38

91 27 0
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

38
Uji Nyali

"Nah... Perut sudah terisi dan cucian piring sudah beres waktunya..."

"UJI NYALI!!!"

Aku tertawa pelan pada antusiasme berlebihan teman sekelasku yang lain. Aku tidak bisa menemukan keseruan dari uji nyali. Apa yang menyenangkan dari berjalan di tengah hutan, tengah malam, dikerubungi nyamuk dan serangga lain? Tidak hanya itu, kamu akan ditakut-takuti. Kenapa orang suka dan menanti untuk ditakut-takuti?

"Sebelum itu, sebenarnya aku tidak tega bilangnya, tapi untuk anak-anak yang remedial..." Perkataan Eraser Head membuat suasana menjadi tidak enak, terutama untuk mereka yang paling berusaha keras di darmawisata ini. "Harus belajar bersamaku lagi... Sekarang juga."

Hancur. Dilihat dari wajah anak-anak yang remedial, aku sudah tahu bahwa semangat dan perasaan mereka hancur. Ekspresi yang dibuat membuatku merasa kasihan dan agak bersalah.

"TIDAK MUNGKIN!!!"

Eraser Head melilit semua anak remdial yang memberontak dengan perbannya, menyeretnya pergi tanpa belas kasihan. "Iya, iya... Memang tidak enak rasanya, tapi latihan kita kemarin masih jauh hasilnya dari yang kita harapkan. Itu artinya kita harus mengulanginya lagi."

"WAAAH! TOLONG AKU! SETIDAKNYA BIARKAN AKU MAIN SEKALI SAJA!"

Melihat anak-anak remedial berontak hingga menangis, rasa iba tidak tertahankan. Aku mengalihkan pandangan dan membekap mulut. Jeritan penuh derita mereka membuatku menggeleng lemah.

"Ara ara~ Kasihan sekali..."

Setelah hal menyedihkan itu berlalu, Pussycat menjelaskan teknis uji nyali. Sementara kelas A berkeliling hutan, kelas B bertugas untuk menakut-nakuti. Kami akan dibagi menjadi kelompok dua orang dan setiap kelompok akan masuk selang 3 menit. Kisaran waktu yang diperlukan untuk mengeliling lintasan adalah 15 menit. Sebagai bukti bahwa kami tidak curang, kami harus mengambil kartu nama yang ada di tengah lintasan.

"Bergerak di tengah kegelapan..." gumam Tokoyami.

Aku menoleh dan tersenyum lemah pada cowok berkepala burung yang terus menggumamkan hal-hal berbau gothic. Dia sepertinya sangat menyukai tema gothic, entah sudah berapa belas kali ia menggumamkan hal-hal gloomy semacam itu.

Meski yang menakut-nakuti tidak boleh menyentuh secara langsung, penggunaan quirk diperbolehkan. Bahkan ada pemenang dalam uji nyali ini, yaitu kelas yang tidak hanya menggunakan kreativitas mereka dengan sebaik mungkin tapi juga kelas yang bisa membuat orang pipis di celana karena ketakutan.

"Menjijikan..." gumam Jiro.

Aku mengangguk pelan. "Uhn... Lalu, kenapa semuanya dijadikan perlombaan? Aku tidak mengerti..."

"Begitu rupanya! Dengan memojokkan kami satu sama lain, kami dapat mengasah kemampuan kami! Dan hasilnya, mencapai lembaran baru dengan quirk kami! YUUEI MEMANG HEBAT!" seru Iida penuh semangat.

"Bukankah dia terlalu menganggap tinggi uji nyali ini?" bisik Jiro.

"Ketua kelas kita hanya menjadi dirinya sendiri," kekehku. "Kupikir kamu sudah terbiasa."

ShadowWhere stories live. Discover now