112 Tersesat

2.2K 376 23
                                    

Kilauan sinar matahari yang terasa hangat membuat bayangan tubuh telah menyembunyikan diri menjadi satu titik. Hembusan angin menerpa memberikan kesejukan.

Terlihat tiga sosok pria yang sedang duduk di salah satu kursi panjang, dengan seekor kucing hitam yang berada di pangkuan seorang pemuda.

Farenzo mengelus bulu hitam milik Blue dengan lembut. Memiliki ekspresi wajah lesu dengan tatapan sayu. Dia telah kembali dari tempat seorang tabib, dan diberitahu bahwa Blue tidak mengalami keracunan makanan.

Perasaan bingung dan khawatir terbesit di benak Farenzo, sebab Blue tidak pernah mengalami kejadian aneh seperti ini di kehidupan sebelumnya.

Setelah di pikir-pikir, Farenzo tidak tahu alasan mengulang kembali hidupnya. Rasa ketakutan dan keraguan di rasakan olehnya setiap hari silih berganti. Rasa takut saat salah dalam melangkah bisa merubah segalanya.

Farenzo tidak bisa seperti Curran yang bisa dengan cepat mengambil tindakan, bila terjadi suatu masalah. Ada rasa takut dalam hatinya, bilamana dia mengambil langkah yang salah lalu semuanya menjadi berantakan.

Untuk saat ini, perubahan yang terjadi masih terlihat baik. Sosok kedua kakaknya yang tidak ada di kehidupan sebelumnya, kini berada dekat dengannya.

Namun, perubahan besar ini bisa saja mengubah masa depan yang diketahuinya. Entah itu hal baik ataupun hal buruk.

"Hah!" Farenzo menghela napas berat.

Zeil melirik. "Farenzo."

"Hmmm."

"Cobalah untuk memperhatikan interaksi disekitar mu, mungkin kau akan mengerti setelah mengetahuinya," ujar Zeil memberikan saran.

Dengan begitu Farenzo akan menyadari bahwa kucingnya telah menaruh hati pada seekor rubah. Meskipun itu terdengar tidak masuk akal.

Farenzo menoleh ke samping, melihat kakaknya yang sedang memakan pie lemon. Farenzo hanya melihatnya sekilas, lalu menyandarkan kepalanya pada pundak Xavier.

Farenzo membuka mulutnya saat tangan Xavier memberi kue pie strawberry ke dalam mulutnya. Rasa asam manis dan gurih terasa begitu memakan kue pie tersebut.

Farenzo termenung sejenak. Setelah di ingat-ingat kembali, Raja William memberikan hukuman pada Curran berupa pengasingan. Dimana kerajaan Xinlaire tidak akan memberikan bantuan untuk wilayah timur laut dan utara.

Di kehidupan sebelumnya, wilayah timur laut memang terpisah dengan kerajaan Xinlaire. Akibat sekelompok organisasi yang menyabotase tambang di wilayah tersebut, membuatnya bukan lagi bagian dari wilayah kerajaan.

Ini mirip. Mungkin ada sedikit perbedaan, tapi secara garis besar itu hampir serupa.

Pupil mata Farenzo bergetar. Dia menggigit bibirnya, dan tangannya mulai terkepal erat.

'Tidak, tidak, tidak.'

'Semuanya akan baik-baik saja.'

Farenzo menggelengkan pemikiran buruk yang terbesit di kepalanya. Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja, kali ini akan berbeda.

~ Benarkah?

Seluruh tubuh Farenzo menegang. Suara serak yang rendah terdengar oleh telinganya. Telapak tangan besar yang memiliki aroma hangus dan anyir darah membekap mulutnya. Hingga membuat Farenzo tidak bisa mengeluarkan suaranya, bahkan terasa sesak untuk bernapas.

~ Semuanya akan berbeda, bila kau yang mati.

Ingatan sosok ibunya yang melindungi Farenzo kecil saat Zryan berniat untuk membunuhnya.

Suddenly Became A ChildWhere stories live. Discover now