28

149 31 0
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

28
Hosu

Perjalanan ke Hosu bahkan tidak mencapai 1 jam. Ketika tiba di stasiun, aku hanya bisa melongo saat melihat kondisi kota yang benar-benar parah. Jeritan memecah keheningan malam, kepanikan membuat sesak, api terlihat berkobar di beberapa bagian. Jujur saja, ini mengingatkanku akan malam itu di jembatan. Hanya saja, perbedaannya ada di monster bernama nomu yang berkeliaran di jalanan.

"Makhluk itu-" Fragile tercekat.

"Nomu, itu yang menyerang USJ." ungkapku.

Fragile menoleh dan aku pertama kali melihat raut wajahnya yang seserius itu. "Lakukan apa yang menurutmu benar. Izin menggunakan quirk diberikan."

"Dimengerti." Aku mengangguk.

Berpisah dengan Fragile, aku membuat burung yang membawaku terbang menyisir gedung-gedung. Beberapa kupu-kupu terbang dari bayanganku, menjelajah untuk mencari tanda-tanda rakyat sipil yang masih di zona bahaya. Beberapa kali aku berhasil meraih sipil yang dikejar oleh nomu atau terjebak di bangunan, membawanya ke barisan evakuasi yang mengular dan tampak tidak berkurang sedikit pun.

Dari ketinggian, kota ini semakin membuatku prihatin. Begitu banyak kerusakan terjadi dan aku tidak bisa memikirkan sebesar apa trauma para penduduknya. Belum lagi kerugian material yang jelas sangat menguras dana.

Drrt...

Tahu tidak profesional bagi seorang hero untuk membuka ponsel di tengah jam tugasnya, aku tetap mengeceknya karena getaran ponsel itu membawa perasaan tidak enak untukku. Sambil menangkap seorang anak SD yang jatuh dari ketinggian, aku membuka pesan yang baru masuk.

Lokasi? Midoriya mengirimkan lokasi?

Posisiku agak jauh, sih... Tapi, Midoriya mengirimkan lokasi tanpa pesan lanjutan lagi. Bukankah itu artinya ia sedang terburu-buru?

Menurunkan anak itu kepada ibunya yang panik di tengah barisan evakuasi, kubalas lambaian tangan anak itu. Tersenyum pada ibunya yang terus membungkuk, menggumamkan terima kasih tanpa henti di tengah isakannya yang terdengar jelas.

"Itu tugasku," kataku. "Tolong berhati-hati dan ikuti kata petugas. Anda akan baik-baik saja dengannya."

"Terima kasih... Terima kasih... Terima kasih, Hero..."

Mengangguk untuk terakhir kali, aku berbalik dan mengarahkan burung bayangan terbang ke arah lokasi yang dimaksud. Kupu-kupuku terbang ke sekeliling kota, tidak ada satu pun yang berada di sekitar titik lokasi yang Midoriya kirim. Sambil terus mencari orang yang membutuhkan bantuan, kukirimkan titik lokasi itu ke Fragile dan berharap ia membacanya, meski tentu saja itu bahkan tidak pantas diharapkan.

Lokasi yang dikirimkan Midoriya berada di gang kecil, sempit dan gelap. Bertarung di tempat seperti itu menguntungkan dan merugikanku sekaligus. Lalu, gang seperti ini membuatku khawatir dengan pola si Hero Killer yang menunjukkan bahwa aksinya selanjutnya masih di Hosu dan tempat seperti ini adalah style-nya.

Terbang tinggi, aku tidak berani mengambil jarak terlalu dekat dengan tanah. Lebih baik mengamati kondisi dulu, bisa gawat kalau main ikut campur. Jika semuanya terdesak, tidak akan ada yang bisa memanggil bantuan.

Mataku melebar saat melihat kondisi di gang yang sangat... memilukan. Iida dan seorang pro hero yang sepertinya adalah Native tergeletak di tanah, tidak bergerak tapi aku cukup yakin mereka masih bernapas. Midoriya dan Todoroki berdiri, tampak berdarah-darah. Tidak jauh dari mereka ada villain yang dikenal dengan Hero Killer: Stain.

To: Fragile
Hero Killer di lokasi itu.

Haruskah aku memanggil pro hero? Tapi, kondisi di sini sangat mendesak. Nomu masih banyak dan evakuasi belum 100% sehingga bantuan tidak bisa dikerahkan dalam waktu cepat.

ShadowWhere stories live. Discover now