43

61 15 1
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

43
Perebutan

"UUOOOGHHHH!"

Jeritan di belakang membuatku buru-buru menurunkan lengan baju. Ketika aku menoleh tawa kecil tak tertahankan saat melihat wajah teman-teman sekelasku yang tidak terbiasa dengan kecepatan terbang mereka. Yah, memang cepat. Mereka bahkan bisa mendahului burungku.

"Ara ara~ Kalian berhasil, rupanya," gumamku. "Tori-san, jangan kalah dari manusia, lindungi harga dirimu."

Sayap gelap itu kembali menyempit saat kami menukik turun. Kelompok Midoriya berhasil menubruk villain pesulap yang terkaget-kaget dengan pengejar yang tidak terduga itu. Mereka akan menabrak tanah dengan keras jika aku tidak berhasil membuat sulur-sulur bayangan untuk menahan laju jatuh mereka.

Aku tidak peduli dengan villain itu, tapi sepertinya akan gawat kalau teman sekelasku menghantam tanah. Bagaimana kalau Midoriya semakin sekarat? Atau bagaimana kalau Shouji pingsan? Aku harus memilih menggendongnya atau Midoriya. Yang terburuk, bagaimana kalau Todoroki pingsan? Kemungkinan menang kami akan menyerempet 0.

Mataku melebar saat melihat villain ber-quirk api yang berdiri tenang dan memandangi dengan tajam. Tangannya terjulur dan aura percaya diri gilanya masih kental. Melihatnya membuatku kembali teringat akan luka bakar yang parah di tangan kiriku, denyutannya semakin terasa hingga kendali quirkku goyah.

Aku meringis saat mendengar suara dentuman di bawah sana terdengar, sepertinya sulurku lenyap tiba-tiba dan orang-orang yang tidak siap itu tidak berhasil menjejak dengan baik. "Maaf, Semua."

"Tuan, kamu mundur dulu." Si quirk api biru itu membuka suara, yang disahuti dengan villain pesulap yang buru-buru mundur.

Api.

Melompat turun, burung bayanganku memasang badan di depanku dan yang lain. Sayap-sayapnya terentang, menghalangi sebagian besar kobaran api mematikan itu. Meski beberapa percikan api tetap berhasil menembusnya dan berhasil melukai Shouji.

Villain yang sepertinya punya kepribadian ganda muncul di belakang dan disambut dengan es dari Todoroki yang sayangnya berhasil dihindarinya di detik-detik terakhir.

"PANAS!" keluhnya saat terjungkal karena es.

Si cewek gila menyerang dengan alat semacam suntikannya. Dia melompat dengan cepat, mengayunkan pisau dengan mengancam. Dia seperti karakter yandere di otome game kesukaan Ran dan seperti yang kuduga, aku membenci sifat semacam itu.

"Namaku Toga, loh, Izuku-kun! Sebenarnya tadi aku sedang berpikir kalau kamu akan terlihat lebih imut saat terluka parah!" kekehnya riang saat menekan tubuh babak belur Midoriya ke tanah.

"Haah?!"

"Minggir, Yandere-san." Sulur bayangan melilit kaki gadis yang terperangah, melemparnya menjauh dari Midoriya.

Di sudut mataku, terlihat si pesulap dan si api biru sedang berbicara tentang Bakugo yang berhasil mereka tangkap. Mataku menyipit saat melihat si Pesulap merongoh kantung mantelnya dan terdiam.

Shouji berlari mendekati kami. "KALIAN BERTIGA LARI! Jika dilihat dari gerakanmu tadi, aku mengerti. Walaupun tidak mengerti tentang quirk-mu, tetap benda yang kamu masukkan di kantongmu tadi. Kedua bola ini pasti adalah Bakugo dan Todoroki, kan, Tuan Pesulap?"

Aku mengerutkan kening pada tangan Shouji yang terkepal. Perasaan tidak enak muncul dan aku hanya bisa menghela napas pada antusiasme Midoriya.

"Shouji!" seru Midoriya senang.

"Aduh! Hebat juga, bisa tau dalam sesingkat ini... Benar-benar orang bertangan 6 yang hebat! Hebat sekali dalam melakukan hal seperti ini!" Tuan Pesulap yang bertepuk tangan tidak membantu dalam mengusir perasaan tidak enak yang menggangguku ini.

ShadowWhere stories live. Discover now