09

348 46 2
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

09
Permusuhan Kelas Lain

Esok harinya.

Terduduk di meja dengan lelah. Aku ingat kejadian kemarin dan kekhawatiran ibu yang berlebihan. Nyaris saja aku diseret ke rumah sakit meski sudah dibilang aku hanya mimisan karena penggunaan quirk yang berlebihan dan lecet-lecet sedikit.

Bahkan hari ini aku nyaris tidak diperbolehkan ke sekolah, untung saja ayah berhasil bernegosiasi dengan ibu. Jadinya aku diperbolehkan ke sekolah, meski selama seminggu aku akan diantar-jemput di stasiun oleh ibu yang masih terlalu khawatir.

Setelah keributan dari Iida, pintu terbuka. Aku melongo saat melihat wali kelasku yang terluka parah kemarin melangkah masuk dengan penampilan yang membuatku nyaris tertawa. Itu seperti kostum mumi saat halloween yang dipakai anak-anak di sekitar rumahku yang mendatangi rumah meminta permen.

Menutupi wajah yang nyaris tidak bisa mengontrol ekspresi, aku mati-matian menahan tawa. "Pfft... Kayak cosplay jadi mumi..."

"Pagi." sapa Eraser head dengan suara lelah seperti biasa.

"Aizawa-sensei, anda sudah kembali?! Pro banget!"

Itu tidak ada hubungannya. Dengan luka seperti itu, sih, mendingan istirahat saja. Siapa dokternya hingga ia diperbolehkan pergi? Tidak, meskipun boleh pergi, orang normal juga tidak akan mau. Oh ya, aku lupa! Wali kelasku itu, kan, tidak normal.

"Tidak perlu khawatir. Sebab pertempuran masih belum berakhir untuk kalian."

Perkataan itu membuat bisik-bisik rendah dari sekelas. Bahkan Mineta sudah overthinking tentang kedatangan villain lainnya.

"Anak-anak, festival olahraga Yuuei akan segera dimulai!"

Festival olahraga setelah serangan itu? Memang hanya satu kelas yang diserang, jadi alasan untuk membatalkannya tidak ada. Apalagi dengan acara ini diminati banyak orang, bahkan sebagai pengganti olimpiade, rasanya tidak mungkin bisa digagalkan semudah itu. Lalu, ini sangat berguna bagi murid untuk menarik perhatian pro-hero.

Festival olahraga membuat teman sekelasku benar-benar bersemangat. Antusias mereka masih terasa meski sudah berusaha ditahan selama kelas berlangsung. Setelah Cementos keluar dari kelas, antusias langsung membuncah.

Jiro mengajakku ke kantin ketika tiba-tiba Uraraka mendekat. Wajahnya berkerut serius. Ia meninju udara di depan wajahku dengan penuh semangat. Meski tahu tidak akan kena, aku tetap melangkah mundur karena refleks.

"Jiro-chan! Kagehira-chan! Aku akan berjuang!"

Jiro mengangguk kaku. "O-Oh... Ya!"

"Ara ara~ Berjuanglah, Uraraka-san!" Aku mengangguk, tersenyum pada sosok gadis yang berlari ke arah Kirishima dan Sero.

"Ada apa dengannya?" bisik Jiro.

"Mungkin berhubungan dengan tujuannya menjadi hero," jawabku. "Bagaimana kalau ke lunch rush sekarang? Aku lapar."

Seperti biasa, Lunch Rush sangat ramai. Aku memesan omurice dan duduk di hadapan Jiro yang sudah mendapat makananya dari 3 menit yang lalu. Obrolan yang keras membuat kami tidak bisa mengobrol dengan bebas.

"Band kesukaanku mengeluarkan album baru. Mau dengar?" tanya Jiro.

"Kamu sudah membelinya?"

ShadowWhere stories live. Discover now