19

5.1K 366 210
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_________________________

"Jangan pergi meninggalkan Uma, Nak ... "

_Syakila Alquds_

_Hati Yang Terluka_
________________



"Demi Allah Ustadzah! Saya tidak pernah melakukan hal tidak senonoh itu!" Syakila menyahut membantah atas apa yang dituduhkan Ustadzah Fahimah.

"Diam kamu! Jangan bawa-bawa kata sumpah!"

Syakila terus menggeleng. Ia ingin menyangkal atas tuduhan yang menimpa dirinya.

"Bawa ke rumah Pak Kyai, Ustadzah!" sahut seseorang yang sedaritadi terseyum bahagia.

"Hukum orang yang telah berbuat zina!"

"Hukum dia!"

"Hukum Syakila!"

Semua orang berseru memanggil namanya. Syakila seolah terlempar ke kejadian masa lalu yang menimpa dirinya. Ia teringat akan  Bundanya. Ia ingin memeluk Bundanya.

Bunda ... batinnya seraya meneteskan air matanya.

Ustadzah Fahimah pun langsung menyeret Syakila lebih lanjut dengan diikuti oleh Santriwati Darussalam. Aisha, Kinara dan Elfisya pun tidak bisa menahan Syakila agar tidak dibawa ke rumah Pak Kyai.

"Assalamualaikum! Pak Kyai!" Semua orang berteriak saling sahut-menyahut memanggil pemilik Pesantren Darussalam.

"Pak Kyai!"

"Pak Kyai!"

Kyai Zafir yang sedang memijat kepalanya pun menghampiri suara gaduh yang terdengar dari luar. Baru saja ia memikirkan kondisi Gus Fatih yang mana Kyai Hasan mengajukan agar mempercepat pernikahan putrinya.

Tidak mau memikirkan lebih lanjut, Kyai Zafir pun menghampiri suara kegaduhan yang diperbuat entah oleh siapa?

Tangan Kyai Zafir pun meraih knop pintu. Begitu terkejutnya ia melihat menantunya sendiri diseret seperti seekor hewan yang hina.

"Astagfirullah! Ada apa ini?" Kyai Zafir bertanya menelisik semua orang dengan sangat tajam.

"Kami mau minta keadilan pak Kyai!" ucap seorang gadis yang tidak lain adalah Sindi.

"Keadilan?"

"Syakila telah melakukan zina di Pesantren ini pak Kyai!" celetuk seorang gadis yang sangat membenci Syakila yang tidak lain adalah Lala.

"JANGAN MEMFITNAH SEMBARANGAN!" Murka Kyai Zafir dengan emosi yang seketika saja membeludak.

"Mereka benar, Abi!" sahut seorang laki-laki keluar dari pintu Ndalem. Mendengar nada putranya yang penuh penekanan membuat Kyai Zafir keheranan.

Mengapa putranya membenarkan atas tuduhan yang dilayangkan kepada istrinya sendiri?

"Apa maksudmu, Nak?" Gus Fatih pun menoleh ke arah Kyai Zafir.

Syakila yang melihat pemandangan itu bak tertusuk ribuan belati. Kenapa harus seperih dan sesakit ini?

Tangan Gus Fatih pun merogoh ponselnya dari dalam saku pakaian yang ia kenakan. Gus Fatih pun membuka chat anonim yang mengirimkan pesan kepadanya.

Baru saja melihat foto dan pesannya, Kyai Zafir sudah merasakan sesak. Napasnya langsung tersenggal dan langkahnya pun mundur secara perlahan.

Melihat Abinya yang sepertinya langsung kambuh membuat semua orang panik termasuk Syakila. Tangan yang  sedaritadi dipegang erat Ustadzah Fahimah pun Syakila hempaskan kemudian berlari ke arah Kyai Zafir yang limbung sembari memegang dadanya.

HATI YANG TERLUKAWhere stories live. Discover now