32. KASIH SAYANG

534 55 19
                                    

Haiii semuanya, aku mau klarifikasi sedikit ya. mohon maaf atas hilangnya keberadaan author beberapa minggu ini, maaf telah membuat kalian kecewa dengan next yang cepat tapi ga cepat dan maaf juga buat kalian yang menunggu lama, tapi itu semua tentu ada alasannya yang nggak bisa aku ceritakan pada kalian. 🥺😌

Aku juga sedih karena satu bulan udah kelewat begitu aja, ramadhan kelewatan yang di mana seharusnya aku nanya, gimana puasanya lancar ga? lebaran juga, seharusnya aku bilang maaf lahir batin ya, itu kelewat juga. tapi masih bisa kan maaf lahir batin walaupun telat gini, maaf lahir batin semuanya.🙏🙏☪️

Makasih banyak ya udah setia dan nanyain GALUNA terus, kapan update? kapan update? tapi author senang banget kalian nanya gitu tapi author juga sedih karena ga bisa konsisten, doain author ya biar bisa segera update banyak part untuk kalian sampai ending. 💞🥰

Ada berita yang lumayan bagus hari ini, HARI INI AUTHOR BERTAMBAH UMUR, doain author ya biar bisa konsisten update GALUNA buat kalian, love you my readers.💗🌷

Makasih ya udah nungguin GALUNA update❤️‍🔥

GALUNA



HAPPY READING

Pagi-pagi sekali Diana sudah di depan pintu kamar Galang, ia berniat membangunkan anak dan menantunya untuk sarapan pagi.

Tok tok tok

Luna membuka pintu kamar dengan tangan yang memegang erat bajunya di dada karena kancingnya yang sudah menghilang.

Diana menatap wajah tidak baik-baik saja Luna. ia melihat ada yang salah dari menantunya, pipinya, bibirnya, matanya, hidungnya yang memerah dan juga leher jenjang Luna terdapat bekas merah yang Diana yakini itu adalah ulah Galang. ia melihat itu pada menantunya, tubuh Diana rasanya ingin meluruh melihat kondisi mengenaskan menantunya.

Wanita itu menatap orang yang berhasil membuatnya khawatir semalaman di depannya, ia dilanda rasa takut saat melihat dengan jelas wajah menantunya tidak baik-baik saja seperti ini, Diana ingin memeluk dan menanyakan apakah baik-baik saja tetapi lebih dulu Luna yang memeluknya.

K-kamu diapain suami kamu, nak?” lirih Diana bertanya dengan suara bergetar saat Luna sudah memeluk tubuhnya erat bersamaan dengan tangan Luna yang mengeratkan pelukannya.

Tubuh Luna bergetar, ia tidak sanggup lagi menahan tangisannya, selain akan kehilangan sesuatu hal berharganya ia juga akan kehilangan nyawa karena Galang, otaknya terus memutar kejadian semalam yang membuatnya terus menangis.

Galang melancarkan aksi menjelajah tubuhnya lalu menodongkan pisau setelah itu juga Luna menangis semalaman membuat matanya bengkak hingga hidungnya merah.

Ia ingin keluar dari kamar setelah hampir kehilangan nyawanya tetapi Galang murka tidak menyuruhnya keluar dan pagi ini ada yang mengetuk pintu jadi ia ada alasan membuka pintu, betapa terkejutnya ia melihat orang dibalik pintu itu, rasanya Luna mau mati saja saat melihat wajah Diana di hadapannya, ia tidak mau jika bunda mertuanya mengetahui semuanya.

Bun-daa akhh...” cicit Luna tersendat-sendat karena menangis, tangannya semakin memeluk erat Diana, ingin berbohong dan membela suaminya tetapi rasanya tubuhnya sudah tidak bisa lagi berpihak, ia sudah terlalu lelah.

Diana ingin melepaskan pelukannya lalu bertanya tetapi ia urungkan karena sekarang menantunya sedang membutuhkan pelukan, ia yakin jika Galang sudah menyakiti istrinya hingga membuat menantunya seperti ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GALUNAWhere stories live. Discover now