04

4K 214 0
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_______________________

"Aku memilih mencintaimu dalam diam. Karena dalam diam tak akan ada penolakan. Aku memilih mencintaimu dalam kesepian. Karena dalam kesepian tidak ada orang lain yang memilikimu, kecuali aku."

_Jalaludin Rumi_
_____________


Keesokan paginya, pesantren dihebohkan dengan kedatangan putra tunggal dari Kyai Zafir Husein. Yup, dialah Ameer Elfathan Fatih.

Seorang pria berparas tampan, yang baru saja menyelesaikan studinya di Mesir, kini telah pulang ke tanah kelahiran.

"Masyaallah ... itu Gus Fatih?" orang-orang di pesantren Darussalam sungguhlah heboh dengan kedatangan pewaris tunggal satu itu.

Di saat semua penghuni pesantren Darussalam heboh dengan kedatangan Gus Mudanya. Syakila dan sahabat-sahabatnya hanya menatap dari kejauhan dan terlihat biasa saja.

"Gus Fatih memang cakep, sih. Nggak herman juga mereka semua terpesona," celetuk Kinara tanpa beban.

Elfisya yang mendengar sahabatnya menyeletuk sekaligus ngawur pun menyentil dahinya.

"Kalau ngomong, tuh, yang jelas dikit! "

"Apaan, sih, El. Terserah aku!" Kinara mengerutkan keningnya dan mengusapnya karena merasa panas disentil oleh Elfisya.

"Nggak usah pada berantem!" Aisha melerai dengan sedikit tegas.

Kinara dan Elfisya hanya mengerucutkan bibirnya masing-masing. Syakila yang melihat pertengkaran mereka pun sedikit tertawa geli.

Terlalu fokus dengan obrolan receh mereka, secara tak di sadari, Gus muda yang mereka perdebatkan pun, kini sudah ada dihadapan mereka berempat.

Sesaat Syakila terpana melihat ketampanan dari seorang Ameer Elfathan Fatih.

"Ekhem!"

"Cicak buntung Asu!" mendadak Elfisya latah dan mengumpat karena kaget dengan deheman Gus Fatih.

"Eh ... Gus. Assalamu'alaikum, Gus!" Elfisya mendadak menunduk malu. Syakila yang melihat ekspresi sahabat satunya itu pun menatap geli.

Gus Fatih tidak sengaja melihat ke arah Syakila yang tersenyum manis. Ada keindahan sendiri begitu Syakila tersenyum dan mampu menggoyahkan hati Gus Fatih kala melihatnya.

"Lain kali jangan mengumpat." Gus Fatih pun melangkah dan meninggalkan mereka berempat yang ribut setelah Gus Fatih menegur.

Gadis yang manis, batin Gus Fatih tersenyum.

Merasa salah dengan apa yang ada di hatinya, Gus Fatih langsung beristighfar meminta ampunan karena telah mengagumi seseorang yang bukan halal untuknya.

Benar apa kata seorang penyair Jalaludin Rumi. "Aku memilih mencintaimu dalam diam. Karena dalam diam tak akan ada penolakan. Aku memilih mencintaimu dalam kesepian. Karena dalam kesepian tidak ada orang lain yang memilikimu, kecuali aku." Benar sekali. Gus Fatih membatin dan melamun seraya tersenyum sangat manis.

"Fatih?" seorang perempuan baru saja sampai dan tengah terduduk di sofa Ndalem.

Merasa namanya terpanggil, Fatih pun menoleh. Dan tidak sengaja pandangannya bertubrukan dengan netra hitam yang berbinar melihatnya.

HATI YANG TERLUKADonde viven las historias. Descúbrelo ahora