33

167 34 0
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

33
Ujian

Waktu tersisa sebelum ujian: 1 minggu.

Pembicaraan tentang ujian di kelas 1-A semakin sering, rasanya tiada hari tanpa topik ujian. Aku duduk di kursiku, merapikan catatan sejarah yang belum sempat kurapikan tadi malam. Persiapanku yang termasuk lancar selama ini cukup membuat rasa percaya diriku naik.

"AKU SAMA SEKALI BELUM BELAJAR! AKU TIDAK AKAN BERHENTI BELAJAR SEANDAINYA TIDAK ADA FESTIVAL OLAHRAGA DAN PKL!!!" Kaminari [21/21] meraung panik, tampak sangat putus asa.

"Ahahahaha~" Ashido [20/21] yang di sebelah pemilik quirk listrik itu tertawa pasrah, wajahnya pucat pasi seperti orang sakit.

"Benar juga sih..." Tokoyami [15/21] mengangguk, menyetujui perkataan Kaminari.

"Ujian mid semester kita dulu memang tidak mencangkup banyak materi pelajaran sebab kita baru masuk, tapi sekarang..." kata Sato [13/21] pada Koda yang duduk berhadapan dengannya. "Acara maupun kegiatan sekolah kita memang banyak, tapi ujian semester kita tetap saja akan berbeda dengan ujian mid semester yang lalu."

Koda [12/21] yang pemalu hanya mengangguk pada perkataan Sato.

Mineta [10/21] duduk di kursinya dengan tangan menumpu kepala dan wajah sombong melihat kepanikan teman sekelasnya menghadapi ujian. "Yah, kenyataan bahwa ada ujian praktik memang sulit, ya."

Dari kejauhan, aku melihat Kaminari dan Ashido sudah menahan amarah. Teman perempuanku dengan warna kulit unik menunjuk si mesum berambut anggur jumbo itu dengan penuh amarah.

"PADAHAL KUKIRA KAU SALAH SATU DI ANTARA KAMI!" seru Ashido, terus menununjuk-nunjuk Mineta yang masih tersenyum sombong.

Kaminari mendukung perkataan teman di sebelahnya. "SEHARUSNYA ORANG SEPERTIMU ITU BODOH! SEKARANG MANA ADA YANG MENYUKAIMU?!"

"Entahlah, seluruh dunia mungkin." ejek Mineta.

"Ayo berjuang bersama!" Midoriya [4/21] tersenyum ramah. "Aku sangat ingin pergi liburan bersama semuanya!"

"Benar sekali!" sahut Iida [2/21].

"Rajin masuk saja cukup membuat nilai kalian tetap bagus." kata Todoroki [5/21].

Aku tertawa pelan saat melihat Kaminari memasang wajah tersakiti. Yah, ujian selalu membawa keputusasaan tersendiri apalagi jika tahu nilainya di ujian sebelumnya mengkhawatirkan. Tapi tidak ada yang bisa dilakukan selain belajar dan kalau nekat, bisa nyontek saja.

"Kaminari-san, masih ada seminggu," Aku mendongak dari catatanku. "Itu cukup untuk mengingat garis besar materi."

"Oh, (Y/n)... Kemarin kamu peringkat 6, ya?" Jiro [8/21] berdiri di samping mejaku.

Aku menoleh ke arah Jiro dan mengangguk. "Aku benar-benar bersyukur, itu lebih baik dari perkiraanku."

Yaoyorozu sebagai juara kelas menawarkan bantuan, ia memang baik. Meski yang diajak adalah Kaminari dan Ashido yang terus mengeluh sedari tadi, Jiro yang selalu gagal di fungsi kuadrat, Sero [18/21] yang butuh bantuan di sastra klasik, dan Ojiro [9/21] meminta bantuan Yaoyorozu secara khusus.

"Tentu saja boleh!" Yaoyorozu menjawab dengan penuh semangat.

Di sisi lain kelas, secara mengejutkan Bakugo [3/21] mengajukan diri untuk mengajari Kirishima. Entah terlalu putus asa atau bagaimana, si rambut merah itu menyetujuinya tanpa ragu.

Ketika istirahat, aku pergi bersama Uraraka dan Asui karena Jiro tiba-tiba tampak sangat termotivasi untuk belajar. Sebenarnya aku juga ingin menemani temanku itu belajar, tapi aku belum sempat sarapan karena ibu sedang pergi dan aku bangun terlalu siang untuk menyiapkan sarapan.

ShadowWhere stories live. Discover now