10

4K 167 0
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_____________________

"Perempuan bisa bersikap seolah-olah dia baik-baik saja. Padahal kenyataan-nya ia begitu sakit dan hancur."

_Hati yang terluka_

______



Deg!

Suara laki-laki? batin Aisha.

"Gus ngapain pegang ponsel saya!"  teriak seorang perempuan dari sebrang sana.

"Eum ... Ustadzah?" Merasa namanya di panggil, Ustadzah Fahimah pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah ponsel yang baru saja dia rebut.

"Ya?" Singkatnya.

"Boleh izin?" Tanya Aisha memastikan sekali lagi.

Baru saja akan menjawab tidak, Ustadzah Fahimah urung karena melihat gelagat Gus yang baru saja menjawab panggilan ponselnya.

"Ya." Tanpa mendengar balasan dari Aisha, Ustadzah Fahimah pun mematikan ponselnya sepihak.

Tanpa mengucapkan apapun Ustadzah Fahimah melenggang pergi keluar dari ruangan rapat para Asatidz, Asatidziah.

🥀🥀🥀

Setelah ditangani Dokter. Kini, Syakila terbaring lemah di atas brankar ruang inap. Kata Dokter Syakila terkena demam tinggi. Aisha yang mendengar penjelasan dari Dokter pun sedikit bernapas lega.

Baru saja Aisha keluar dari ruang Dokter, ia begitu terkejut dengan kedatangan calon suaminya dan calon kakak sepupunya.

"Siapa yang sakit, Sha?" tanya tiba-tiba seorang wanita paru baya yang baru saja datang.

"S-syakila Uma." Yeah. Yang bertanya khawatir barusan adalah Ibunya Gus Azzam. Adik sepupu Gus Fatih.


"Syakila ... " lirih Gus Fatih tanpa sadar.

Merasa mendengar lirihan Gus Fatih, Gus Azzam pun menepuk kedua bahu kakak sepupunya itu. Bertujuan untuk menguatkan.

Uma yang melihat kondisi pun segera membereskannya. "Eum ... Sha! Lebih baik kamu dan teman-temanmu pulang, ya! Sudah malam tak baik," tutur Uma dengan lembut tanpa membentak.

"Ta-tapi Uma Kil__"

"Nggak usah pikirin Syakila, ya. Biar sama Uma aja yang jaga."

Aisha pun menghela napas panjang. "Baiklah Uma. Aisha pamit pulang. Assalamu'alaikum," balas Aisha sembari mencium tangan Uma.

"Waalaikumsalam," Jawab mereka semua.

"Eh .... Sha! Saya antar!" Sontak saja Aisha memundurkan langkahnya.

"Nggak usah, Gus!" balas Aisha sedikit cemas.

Melihat penolakan itu semua, Uma pun angkat  bicara. "Sudah malam, Sha! Biar Azzam anterin kamu!" Mau tidak mau Aisha pun mengangguk tanpa membantah.

HATI YANG TERLUKAWhere stories live. Discover now