07

3.8K 183 5
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_________________________

"Tidak ada solusi yang lebih baik bagi dua insan yang saling mencintai dibanding pernikahan."

– H.R. Ibnu Majah-

_Hati yang terluka_
_______


Pagi-pagi sekali Gus Fatih sudah berkelana mencari seseorang. Berbagai tempat sudah ia telesuri.

Namun, hanya sebuah kekosongan yang dia temukan. Sosok perempuan yang dicarinya pun tidak terlihat dari semalam.

Merasa lelah dengan pencariannya, Gus Fatih pun mendudukkan pantatnya di atas kursi pekarangan pesantren. Seolah anugerah menghampiri, terlihat sosok yang sedang ia cari ternyata sedang duduk seraya memegang sebuah buku yang tidak Fatih ketahui.

Memutuskan menghampiri, membuat sang gadis yang tidak lain adalah Syakila sedikit kaget karena kedatangan Gus tampannya itu.

"Assalamu'alaikum, Syakila." Gus Fatih berucap dua meter dari Syakila.

Seraya menunduk Syakila pun menjawab. "Wa'alaikumsalam."

"Bolehkah saya mendatangi kediamanmu?" ucap Gus Fatih tanpa basa-basi. 

Syakila yang mendengar Gus Fatih akan mendatangi rumahnya pun sedikit menghela napas. "Apakah Gus sudah yakin?" Gus Fatih mengangguk tegas.

Melihat kesungguhan yang ada pada Gus-nya itu pun membuat hati Syakila tergerak. Semoga keputusan yang dia ambil  adalah keputusan terbaik yang pernah ia ambil.

"Baiklah. Bismillah ... Gus Fatih boleh mendatangi rumah saya. Assalamu'alaikum Gus."

Mendengar jawaban Syakila Gus Fatih merasa senang sekali. Seolah ada ribuan kupu-kupu yang hinggap di dalam perutnya. Seperti itulah perasaan Gus Fatih sekarang.

Gus Fatih pun memutuskan pergi ke Ndalem untuk menyampaikan berita bahagia ini.

"Assalamu'alaikum ... Abi! Umi!!" Fatih berteriak senang sekali. Rasanya dirinya ingin pergi sekarang juga menuju kediaman Syakila.

"Wa'alaikumsalam. Kenapa kayak bahagia banget?" Kyai Zafir menyahut setelah dari toilet membuang hajat.

"Abi sini duduk dulu, deh!" Kyai Zafir pun mengangguk dan duduk di sebelah putranya.

"Besok anter Fatih, ya!"  Kyai Zafir pun sedikit mengernyit heran dengan tingkah putra semata wayangnya.

"Anter kemana, Nak?"

"Besok Fatih mau mengkhitbah seseorang!" Umi Haida yang mendengar pun shock berat.

Tidak sengaja dirinya mendengar setelah dari pasar untuk membeli bahan dapur.

Kyai Zafir pun tersenyum gembira. "Baiklah, akan Abi antar dengan Um_"

"Umi tidak mau!" ucapan Kyai Zafir terpotong oleh Umi Haida yang langsung menghampiri dan berucap membentak.

"Umi nggak mau! Umi nggak merestui sampai kapan pun itu!" tolak Umi Haida untuk kesekian kalinya.

Perasaan yang semula senang, bahagia. Kini, seolah sirna dalam hati Fatih. Umi Haida pun melengos dan tidak berucap sedikit pun.

Sejak kejadian kemarin sore, Umi Haida masih marah kepada Fatih yang ingin menikahi Syakila.

Kyai Zafir pun menepuk pundak Gus Fatih. "Sabar ya, Nak! Biar sama Abi aja. "

HATI YANG TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang