22

173 39 0
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

22
Hiduplah

Arus panik mereda. Hampir semua orang menghentikan langkahnya, mendongak untuk melihat 2 hero bertarung dengan orang gila yang menonton kericuhan dengan bahagia. Tidak ada yang menyadari satu orang yang menghilang dari medan pertarungan itu, terlalu sibuk menonton adu serang yang cukup intens. Pria yang tadi mengalihkan pandangannya entah pergi ke mana, mungkin berbaur dengan keramaian demi menghindar dari pertarungan.

(Y/n) berdiri, masih mencengkram pembatas jembatan dengan erat. Ia memandangi pertarungan itu dengan tegang, mengeluh setiap kali melihat tubuh kedua orang tuanya terbanting mundur. Ledakan masih terjadi, memekakkan telinga dan membuat gadis itu meringis.

Ia membelalak saat melihat Papanya dilempar ke arah sungai. Gadis itu memelototi sungai yang berarus deras dengan ngeri. Senyuman lebarnya muncul saat melihat bayangan kembali membentuk sosok Papa yang terhuyung-huyung.

"SUDAH CUKUP! HERO... HERO INI... MENYEBALKAN SEKALI! KENAPA KALIAN SELALU MENGGANGGU KESENANGAN, SIH?!"

Gadis kecil bersurai ungu itu mengeratkan genggamannya. Ia memandang villain gila itu dengan ketakutan. Suara keras dan nada marah itu membawa gelombang firasat yang mengkhawatirkannya.

"Tidak... Mereka tidak cukup..." Sebanyak apapun (Y/n) ingin membantah gumaman massa itu, kenyataannya sesuai. Orang tuanya sudah terbanting berkali-kali karena ledakan dan semburan api yang tak kunjung berhenti.

"All Might... Tolong aku..."

"Endeavor..."

"Kenapa tidak ada bantuan?! Tolong! Aku ingin hidup!"

(Y/n) memejamkan mata saat melihat ibunya menghantam besi pembatas jembatan untuk kesekian kalinya. Mamanya tergeletak di aspal sementara villain itu melemparkan puing mobil ke wanita yang berusaha mati-matian bangkit. "Mama... Papa..."

"TUNGGU! ITU!"

"TOLONG JANGAN BILANG..."

Gadis kecil itu membuka matanya. Nafasnya tercekat saat melihat villain berdiri di atas pembatas dengan tangan terentang sementara remote kecil aneh digenggamnya erat seolah sedang ia pamerkan.

"Nee Hero... Kamu tahu? Manusia itu selalu suka hal yang meriah, kan? Aku juga! Aku suka hal yang meriah! Contohnya... kembang api! Tapi, tidak seru kalau cuma itu kan... AKU AKAN MENJADIKAN JEMBATAN INI KEMBANG API PALING MERIAH! AKU AKAN MASUK REKOR SEBAGAI PEMBUAT PERTUNJUKKAN KEMBANG API PALING MERIAH SEDUNIA!"

Tidak butuh kepintaran untuk mengerti apa maksudnya. Kepanikan semakin menjadi-jadi dan semua orang berdesakkan pergi. (Y/n) memeluk pembatas dan mati-matian menjaga agar tubuhnya tidak terbawa arus massa.

Entah suatu keberuntungan atau tidak, jembatan itu tidak meledak seketika. Ledakan terjadi berturut-turut dari arah seberang. Suaranya keras bahkan masih terdengar dari jarah sejauh itu dan di antara derak api yang berkobar.

(Y/n) melihat Papanya masih terus menyerang villain itu. Mamanya yang tergeletak memandanginya dengan mata yang berair. Tangan wanita yang penuh luka dan darah itu terulur, tampak seolah hendak meraihnya.

Melepaskan cengkraman, (Y/n) terseok-seok ke arah Mamanya, melawan arus orang-orang yang panik. Gadis kecil itu mengulurkan tangan dan mencoba meraih Mama dengan putus asa. Langkahnya berat karena kakinya yang gemetar tanpa alasan, ia mati-matian menahan keinginan untuk menyerah dan jatuh ke aspal atau terbawa arus panik.

ShadowWhere stories live. Discover now