24. TERBONGKAR

1K 48 13
                                    

Hai semua, semoga always healthy ya kalian semuanya, setelah kurang lebih empat bulan aku nggak muncul ke permukaan akhirnya hari ini muncul juga.

Part ini 6k ga boong.

Aku mau ngucapin maaf dan terima kasih buat kalian semuanya, maaf karena udah lama banget nungguin cerita ini UP dan terima kasih banyak udah mau nungguin cerita ini sampe UP.

huhu makasih banyak ❤️

Terima kasih udah setia nunggu GALUNA update, makasih banyak readers 😭

GALUNA



HAPPY READING

Dengan modal niat dan rindu Luna pergi ke rumah milik papa dan mamanya, tempat tinggalnya dulu.

Sebenarnya sekali Luna ingin ke sana bukan hanya untuk melepas rindu namun untuk meminta uang pada papanya untuk membeli handphone karena benda yang dimilikinya itu sekarang sudah tidak bisa dipakai karena sudah remuk menjadi beberapa bagian.

Sekitar sejam yang lalu Luna menangis tanpa suara hanya bisa meratapi nasib ponselnya yang sudah pecah memecah, entah bagaimana kejadiannya bermula tapi yang pasti suaminya pasti sangat kuat membanting benda itu.

Gadis itu sudah merancang semua kebohongan busuknya jika papanya bertanya why, dirinya akan menjawab bahwa handphone itu terjatuh ia yakin pria itu akan mempercayainya meski curiga, tapi Luna sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak melibatkan suaminya perihal itu, tidak tahu saja dalang sebenarnya adalah Galang dan Luna tidak mau jika papanya mengetahuinya.

Dan tentunya dirinya sudah mendapatkan izin dari suaminya, tidak ada yang berubah tetap saja respon suaminya adalah tidak peduli, tidak apa-apa yang penting dirinya sudah meminta izin, dirinya sudah merindukan rumah dan keluarganya di sana.

Luna akan ke kediaman dulu rumah yang menjadi saksi tumbuh dan berkembang dirinya beberapa belas tahun yang lalu, dan juga menjadi saksi pernikahan yang dijalaninya saat ini, sudah lama sekali dirinya tidak kesana, Luna jadi merindukannya.

Saat ini gadis itu sudah berada di dalam taxi yang ia temui tadi di jalan depan apartemen suaminya, saat ini tujuannya adalah kediaman papanya. kepalanya ia sandarkan pada kaca mobil di sebelah kirinya, matanya tertuju pada jalan raya yang ramai karena lampu merah.

Tangan gadis itu memencet tombol untuk menurunkan kaca mobil di sebelahnya saat setelah itu udara malam masuk dan menerpa wajahnya, Luna memejamkan matanya saat angin lewat tanpa permisi hingga membuat rambut yang menjuntai itu terombang-ambing.

Mata gadis itu menatap pengemudi motor yang berboncengan tepat di samping sebelah kirinya, tampak serasi dengan anak kecil di tengah-tengah mereka, sepertinya itu anak mereka pikir gadis itu.

Tanpa sadar Luna tersenyum menatap keluarga kecil itu, dirinya seperti melihat masa depan, tapi sepertinya itu tidak mungkin terjadi, huf tinggi sekali harapannya.

Luna tersenyum lalu say hai pada anak kecil itu, respon baik diterima Luna saat anak itu juga melakukan hal yang sama, dia tersenyum dan juga melambaikan tangannya.

Lampu hijau memisahkan mereka berdua, motor yang ditumpangi oleh anak kecil itu kini sudah berjalan jauh karena dikemudikan oleh seorang pria yang mungkin adalah ayahnya, lagi-lagi Luna tersenyum saat melihat tangan mungil itu melambai dirinya refleks juga ikut melambaikan tangannya, sudah dua kali ia tersenyum dalam waktu kurang dari sepuluh menit.

GALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang