09

3.6K 170 0
                                    

بسم اللّه الرٌحمن الرّحيم



_________________________

"Kata menyakiti memang mudah dikeluarkan. Tapi, tidak dengan kata mengobati, sukar hanya untuk sekedar dimaafkan."

_Rdnz_

_Hati yang terluka_

_______________________


Hari ini begitu sangat cerah. Terik matahari begitu menyengat pada kulit. Elfisya yang kebetulan sedang keluar pun tengah kepanasan dan merasa sangat terbakar.

"Sha ... lo udah belum. Gerah ini!" rengek Elfisya.

Tanpa melihat kanan kiri, Aisha pun menjawab seraya menunduk memilah-milih sayur mayur. "Kan, aku dah bilang El. Kamu nggak usah ikut. Gini, kan jadinya." balas Aisha.

Aisha pun  membayar  belanjaan-nya kepada Ibu sayur.

"Gue kira nggak akan panas macam ni."

"Udah. Nggak usah ngeluh! Ayo pulang!"

"Manja!"

Baru saja akan melangkah. Langkah Aisha dan Elfisya pun urung dan langsung menoleh ke sumber suara.

"Siapa yang lo bilang manja, hah? Gue?" Elfisya menyentak seorang laki-laki yang begitu ia benci.

"Kenapa? Fakta." Dengkusnya kemudian mendekati Elfisya dan  mengikis jarak hingga  satu meter.

"Lo nggak usah mancing gue ribut!" Dengan mata memerah Elfisya menjawab.

"Anak mami!" lanjutnya kembali tanpa memikirkan perasaan Elfisya.

"Lo!" Elfisya menunjuk dengan telunjuknya. Ia begitu geram dengan hinaan-hinaan yang semua orang berikan.

"Apa, hah? Mau marah? Iya?"

"ABIDZAR! LO LAKI-LAKI TERBANGSAT!" Teriak Elfisya tanpa beban. Aisha yang mendengar Elfisya berteriak pun segera menarik tangan sahabatnya itu.

Orang-orang yag ada di Pasar mulai berbisik-bisik membicarakan kegaduhan yang dibuat oleh ketiga orang tersebut.

"El! Udah. Malu sama orang lain!" lerai Aisha mencoba menghentikan.

"Diam, Sha! Gue muak sama laki-laki seperti dia!" teriak Elfisya tanpa memikirkan apapun.

"Iya. Aku paham. Ayo pulang! Sebelum Umi  cariin kita!" Aisha mencoba melerai kedua orang tersebut. Tapi, perjuangannya tidak berhasil. Karena Elfisya yang mengotot dan terlanjur marah kepada Abidzar.

"Ingat lo. Lo itu wanita murahan yang pernah gue kenal!" cibir Abidzar pada Elfisya yang sedari tadi mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Jaga omongan lo! Gue bukan perempuan seperti apa yang ada di pikiran lo!" Elfisya mencoba menyangkal tuduhan yang diberikan Abidzar.

"Gadis nakal! Tak bermoral!" lanjut Abidzar menghina.

Plak!

HATI YANG TERLUKAWhere stories live. Discover now