26. DHEA BERULAH

795 33 21
                                    

HAPPY READING•

Haii, senang banget bisa update lagiii 😭

TERIMA KASIH BANYAK YANG UDAH NUNGGUIN GALUNA UPDATE!

love kalian semua ❤️

Sebulan setelah insiden itu Luna selalu ketakutan berada di dekat Galang, gadis itu takut Galang akan balas dendam padanya atas apa yang telah terjadi pada laki laki itu.

Malam itu Luna yang ketakutan meminta tolong pada Darrel untuk membawa suaminya yang tidak sadarkan diri ke rumah sakit, ponsel milik Galang lah yang menjadi perantaranya, Luna memakai ponsel suaminya menghubungi Darrel untuk meminta tolong.

Sepanjang perjalanan Luna masih menangis ketakutan, ia tidak percaya kalau dirinya lah yang melakukan hal itu, tangannya sudah melakukan kejahatan, darah keluar dari kepala galang dan itu adalah ulahnya.

"Ngelamun mulu dari tadi." Dhea sedikit mengguncang tubuh Luna pelan, gadis itu tengah menopang dagunya dengan kaki ditekuk tapi setelah Dhea mengguncang pelan tubuhnya diturunkannya kaki itu tanpa melihat ke arah Dhea, pandangannya masih tertuju ke depan.

Keduanya saat ini berada di rumah milik Dhea, lebih tepatnya berada di balkon kamar Dhea, hari ini Luna berkunjung ke rumah sahabatnya karena ingin saja ke sana.

"Udah lah Na jangan dipikirin terus, lagian itu bukan salah lo kok." tutur Dhea dengan usapan lembut pada punggung gadis itu, saat ini tengah duduk di sofa kecil di sana dengan menatap kota jakarta dari lantai dua tepatnya balkon kamar Dhea.

"Salah Galang yang nggak bisa nahan nafsu, haus banget liat lo." lanjutnya, Dhea sedikit prihatin pada sahabatnya karena akhir-akhir ini setelah kejadian itu Luna terus melamun.

"Gue hampir bunuh dia Dhe." entah sudah berapa kali kalimat itu keluar dari mulut Luna akhir-akhir ini, Dhea pun bosan mendengarnya.

"Udah lah jangan dipikirin, bukan ngebunuh tapi hampir, lagian gue yakin lo nggak sengaja." ucap Dhea tidak santai, Dhea sudah bosan sekali mendengar ucapan itu.

Memilih duduk di ayunan bulat dengan menjuntaikan kakinya Dhea kini sudah anteng dengan duduknya di dalam sana lalu menatap Luna yang masih belum merubah posisi duduknya, sedikit menghadapnya mungkin? Dhea merasa tidak dihargai di rumahnya sendiri oleh sahabatnya sendiri yang sialnya keras kepala sekali itu.

"Sehat-sehat aja kan dia sekarang? nggak mati juga kan?" lama-lama Dhea sedikit kesal dengan Luna, tapi karena itu adalah sahabatnya jadi dikesampingkannya terlebih dahulu rasa sedikit kesal itu, karena ia tahu Luna saat ini membutuhkan seseorang untuk mengerti keadaannya.

"Tapi Dhe–"

Dhea memejamkan matanya lantas sedikit kesal dengan bantahan gadis keras kepala yang kini menjadi lawan bicaranya.

"Apa lagi sih Na?"

"Jelas-jelas suami lo sehat-sehat aja kan sekarang?"

"Semua orang juga tau kalo Galang sekarang sehat-sehat aja, lagian kejadian itu udah hampir mau sebulan lo nya aja yang kepikiran."

"Udah ya mulai sekarang lo nggak boleh kepikiran lagi, sebelum mikirin orang lain better lo pikirin diri lo sendiri,"

"Nyadar nggak sih Na kalo sekarang lo itu tambah kurus aja." Luna yang sejak tadi masih memandang ke depan saat mendengar ceramah Dhea kini menoleh menatap lawan bicaranya di atas ayunan sana.

"Ngga kok." dengan wajah murung gadis itu kini meneliti badannya sendiri lalu kembali menatap Dhea yang tengah menatap dirinya.

"Lo mungkin bisa bohong tapi badan lo nggak bisa Na, jelas banget sekarang lo tambah kurus ajaaa." dalih Dhea, sebenarnya gadis itu sudah lama ingin mengatakan ini namun takut menyinggung perasaan sahabatnya namun sekarang Dhea tidak toleransi lagi, Luna itu keras kepala kalau tidak disinggung gadis itu tidak akan sadar.

GALUNAWhere stories live. Discover now