50 Berlubang

10.8K 1.7K 60
                                    

Rein mengedipkan matanya beberapa, untuk menahan rasa kantuk yang mulai dia rasakan.

Mereka telah keluar dari goa tempat Rein bertemu dengan Moya. Kecuali Bell. Rein meminta Bell untuk kembali ke ruang dimensi.

Bukan tanpa alasan Rein meminta Bell untuk kembali. Hanya saja, dia khawatir saat pulang nanti Bell akan memakan barang-barang berharga yang ada di rumahnya.

Moya ikut bersama kelompok Rein, dan duduk di pundak Eren. Dia memperhatikan anggota kelompok Rein yang sudah bersih dan rapih.

'Sudah cukup, aku tidak bisa menahannya lagi.'

Rein menghentikan langkahnya. Membuat yang lain pun menghentikan langkah mereka.

"Tuan muda, apa terjadi sesuatu?"

Eren merasa bingung dengan anak kecil rambut pink yang menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.

Rein mengabaikan pertanyaan dari Eren. Dia memandang ke arah Yuda.

"Hei kesatria, kemari."

Yuda yang namanya di panggil, melangkah maju ke depan dan berada di samping Rein.

"Kau butuh sesuatu?"

"Ya, aku merasa lelah dan mengantuk. Gendong aku."

Sudut mulut Yuda berkedut. Melihat Rein yang merentangkan kedua tangannya, meminta untuk digendong dengan wajah sayu.

"Tentu."

Plak.

Yuda terkejut, melihat tangannya di tepis oleh Rein saat dia ingin menggendongnya. Dia menatap Rein dengan tatapan bingung.

"Berbalik."

Rein melihat Yuda membalikkan badannya dengan ekspresi bingung. Setelah itu, dia menepuk pundak Yuda sebentar, sebelum akhirnya menaiki punggung Yuda.

Yuda menahan tubuh Rein agar tidak terjatuh. Seulas senyum kecil terlukis di wajahnya, lalu berubah menjadi datar di detik berikutnya.

Moku melihat Rein di gendong oleh Yuda. Dia berjalan mendekati Eren, lalu mengetuk kaki Eren menggunakan kaki depannya.

~ Myuu Myuu.

Eren menatap ke bawah, seekor rubah merah berseru padanya. Dia terkekeh kecil, lalu berjongkok menyesuaikan ukuran tubuhnya.

"Apa anda ingin di gendong juga, Nona Moku?"

~ Myuu Myuu.

'Imut!'

Eren menjerit di dalam hati, melihat seekor rubah merah yang menganggukkan kepalanya meminta untuk di gendong juga.

"Baiklah."

Eren dengan hati-hati menggendong seekor rubah merah. Menurut tuan muda, rubah merah ini sangat menjaga keindahan bulunya.

Dan, Eren mengakui bahwa bulu milik rubah merah yang di gendongannya sangat lembut dan halus. Belum lagi, ada aroma mawar segar yang tercium olehnya.

"Baiklah mari kita segera kembali, aku khawatir ayah akan mencari kita."

"Hm."

"Baik, Tuan muda."

Croft melayang di dekat wajah Rein.

[ Master, bukankah anda sudah dewasa. Lalu, kenapa anda meminta untuk di gendong oleh seorang anak kecil? ]

'Croft, saat ini aku hanyalah seorang anak kecil yang lemah dan juga rapuh.'

'Berhenti bicara dan awasi sekitar.'

Suddenly Became A Childजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें