08. REALLY MISS HER

1.1K 82 18
                                    

GALUNA




HAPPY READING

"Malam ini tidur di luar." ujar Galang dingin, Luna yang baru saja masuk kamar membelakkan matanya, why? kenapa Galang menyuruhnya untuk tidur di luar malam ini.

"Kenapa?" tanya Luna memberanikan diri walau rasa takutnya ada tapi rasa penasarannya lebih mendominasi di kepalanya.

"Tinggal nurut aja apa susahnya." dingin Galang lagi, namun kali ini mata laki-laki itu menyorot manik milik Luna, sorot mata yang dingin dan menakutkan.

"Iya." sahut Luna takut-takut, ia tidak mau memperpanjang ini, ia akan menuruti perkataan suaminya itu ya walau ia tidak tahu alasannya, kenapa ia harus tidur di luar malam ini dan tidak tahu besok-besok.

Sore ini Luna memesan makanan untuk mereka berdua, karena apa? ya Luna tidak bisa memasak. tapi jangan khawatir Luna akan belajar memasak nanti, ia akan berusaha menjadi istri yang baik untuk Galang.

"Aku tadi pesen makanan."

"Nih makan."

"Sorry aku... aku nggak bisa masak, tapi aku bakal bela--"

Prang

Suara piring kaca terjatuh membuat bising di dapur. pelakunya siapa lagi kalau bukan Galang.

"Anjing!" umpat Galang.

"Kalo lo nggak bisa masak nggak usah nikah aja sekalian!"

"Lo mau pesen makanan tiep hari?"

"Mau ngabisin duit bokap gue?"

Menang benar, kemarin hari pertama Luna menjadi seorang istri ia sudah diberi uang oleh Galang, dari mana uang itu berasal? tentu saja dari Ayah Galang, Ramah Dirgantara. Galang sendiri belum mempunyai pekerjaan, tapi setelah lulus ia yang akan mengambil alih perusahaan Ayahnya, karena Dirgantara corp telah diserahkan kepada Galang. namun penyerahan resmi akan terlaksana jika Galang sudah lulus dari SMA.

"Aku-- akuu bakal... bela--" ucap Luna terhenti saat Galang menggebrak meja makan tempat Luna sekarang. mata Luna terpejam, ia terkejut bukan main.

"Lo mau belajar!" Galang menatap tajam manik Luna.

"Belajar sekarang!"

"Lo punya tangan, masak sendiri! jangan abisin duit bokap gue anjing!!"

"Denger nggak?!!" Luna tersentak kaget karena secara tiba-tiba Galang menepuk pundaknya kasar.

Luna mengangguk. "Iya." gadis itu bangkit dari duduknya kemudian menuju dapur untuk memasak, bukan memasak tapi lebih tepatnya belajar memasak.

Mengamati kulkas yang berisi beragam bahan untuk memasak seperti sayur, telur dan juga daging di dalam sana, banyak sekali bahan untuk masak di dalam sana, Luna pikir pasti bunda mertuanya sudah menyiapkannya.

Gadis itu mengamati kompor kemudian alat-alat yang ada di dapur. ia akan mulai darimana? sungguh baru kali ini ia akan memasak, tanpa pengawasan siapapun.

Jika bicara tentang tidak bisa memasak, Luna memang terdepan. gadis itu memang tidak pandai soal urusan rumah tangga, namun jika bergelut dengan buku bisa dicoba. gadis itu dari kecil tidak pernah mengecewakan orangtuanya perihal sekolah. ia merupakan anak tunggal kaya raya, sejak kecil ia dijadikan tuan putri di rumahnya, ditemani bibi sebagai pembantunya.

Ia tidak mengerti apa-apa mengenai urusan rumah tangga, namun sekarang takdir berkata lain. ia menjadi istri orang di saat usianya yang masih muda, seorang gadis berumur tujuh belas tahun seharusnya asik dengan dunianya namun Luna berbeda, ia dipaksa untuk melangkah ke dunia yang sesungguhnya yaitu jenjang pernikahan. berat memang untuk Luna menerimanya, namun ia hanya ingin melihat senyuman kedua orangtuanya terutama mamanya.

GALUNAWhere stories live. Discover now