11

3.7K 162 0
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



___________________

*وفي النهاية قدر الله جميل رغم أن قبوله يتطلب الدموع*

"Pada akhirnya takdir Allah itu indah walaupun butuh air mata untuk menerimanya"

_Hati yang terluka_

____________


Pada pukul tiga malam Syakila terbangun karena merasa tidak nyaman dengan posisi tidurnya. Merasa ada yang hinggap di pinggangnya, Syakila pun terkejut luar biasa dan langsung  menjerit.

"Aaaaaa!!!" teriak Syakila hingga membangunkan Gus Fatih yang terlelap.

"Kenapa, Sayang? Ada yang sakit?" cemas Gus Fatih sembari memeluk Syakila yang bergeming di tempat.

"N-nggak Mas!" jawab Syakila sedikit kikuk karena merasa malu mengingat statusnya yang sudah menjadi seorang istri.

Gus Fatih pun menghela napas lega.

Melihat jam pada dinding di depannya Gus Fatih pun memutuskan beranjak dan melepaskan pelukan mereka berdua.

"Ambil wudhu, ya. Kita qiyamul lail bareng!" Syakila pun mengangguk patuh dan mulai mengambil air wudhu setelah Gus Fatih keluar.  

Baru pertama kalinya Syakila melaksanakan shalat dan menjadi makmum dari seorang imam dalam rumah tangganya. Rasanya seperti mendapat keberkahan luar biasa.

"Kenapa, Zaujati?" tanya Gus Fatih yang melihat Syakila terbengong sembari tersenyum hangat setelah melaksanakan shalat tahajud dengan sama-sama.

"Aku terharu, Mas," balas Syakila tersenyum hangat.

Gus Fatih pun memeluk istrinya sangat erat. "Tetap bersama Mas ya, Sayang. Jangan pernah tinggalin, Mas," lirih Gus Fatih pada indra pendengaran Syakila.

Mendengar hal itu Syakila hanya mengangguk lirih.

"Kalau Mas minta hak mas sebagai suami apa kamu bersedia?" tanya Gus Fatih sedikit was-was takut tidak diizinkan.

Mendengar suaminya berucap seperti itu. Sontak saja kondisi jantung Syakila serasa sangat tidak aman.

"Harus s-sekarang?" gugup Syakila sedikit tersipu malu yang mengakibatkan pipinya kemerah-merahan.

Melihat pipi istrinya yang merona secara alami. Gus Fatih tersenyum lebar dan sedikit ingin tertawa. "Memangnya kamu siap?" tanya Gus Fatih sedikit menggoda.

Mendapat respon yang seperti itu membuat Syakila semakin memerah tanda malu. Cepat-cepat Syakila menggelengkan kepalanya tanda belum siap.

Gus Fatih pun hanya mengangguk tanda mengerti. "Tidak apa-apa. Mas akan menunggu kapan pun kamu siap," ujar Gus Fatih sembari memegang bahu Syakila yang terlihat gemetar.

"Makasih selalu ngertiin aku, Mas," ringis Syakila sedikit tidak enak.

"Iya sama-sama. Asal jangan lama-lama aja!" kekeh Gus Fatih hingga mendapat tabokan tangan sang istri pada lengan kekarnya.

"Mas jangan sering bercanda!" kesal Syakila sedikit merajuk.

"Iya, iya. Nggak gitu lagi kok," balas Gus Fatih.

Syakila pun menyandarkan kepalanya pada dada kekar sang suami. Mendapat perlakuan Syakila yang terkesan mendadak. Membuat Gus Fatih sedikit kaget akan tingkah sang istri barusan.

HATI YANG TERLUKAWhere stories live. Discover now