13

3.5K 165 6
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_____________________

ما أمام العين لن يفوق ما في القلب

"Apa yang ada di depan mata tidak akan melebihi apa yang ada di hati."

_Hati yang terluka_
___________



Syakila sangatlah kelelahan setelah dirinya disuruh oleh Mertuanya Umi Haida untuk membersihkan gudang yang ada di Ndalem.

Buliran buliran bening bermunculan pada dahi dan tubuhnya. Seminggu ini Syakila merasa seolah ada yang salah pada tubuhnya. Tapi, entah apa itu.

"Sttt ... Astagfirullah kenapa harus sakit lagi?!" ringis Syakila memegang kepalanya yang sering berdenyut nyeri juga sangat kencang.

Dalam sekejap pandangan Syakila sedikit blur dan tidak jelas. Syakila juga merasa ada sesuatu yang mengalir kembali dari lubang hidungnya. Ia refleks memegang hidungnya yang banyak mengeluarkan darah.

Seketika ia panik karena mengotori lantai gudang yang telah ia bersihkan.  Syakila terus mengusap hidungnya dengan kain yang sering ia bawa kemana pun.

Sebenarnya ada apa dengan tubuhnya?

"Kila! Kila!" panggil Umi Haida yang tak kunjung mendapat respon dari sang nama yang di panggilnya.

"Syakila di sini Umi!" Mendengar Menantunya menyahut Umi Haida pun  menghampiri Syakila yang sedang berada di Gudang Ndalem.

"Selesai belum?!" sentak Umi Haida karena melihat Syakila yang tengah mengepel lantai menggunakan kain yang sebelumnya ia gunakan untuk hidungnya.

"Sudah Umi," jawab Syakila seraya menyembunyikan kain yang penuh dengan darahnya.

"Kalau gitu, bantuin Umi membersihkan kamar mandi!" titahnya tanpa ingin di bantah.

"Enggeh Umi. Akan Syakila kerjakan." Syakila pun mengangguk dan beranjak keluar dari dalam Gudang seraya mengunci pintunya. Kemudian ia langkahkan kakinya menuju kamar mandi yang ada di Ndalem.

Dengan sedikit lemas dan rasa pusingnya yang melanda kembali. Syakila tetap memaksakan langkahnya menuju kamar mandi.

Hingga tanpa sengaja karena lantai kamar mandi yang kotor dan sangat licin. Ia tejatuh sangat keras. Dan yang pertama mengenai lantai adalah kepalanya.

Merasa sakit dan rasa pusing yang semakin menghujami kepalanya Syakila melirih meminta bantuan kepada penghuni Ndalem yang kebetulan sedang kosong termasuk Umi Haida yang keluar entah kemana.

"UMI!! T-TOLONG SYAKILA!" jerit Syakila karena merasa nggak kuat dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya termasuk kepalanya yang seakan-akan ingin pecah.

"Astagfirullah ... Mas Fatih kamu dimana?" lirih Syakila seraya berusah bangkit dengan sisa tenaganya.

Rasa pusing itu semakin menjadi.  Penglihatan Syakila semakin tidak jelas, pendengarannya berdengung sangat kecang.

Syakila menangis pilu dengan keadaannya. Ingin menelpon Arshaka tapi urung. Ia takut Arshaka akan marah besar kepada suaminya.

Lantas harus pada siapakah ia meminta tolong?

HATI YANG TERLUKAWhere stories live. Discover now