27

3.7K 296 45
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



______________________

"Nyatanya, rasa sakit yang semakin lama dipendam akan menimbulkan penyakit hati yang memunculkan kata bertuliskan balas dendam."

_Hati Yang Terluka_
___________


"Bunda mohon Sayang ... Jangan tinggalin Bunda sendiri ..." lirih Bunda Faridda mencoba mengenyahkan pemikiran negatif yang kembali menyerangnya seperti tiga tahun lalu.

Bunda Faridda semakin menangis histeris tatkala Dokter Gina keluar dengan raut panik. Mencoba bertanya pun percuma saja. Dokter Gina dan tim medis lainnya pastinya tengah mencoba mempertahankan detak jantung Syakila yang mendadak sempat berhenti.

Ya Allah ... Hamba mohon, jangan dulu ambil nyawa putri, Hamba ... Bunda Faridda terus berdoa di dalam hatinya. Air matanya pun terus saja keluar enggan berhenti barang sedetik pun.

Di dalam ruangan ICU, Dokter Gina terus berusaha untuk mengembalikan detak jantung Syakila. Keringat pun sudah membanjiri pelipisnya. Ia terus berusaha mengembalikkan detak jantung Syakila sebaik mungkin.

Arah pandang Dokter Gina pun terus tertuju pada mesin elekrokardiograf yang tidak menunjukkan reaksi sama sekali. Kejutan demi kejutan telah Dokter Gina lakukan melalui alat kejut listrik jantung atau yang kita kenal dengan nama Defibrillator.

"Astaghfirullah! Kamu harus bertahan, Kil!" Dokter Gina terus berusaha untuk menyelamatkan nyawa Syakila. Sesekali dengan ucapan-ucapan semangat ia keluarkan supaya Syakila bisa mendengar ucapannya dan kembali untuk bertahan.

Di tengah kepanikan orang-orang yang ada di Rumah Sakit. Lain halnya dengan seseorang yang terlihat sangat
bahagia sekali.

Setelah memutuskan keputusan yang dianggap benar dan terbaik. Gus Fatih dan Ning Tazkia ternyata diberi waktu oleh keluarga Kyai Hasan untuk mengobrol berdua.

Dengan memberikan sedikit jarak agar tidak terlalu dekat karena belum menjadi mahram. Membuat Ning Tazkia sedikit geram karena tindakan Gus Fatih yang selalu menghindarinya ketika ia mendekat.

"Jaga batasan, Ning!" Mendengar nada membentak keluar dari mulut Gus Fatih membuat mata Ning Tazkia langsung mendelik  dan memutarkan bola matanya saat itu juga.

"Iya. Aku di sini!" balas Ning Tazkia sedikit malas.

"Mau bicara apa?" tanya Gus Fatih tanpa melihat lawan bicaranya.

"Kalau kita sudah menikah, Gus Fatih harus selalu menuruti ucapan Kia!" Mendengar deretan kalimat yang keluar dari wanita yang ada di sampingnya itu membuat Gus Fatih langsung sebal dan muak secara bersamaan.

Tanpa menjawab pernyataan Tazkia yang memang pada dasarnya memaksa. Gus Fatih pun tidak ingin menjawab apalagi menanggapi.

Namun, melihat wajah Tazkia yang terlihat memerah menahan emosi karena menunggu balasan atas pertanyaan yang terdengar pernyataan.

Membuat Gus Fatih akhirnya menjawab walau jawabannya lebih ke arah pertanyaan yang menohok.

"Siapa kamu? Yang harus saya turuti setiap perintah dan ucapannya?!"

HATI YANG TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang