07. FIRST DAY

1.4K 113 33
                                    

GALUNA



HAPPY READING

Pukul 06.00 alarm Luna berbunyi, gadis itu membuka matanya menatap langit-langit kamar.

Luna mengambil ponselnya kemudian mematikan alarmnya itu. "Ya Allah." ujar Luna kaget.

Gadis itu kemudian bangkit, ia mengamati kingsize milik Galang dan disana tidak ada sang empu. Luna merutuki dirinya sendiri karena telat bangun, hari pertama sudah telat. Apa kata mertua? dirinya pasti akan dicap sebagai pemalas.

Tanpa mencuci muka, Luna segera turun untuk menyiapkan sarapan untuk mereka pagi ini, begitu sampai di dapur ia melihat Bundanya yang sudah anteng di sana.

"Bunda, maaf telat Bun." ujar Luna sedikit meringis.

Diana menatap menantunya. "Oh iya, nggak papa sayang wajar pengantin baru." sahut Bundanya sedikit menggoda.

"Kamu mandi gih ntar telat loh ke sekolah." ucap Diana seraya mengelus pelan punggung menantu tercintanya itu.

Luna menatap wanita itu takut-takut. "Bunda, Luna mau bantu bikin sarapan." sahut gadis itu menatap sang mertua.

"Nggak papa sayang, ini udah hampir selesai kok." wanita itu tersenyum.

"Maaf Bunda Luna telat." Luna menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah.

Diana tersenyum. "Iyaa sayang, kamu mandi abis itu kita sarapan, suami kamu udah stay tuh di ruang tengah." tutur wanita itu lembut, Luna mengalihkan pandangannya ke arah ruang tengah dan benar saja disana Galang sudah rapih dengan seragam sekolah.

"Maaf Bunda." ujar Luna lagi.

"Iyaa, yaudah ke atas gih." suruh Diana.

Menatap kepergian gadis itu, Diana hanya geleng-geleng. lucu sekali menantu tercintanya itu.

Keluarga Dirgantara tengah menyantap breakfast mereka, Ramah sesekali melirik putra sulungnya itu.

"Galang,"

"Tadi malam kamu ke mana?" tutur Ramah Dirgantara, pria yang sudah berkepala empat itu memulai percakapan di pagi ini.

"Main." sahut Galang datar.

"Berantem lagi pasti." sindir Gempita sang adik, Gempita memang selalu mendapati Galang pulang malam dan selalu saja dengan keadaan Galang yang tidak baik-baik saja yaitu dengan beberapa luka dibagian wajahnya, jadi tidak heran jika Gempita bersasumsi seperti itu karena memang benar toh. tapi kali ini Gempita tidak melihat luka ataupun memar di wajah sang kakak. sepertinya Gempita salah ngomong deh say.

"Bocil gausah ikut-ikutan." Galang menatap adiknya, Gempita.

"Ihhh." tukas Gempita tak terima, orang dirinya hanya berbeda satu tahun saja dengan Galang, enak saja dibilang bocil. Kbl, kesal banget loh.

"Hustt!" lanjut bundanya menatap kedua anaknya itu yang setiap hari adu mekanik.

Luna, gadis itu tengah menyantap makanannya dengan kaku, ia adalah orang baru di sini dan ini adalah hari pertama di rumah ini.

"Makan yang banyak sayang." tutur wanita bernama Diana itu pada menantunya dengan senyuman.

Luna mengangguk. "Iya Bun." sahut Luna tersenyum kaku.

Hari pertama sis, wajar saja sedikit kaku nanti juga akan terbiasa.

"Main, pulang jam berapa?" tanya pria itu menatap anak sulungnya.

GALUNAWhere stories live. Discover now