08

367 59 0
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

08
Nomu

Aku tidak tahu. Entah jaraknya yang jauh atau lari kami yang lambat, rasanya seolah kami tidak pernah sampai ke area pusat yang kondisinya semakin tidak terkendali. Dengan kupu-kupuku yang berkurang banyak akibat terkena serangan nyasar, tidak banyak informasi yang bisa kuterima.

"Todoroki-san! Ke sini, lebih cepat lewat sini." Untung saja masih ada beberapa kupu-kupu yang membuatku bisa mengambil jalan tercepat meski harus berhadapan dengan villain, tapi itu tidak masalah karena Todoroki benar-benar membekukan mereka dalam sedetik.

"Bagaimana kondisi di sana?" tanya Todoroki sambil membekukan sekelompok villain yang hendak menyerang.

"Aku tidak tahu," jawabku sambil menendang seorang villain ke samping. "Kupu-kupuku yang di sana sudah hancur semua."

Kelompok besar villain melompat entah dari mana, mengepung dan memasang wajah sok seram yang sama sekali tidak mengintimidasi. Aku menghela nafas, mengasihani mereka yang akan berakhir menjadi patung es karena Todoroki.

"Hei, hindari cowok itu! Kita serang yang cewek saja!" seru seorang pria dengan rambut mohawk.

Kenapa aku?!

Perkataan pria itu dituruti yang lain, Todoroki ditahan beberapa villain yang dengan gesit menghindari es. Sisanya mengepungku dengan senyuman menang yang membuatku tergoda untuk mencabik-cabik kepercayaan diri mereka itu.

Secara refleks aku melakukan split demi menghindari sabetan katana seorang pria dengan wajah muram. Menggunakan tangan sebagai tumpuan untuk memberi tendangan memutar yang membuat villain di sekitarku terpelanting.

Melompat berdiri, aku meringis saat melihat masih banyak yang harus kulawan. Membuat anjing yang besar, kubiarkan mereka menggigit beberapa kaki dan menyeretnya menjauh.

Mengambil katana pria tadi, aku memasang kuda-kuda yang pernah kupelajari di klub kendo saat masih kecil. Menahan beberapa pisau, memutarnya hingga jatuh dengan bunyi dentang pelan. Menendang seorang gadis yang mengacungkan pisau, membuatnya mundur dan menabrak beberapa villain mutan.

Aku berhasil menghindar dari serangan belakang di detik-detik terakhir, memukul leher orang itu sekuat mungkin dengan gagang katana. Menendangnya ke kerumunan para villain yang menunggu celah untuk menyerang.

"Tch!" Aku melompat, menghindari villain yang berhasil merebut katanaku.

Sambil mendarat, kukirimkan tendangan di punggung seorang pria berambut pirang yang membuatnya menjatuhkan teman-temannya. Saat melompat untuk menghindari serangan dari dua sisi, aku mencengkram leher dua orang itu dan membenturkan wajah mereka sekeras mungkin.

Saat mendarat dan segera menegakkan diri untuk bersiap serangan selanjutnya, aku mengerjap saat melihat sisa-sisa villain sudah menjadi patung es semua. Berbalik, terlihat Todoroki yang berdiri dengan asap dari tubuhnya.

"Ara ara~ Arigato..." kataku sambil mendekatinya. "Kamu tidak apa? Tanganmu gemetaran tuh."

"Ya, abaikan saja," Todoroki mengalihkan pandangan. "Ke mana arahnya?"

Pertanyaan itu membuatku sadar bahwa kami masih harus pergi ke area pusat yang penuh villain yang lebih berbahaya dari yang sudah kami kalahkan.

ShadowWhere stories live. Discover now