tersenyum malu.
"Kalau begitu tunjukkan pada ku sekarang"balas doyoung dengan berbisik juga.

Saera langsung melepaskan pelukan nya dan menatap tajam doyoung.

"Kau harus kembali bekerja, pergi sana!"usir Saera, padahal dia hanya malu.

"Baik aku akan pergi, tapi malam nanti jangan lupa pakai baju dinas nya ya"kata doyoung dibarengi wink.

"Eummm.. Tidak janji!!"kata Saera lalu ia berlari masuk ke kamar dan mengunci kamar nya agar doyoung tidak bisa masuk.

Diluar doyoung berteriak.
"Aku tunggu nanti malam, kalau perlu jangan pakai apapun"teriak doyoung.

"Dasar mesum!!"teriak Saera dari dalam kamar.

Doyoung tertawa kecil karena merasa lucu saat Saera sedang malu saat digoda oleh nya. Setelah itu doyoung kembali ke kantor nya.

.

.

.

Skip malam~~~

Saera tidak sengaja bertemu dengan taeyong di toko kue. Malam ini Saera ingin sekali memakan kue di toko biasa ia pergi membeli kue dan disana ia bertemu dengan taeyong.

"Oppa!"teriak Saera.

Taeyong merasa ada yang berteriak jadi ia menoleh dan mendapati ada Saera di sekitar toko.

"Saera? Kau disini, sama siapa?"tanya taeyong.

"Sendirian.. Doyoung mana?"tanya Saera.

"Dia masih di kantor, pekerjaan nya menumpuk jadi belum bisa pulang.. Aku disini membelikan dia kue dan kopi untuk makan malam"jelas taeyong.

"Ouh begitu.. Tapi toko ini lumayan jauh dari kantor, kenapa bisa beli disini?"tanya Saera.

"Kalau boleh jujur kue disini dan minuman nya lebih enak dari pada di toko lain.. Jadi aku bela-belain beli disini"kata taeyong.

Saera mangut-mangut mengerti, setelah pesanan mereka berdua datang dan sudah dibayar mereka berdua pun keluar dari toko.

"Kue ini enak banget, cream nya paling juara"kata taeyong sambil makan salah satu roti kesukaan nya.

Saera menahan tawa saat ada sisa cream di sudut bibir taeyong.

"Oppa itu disudut bibir mu ada cream..hahaha lucu"kata Saera. Dia menunjuk ke arah cream itu berada.

Taeyong merasa malu, bagaimana bisa ia makan seperti anak kecil bahkan ia ditertawakan Saera. Dia langsung membersihkan sudut bibir nya dari cream kue itu.

"Kau mau?"tawar taeyong.

Saera mengangguk karena kue yang di makan taeyong terlihat menggiurkan.

"Buka mulut mu..aaaaa"kata taeyong.

"aaaaa...hmmmm..enak"kata Saera, bahkan mata nya sampai melotot.

Kedekatan mereka seperti kakak adik tapi beda lagi jika orang lain yang melihat nya, mereka pasti akan mengira jika Saera dan taeyong memiliki hubungan terlarang.

"Waahh.. Jadi begini ya, so sweet sekali kalian.. Saera, kau membuka peluang ku"


TBC

TTD: Istri Doyoung & Haechan

OUR MARRIAGE Where stories live. Discover now