03

4K 210 0
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



____________________

"Terpaksa mencintai itu, sangatlah menyakitkan."

_Hati yang terluka_
_______

Setelah kepergian Arshaka, kini tinggal Syakila dan Aisha yang sudah duduk di kursi kosong depan Kobong Al-jannah, tempat penghuni kamar Al-jannah menghafal dan sebagainya.

"Boleh aku bertanya?" Aisha bertanya sedikit canggung kepada Syakila.

Merasa dirinya diajak mengobrol, Syakila pun menoleh dan menghadap kepada Aisha.

"Kenapa, Kak?" tanya Syakila.

"K-kamu Adiknya Aydan?" Syakila yang mendengar pertanyaan perempuan yang sepertinya seumuran kakaknya pun sedikit mengernyit heran.

"Kok, Kakak tahu nama panggilan kesayangan, Abang?" Syakila sedikit heran, pasalnya Arshaka itu tipe orang yang tidak suka jika nama kecil sekaligus nama kesayangannya disebut orang asing. Kecuali, jika mereka spesial.

"Ah ... maaf. Arshaka maksudnya!" Aisha sedikit menunduk dan mengalihkan pandangan.

"Iya, Kak. Kenapa?" Syakila menjawab.

"Nggak apa-apa. Mirip aja!" kilah Aisha.
Syakila hanya beroh ria saja.

Dirinya sudah tahu, kalau ada seseorang memanggil Abangnya dengan panggilan Aydan, berarti dia termasuk orang special di hati Abangnya.

Allahuakbar ... Allahuakbar ...

Terdengar suara lantunan Adzan Ashar menggema di seluruh Pesantren Darussalam.

Aisha yang mendengar lantunan tersebut langsung mengajak Syakila untuk segera mengambil air wudhu.

Syakila yang diajak pun mengangguk dan mulai memakai mukenanya setelah selesai melaksanakan wudhu.

"Kak Aisha sudah lama ya, mondok di sini?" Syakila bertanya setelah mereka selesai melaksanakan shalat berjamaah, sekaligus setoran hafalan-hafalan ketika selesai sholat Ashar.

"Iya Kila," jawab Aisha menunduk karena kebetulan banyak Santri laki-laki yang keluar secara bersamaan dari masjid Darussalam.

"Oh, gitu ya. Kak Aish__" baru saja Syakila ingin melanjutkan pertanyaannya, seseorang telah terlebih dahulu memotong ucapannya.

"Assalamu'alaikum, Sha!" seorang laki-laki muda berparas rupawan tiba-tiba saja menghampiri Syakila juga Aisha.

"Wa'alaikumsalam, Gus." Aisha menundukkan pandangannya.

Syakila yang melihat Gus muda tersebut juga menatapnya pun langsung ikut menundukkan kepalanya seperti Aisha.

"Sesudah isya kamu ke Ndalem! Uma nungguin kamu," Jelas Gus muda tersebut dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Astagfirullah. Apalagi sekarang, batin Aisha.

"Kak Ais baik-baik saja, kan?" Syakila bertanya dengan raut sedikit khawatir.

"Aku baik, Kila." Aisha menjawab sembari menahan air matanya yang ingin meluruh.

"Kita kembali ke kobong ya, Kil!" Aisha mengajak Syakila yang terlihat bengong.

"Kita sekamar?" tanya Syakila heran. Aisha hanya tersenyum dan mengangguk.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam," jawab serempak penghuni  kamar Al-jannah.

HATI YANG TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang