31. HURTS (2)

842 59 31
                                    

Haiii, masyaaallah happy banget bisa ketemu bulan ramadhan tahun inii 😭

Excited banget menyambut bulan ini, besok mulai puasa, semoga dilancarkan semuanya yaa, aamiin 🤍

Siapa yang udah siap banget puasa besok?

Aku aku aku ✋

Komen yaa di part ini, aku seneng bacain komen kalian karena bikin tambah semangat UP 😭

Makasih ya udah nungguin GALUNA update 🫀

Sayang kalian, readerku ❤️

GALUNA



HAPPY READING

PLAKK

Baru saja ingin bertanya, Luna dihadiahi tamparan keras oleh suaminya membuat air matanya seketika mengalir tanpa diminta karena rasa sakit di pipinya, apa maksud Galang melakukan ini.

Luna memegang pipinya yang terasa sakit karena tamparan yang dilayangkan oleh Galang, ia lalu menunduk dengan terisak pelan, untuk sekian kalinya Galang dengan ringan tangan memperlakukannya seperti ini.

Tubuh gadis itu meluruh ke bawah lalu menangis menunduk di sana dengan menekuk lututnya, seperti biasa tetapi kali ini di kamar yang berbeda dengan sebelumnya.

"Bisa nggak sehari aja nggak kasarin aku?" isak Luna dengan tersendat-sendat tanpa menatap Galang yang masih berdiri di depannya.

"A-aku capek, Galang!" Luna berteriak sedikit keras dengan isakannya.

Galang menyeringai dengan senyum evilnya, ia sama sekali tidak peduli dengan gadis itu, yang diinginkannya memang membuat gadis tidak berguna itu menderita dengan permainannya.

"GUE NGGAK PEDULI!" teriak Galang tak kalah keras.

Luna semakin mengeratkan pelukannya pada lututnya saat mendengar teriakkan Galang, tangisannya semakin kencang karena merasa takut.

"A-aku capek Galang, bisa nggak kamu ngertiin aku?" teriak Luna masih terisak saat mengatakan itu.

Tanpa Galang tahu air mata Luna sudah mengalir sangat deras di balik wajahnya yang menunduk, Luna hanya ingin dipahami sebagai seorang istri tetapi Galang sama sekali tidak berperan sebagai suami yang baik untuknya.

BRUKK

Kaki Galang dengan kencang melayang ke punggung Luna yang memeluknya lututnya di bawah sana, gadis itu masih menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah suaminya yang menakutkan.

Luna memejamkan matanya saat rasa sakit itu kembali menyapanya, isakannya semakin keras saat merasakan sakit di punggungnya karena ulah Galang, suaminya menendangnya.

"Angkat kepala lo!" teriak Galang kembali melayangkan kakinya untuk kedua kalinya membuat Luna semakin terisak sesekali ia meringis sakit.

"Sa-kit Galang!" lirih Luna, ia lalu mendongak menatap suaminya, Galang menatap wajah yang penuh air mata itu dengan senyuman evilnya, ia senang sekali membuat menderita anak ketiga orang tuanya.

Galang sudah mensejajarkan tubuhnya dengan badan Luna yang masih bersandar pada di dinding sana, mata keduanya bertemu membuat Luna semakin mengeratkan pelukannya, laki-laki itu tersenyum evil menatap mangsanya yang sedang ketakutan.

GALUNAWhere stories live. Discover now