09. REALLY MISS HER (2)

1K 90 23
                                    

Yeorobun tinggalkan jejakmu☺️

GALUNA



HAPPY READING

"Malah makin keras kepala anak itu!"

"Kenapa Bun?" Gempita bangkit menghampiri sang Bunda yang sedang marah-marah tak jelas.

"Ah anak itu," geram Diana.

Abang berulah lagi kayaknya. -batin Gempita.

"Kamu nggak papa kan sayang," Diana duduk di dekat sang menantu.

Luna mengangguk. "Nggak papa Bun." sahut Luna.

"Kenapa lagi sih Bun." Gempita mendudukkan bokongnya di sofa dekat Diana.

"Abangmu kasarin menantu Bunda." geram Diana, mendengar itu Gempita membelakkan matanya tak percaya.

Sudah kuduga. - batin Gempita.

"Parah bener, udah gila si Abang ey." ujar Gempita dengan geleng-geleng.

"Baru berapa hari menikah udah kdrt aja Abang," gumam Gempita tak habis pikir dengan Galang, Abangnya.

"Bun, Galang nggak kdrt--" ujar Luna.

"Terus ini apa sayang." Diana menyentuh pipi sang menantu.

"Kaga percaya gue mah." lanjut Gempita sinis.

"Kalo Abang kasarin Kakak lagi, bilang sama Gempi, biar Gempi aduin Bunda." ujar Gempita terlihat kesal.

"Bagus, kompak terus anak-anak Bunda." Diana yang berada di tengah kini memeluk kedua gadis itu.

Cklekkk

Pintu rumah terbuka menampilkan seorang laki-laki berperawakan tinggi, tegap dan sangat berdamage tentunya. siapa lagi kalau bukan Galang.

Galang melangkahkan kakinya menuju sofa tempat tiga perempuan itu duduk, setelah sampai di sana ia menatap manik Luna tajam, Luna menunduk saat mata mereka beradu.

"Gimana sih kamu ini, menantu Bunda kamu kasarin kaya gini!"

"Kalian baru menikah, baru dua hari malah."

"Sekarang merah-merah gini, gimana besok-besok."

"Bisa abis mantu Bunda." Diana menghela nafas panjang.

"Hahh."

"Kalian tinggal di sini aja kalau begini." ujar Diana panjang lebar menatap wajah anak sulungnya itu.

"Tau tuh, kasar banget jadi orang!" tukas Gempita merasa geram dengan Galang.

"Ada apa ini ribut-ribut." ujar seorang pria baru saja turun dari tangga.

"Anak laki Ayah kasarin Kak Luna."

"Abang kdrt Yah." lanjut Gempita membuka suara saat sang Ayah ikut berkumpul.

"Kasian Yah mantu Bunda." ujar Diana seraya mengusap penggung Luna sang menantu.

"Kamu ini Galang, udah nikah malah tambah nakal kamu ya,"

"Kalau begini caranya kapan kamu dewasanya?"

"Kamu tau kan Luna itu istri kamu? bukannya disayangin malah kamu kasarin." Ramah gelang-gelang dengan sikap Galang.

"Diapain aja kamu sama Galang." tanya Ramah menatap Luna yang berada di pelukan Diana.

Luna menggeleng. "Enggak Yah." sahut Luna pelan.

GALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang