20

6.5K 400 230
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



________________________________

"Maafkan Mas, Zaujati ... "

_Ameer Elfathan Fatih_

_Hati Yang Terluka_

______________



Deg!

Melihat istrinya  yang sudah tidak berdaya semakin membuat hati Gus Fatih dipenuhi sesak yang amat luar biasa.

Mengapa hatinya merasakan seolah kehilangan yang amat luar biasa dan menyesakkan?

"SYAKILA!" teriak Aisha, Kinara dan Elfisya secara bersamaaan. Tanpa basa-basi ketiga sahabatnya itu pun  menyerobot masuk ke tengah halaman Pesantren.

Melihat kedatangan ketiga sahabat istrinya, membuat langkah Gus Fatih mundur secara perlahan. Kakinya rasanya bak jeli, apa yang telah ia lakukan?

"Syakila ..." lirih Gus Fatih dengan pandangan kosong disertai buliran air mata yang sudah mengalir di antara kedua pipinya.

Sedangkan di lain tempat, terlihat seorang wanita berhijab hitam tengah menelpon seseorang yang amat ia sayangi. Ia terus menekan tombol panggil pada benda pipihnya.

Namun, hal yang telah ia lakukan berulang kali, ternyata tidak membuahkan hasil. Sungguh hatinya sangat mencemaskan keadaan seseorang.

Sedari kemarin rasanya hatinya tidak amatlah tenang. Seperti akan ada sesuatu hal yang akan  terjadi. Tapi, entah apa itu.

"Syakila ... angkat telepon, Bunda Nak!" cemas Bunda Faridda seraya melangkah bolak-balik. Bunda Farida terus menelpon, baik nomor Syakila maupun Gus Fatih.

Namun, di antara mereka berdua tidak ada yang mengangkat panggilannya yang sudah banyak. Mencoba untuk menelpon Umi Haida pun tetap sama. Tidak ada yang menjawab.

"Kamu baik-baik saja, 'kan, Sayang?" lirih Bunda Farida menatap figura foto Syakila yang tengah tersenyum sangat manis.

Bunda Farida pun menghela napasnya. Ia pun beranjak meninggalkan kamar Syakila kemudian memasuki toilet untuk mengambil air wudhu.

Semoga saja dengan ia mendekatkan diri kepada Allah membuat rasa cemas dan khawatirnya sedikit berkurang.

Lindungi putri Hamba, ya Allah ...  batin Bunda Farida setelah keluar dari toilet untuk mengambil air wudhu.

🥀🥀🥀

Malam gulita menjadi saksi gelap bagi hidup seorang perempuan berwajah oval itu. Rasanya Tuhan ingin mengujinya agar semakin kuat di keadaan rumah tangganya yang semakin ke sini semakin terkena angin malam yang semakin kencang.

Detak jantungnya seolah menyesakkan semua orang yang mendengarnya. Lirihan ketiga perempuan memenuhi ruangan hening yang menjadi saksi bisu seorang perempuan yang sedang berjuang akan hidup dan matinya.

Hanya harapan demi harapan yang mereka ucapkan dan panjatkan kepada Rabb Semesta Alam.

Setelah mereka bertiga membawa Syakila ke ruang UGD. Ternyata Syakila harus melakukan operasi terkait janin yang tengah ia kandung ternyata tidak selamat. Hati ketiga gadis yang menjadi sahabatnya itu bak dihimpit bongkahan batu besar yang menghimpit dada mereka masing-masing. Sesak yang mereka dirasakan.

HATI YANG TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang