GALUNA

11. TAKDIR

Tinggalkan jejakmu ganteng cantik ☺️

Welcome Agustus☺️
habede buat yang lahir bulan Agustus.

GALUNA

•
•
•

HAPPY READING

"Kamu kemana aja sayang, Bunda telpon kamu loh tadi." Diana mengusap punggung sang menantu yang berada di pelukannya sekarang.

"Em maaf Bunda, Luna tadi ke rumah Dhea." sahut Luna berbohong, gadis itu tengah gugup sekarang.

"Sebelumnya udah izin sama suami?" tanya Diana menatap Luna, gadis itu menggeleng.

"Luna lupa Bun, tadi handphone Luna mati." lirih Luna seraya menunduk.

"Lain kali harus izin dulu ya sama suami kamu." Diana menatap wajah Luna kemudian mendaratkan bibirnya di kening Luna, ia sangat menyayangi menantunya itu.

"Kaki kamu kenapa? sakit?" wanita itu teringat saat Luna masuk ke apartemen dengan tertatih-tatih itulah yang membuat Diana khawatir pada menantunya.

"Enggak Bun, kemaren kesandung." cengir Luna, ia tak mau Bundanya mengkhawatirkannya.

"Nggak papa Bun, udah mendingan." lanjut Luna menampilkan gigi rapinya.

"Beneran sayang? Bunda khawatir banget tau." Diana menatap wajah Luna dengan khawatir.

"Galang nggak kasarin kamu lagi kan?" tanya Diana dengan cepat Luna menggeleng, tidak mungkin ia jujur pada bunda mertuanya itu bahwa Galang masih mengasarinya.

"Enggak Bun, Galang nggak kasarin luna." Luna berujar dengan tersenyum, ia akan berakting di hadapan Bundanya jika berhubungan dengan Galang.

"Alhamdulillah kalau begitu, lega Bunda." Dina menghela nafasnya.

"Duduk Bun." keasikan ngomong Luna lupa mempersilahkan mertuanya untuk duduk.

"Iya iya." sahut Diana mulai mendudukkan bokongnya di sofa, juga diiringi Luna.

"Tadi Bunda telpon suami kamu,"

"Katanya dia lagi jengukin Galaksi di rumah sakit."

"Kamu tau kan kenapa Galaksi masuk rumah sakit?" tanya Diana.

Luna mengangguk pelan, ia menunduk. "Iya Bun, tadi Galaksi berantem." sahut Luna menatap Bundanya.

"Alasan Bunda nggak mau Galang berantem salah satunya adalah ini, Bunda nggak mau suami kamu masuk rumah sakit lagi." Diana sudah menduga bahwa yang melatarbelakangi Galaksi masuk rumah sakit adalah karena berkelahi, sementara itu Luna hanya menunduk mendengar penuturan Diana.

"Suami kamu masih keluar malam?" tanya Diana, Luna mendongak kemudian mengangguk pelan.

"Iya Bun." ucap Luna menatap Bundanya, kali ini ia jujur tidak berbohong.

"Kamu tegur baik-baik ya sayang, Bunda nggak mau lagi suami kamu babak belur. dan lagipula kalian sudah menikah, jadi tidak sungkan lagi kamu untuk ngomong."

"Bunda kasian kamu kalau Galang terus-menerus keluar malam, kebiasaan buruknya itu bisa mempengaruhinya kesehatannya. anak itu kalau keluar kalau tidak nongkrong dan balapan pasti ke club malam. Bunda benci kalau dia ke tempat haram dan masih terlibat balapan."

"Ayahmu sudah buat perhitungan sama Galang, tapi anak itu tetap saja keras kepala. Bunda saja tidak ia dengarkan apalagi Ayahmu, Bunda minta kamu yang tegur dia baik-baik. sebelum kalian menikah sudah bunda bicarakan ini sama kamu, Bunda harap kamu bisa menghadapi anak bunda yang nakal itu."