20. TERULANG

760 44 8
                                    

GALUNA



HAPPY READING

Malam ini adalah malam yang ditunggu tunggu oleh keluarga Dirgantara, ulang tahun ke 65 sang Nyonya besar yaitu Oma Adhis istri dari almarhum Opa Adnan Dirgantara, dirayakan dengan meriah di kediaman keluarga Ramah Dirgantara.

Pukul setengah tujuh, terlihat dari sudut ke sudut rumah itu sudah dipenuhi oleh orang-orang yang menghadiri acara yang meriah itu, diantaranya yaitu rekan kerja Ramah dan Reinald juga rekan kerja dari almarhum Opa Adnan dulu, acara peniupan lilin dan pemotongan kue akan dilaksanakan pada jam delapan nanti.

"Halo!" nyonya Diana Dirgantara memulai panggilan dengan anak sulungnya.

"Di mana kamu?"

"Di luar." sahut Galang fokus dengan kendaraannya.

"Di depan?" tanya Diana lagi.

"Di jalan, mau jemput Kania." sahutnya.

Mendengar itu Diana menghela nafas. "Galang, kamu sudah menikah nak, di keluarga kita sudah ada Luna, sekarang dia istri kamu, nggak perlu lagi kamu sama Kania,"

"Ngertiin posisi istri kamu."

"Galang cuma cinta Kania." suara berat itu menyahut ucapan dari Diana.

"Galang, dengerin bun--"

Tut

Galang mematikan telpon secara sepihak, dirinya tidak suka jika membahas gadis itu, apalagi ditambah dengan embel-embel seorang istri, mendengarnya saja sudah membuat kupingnya panas.

Malam ini tidak ada Luna tidak ada siapapun, malam ini malamnya dengan Kania, tidaka ada satu pun yang bisa mengganggu mereka.

Drtt drtt

Galang menatap acuh benda pipih itu, pasti bundanya menelponnya lagi, merasa terganggu Galang meraih benda itu.

Ayah, ternyata yang menghubunginya saat ini adalah sang ayah, Galang mengangkatnya karena takut amukan pria itu.

"Turuti apa kata bunda, jangan sampai kamu jadi anak durhaka, sedikit saja kamu menolak aset kamu akan ayah sita semuanya tanpa terkecuali." suara lantang itu menggema di telinganya, pria itu tidak main-main dengan ucapannya.

Ponsel dimatikan secara sepihak oleh Ramah karena merasa kesal dengan anak sulungnya yang masih keras kepala itu, lihat saja kalau anaknya berani jadi pembangkang, dirinya gak segan-segan menghukumnya dengan cara menyita semua aset milik anaknya tanpa terkecuali.

Galang mengeraskan rahangnya kuat saat mencerna perkataan yang baru saja keluar dari mulut Ramah ayahnya, ratu drama itu belagu sekali, bisa-bisanya menjadi ratu di atas ratu setelah masuk ke dalam keluarganya.

Galang memasuki gerbang rumah Kania, dadi jauh Galang sudah melihat keanggunan gadisnya yang sedang berdiri di teras rumah, nampaknya gadis itu sudah lama menunggunya.

"Hei sayang, udah lama nunggu ya?" sapa Galang saat baru saja membuka kaca mobilnya kemudian keluar dari sana lalu menghampiri Kania.

"Nggak kok." sahut Kania tersenyum.

"Maaf lama." ucap Galang merasa bersalah.

"Nggak apa-apa kok, baru kok aku di sini sekitar lima menitan lah." lanjut gadis itu.

"Oke deh, kalo gitu yuk masuk."

"Silahkan tuan putri." Galang membukakan pintu mobil untuk gadisnya.

"Makasih sayang." sahut gadis itu dengan tersenyum.

GALUNAWhere stories live. Discover now