28 Rencana berubah

12.5K 1.9K 44
                                    

"Bagaimana bisa putraku kabur tidak ada di antara kalian yang melihatnya?!!!"

Suara Curran terdengar keras dan penuh amarah. Kobaran api menyelimuti seluruh tubuh Curran, bahkan netra hijau elegan miliknya berubah menjadi merah api yang menyala.

Para kesatria yang di perintahkan untuk menjaga Rein hanya bisa menunjukkan kepalanya, saat melihat amarah Curran.

"Curran, tenanglah."

Gilbert yang baru saja sampai di halaman depan kediaman melihat api milik putranya berkobar, seolah-olah siap membakar apapun yang ada di sekitarnya.

"Tapi Ayah-"

"Tenang."

Curran memejamkan matanya, nafasnya yang memburu perlahan-lahan mulai mereda. Dia kembali membuka matanya dan terlihat netra hijau emerald yang teduh.

Gilbert yang melihat bahwa putranya sudah mulai tenang, api yang menyelimuti tubuh Curran mulai menyusut.

"Nak, putramu masih di wilayah Duchy. Pergi dan carilah."

"Amarah tidak akan menemukan putramu."

Gilbert mengatakan kalimat tersebut, karena dia merasa yakin Rein masih berada di wilayah Crimson. Dan selama dia masih di wilayahnya, maka dia akan aman.

Lagipula, Gilbert merasa Rein tidak seperti anak kecil pada umumnya. Seolah-olah dia melihat bayangan Curran padanya.

Curran menghembuskan nafas panjang. Ucapan ayahnya memang benar, bila dia marah di sini, dia tidak akan menemukan Rein.

Dia berbalik, lalu melangkah ke depan menuju gerbang kediaman. Dia berniat untuk mencarinya sendiri.

Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara yang tidak asing di telinganya.

~ "MANUSIA MERAH! CUTIE PIE DI CULIK MANUSIA JELEK!!"

Joy berteriak saat melihat Curran. Dia di minta oleh Croft untuk memberitahu Curran tentang yang terjadi pada Rein.

Pandangan Curran menggelap, netranya kembali menjadi merah menyala.

"Bajingan mana yang minta di bunuh!!"

Joy merasa tertegun melihat ekspresi wajah Curran yang terlihat marah. Dia dapat mengerti, itu sebabnya Joy memiliki ekspresi serius saat menjawab pertanyaan dari Curran.

~ "Joy akan tunjukkan jalannya."

Gilbert yang berada di depan pintu kediaman merasa bingung dengan pergerakan Curran yang berhenti, lalu berjalan kembali dengan tekanan panas yang tajam.

"Mark, ikuti putraku."

"Baik Tuan."

Mark yang berada tak jauh dari Gilbert, membungkuk sebentar, lalu mengikuti Curran di belakangnya.

Rosaly yang baru saja menyelesaikan tugasnya, mengerutkan kening melihat Curran yang melewati dirinya dengan mata merah dan tatapan tajam.

'Sepertinya kakak sangat marah.'

Rosaly hanya berpikir dalam benaknya. Melihat para kesatria yang masih membungkuk, dan keberadaan ayahnya yang berada di depan.

"Nona muda, kita sudah sampai."

Ema keluar terlebih dahulu dari kereta, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Rosaly keluar dari kereta.

Rosaly berjalan dengan anggun, dan berhenti di hadapan Gilbert.

"Ayah, aku ingin melapor."

Gilbert memiliki senyuman yang menenangkan, melihat putrinya yang datang ekspresi wajah seperti seseorang yang baru saja bersenang-senang.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang