05 Mengapa?

20.8K 2.3K 84
                                    

"Ayah mint-"

"Ayah, itu sudah berlalu. Dan aku baik-baik saja, tidak perlu di bahas."

Curran langsung memotong ucapan Gilbert yang akan meminta maaf atas kejadian masa lalu yang menimpanya.

"Ayah mengerti, kamu sudah dewasa."

Gilbert berkata dengan menahan kesedihan dan kepahitan saat mengatakannya.

"Tentu saja, aku sudah berumur 18 tahun."

"Baiklah, kamu boleh pergi."

"Tentu."

Curran berbalik menuju keluar, namun langkahnya terhenti saat mencapai pintu masuk.

"Ayah."

Curran memanggil dengan suara rendah. Dia mengingat gumaman terakhir dari Rein.

"Ya anakku."

Gilbert menanggapi panggilan dari putranya dengan seksama, karena merasakan keseriusan dalam ucapannya.

"Ada seseorang yang masih melakukan penjualan para budak di wilayah ini. Rein baru saja melarikan diri dari tempat itu sebelum bertemu denganku."

"Pastikan mereka semua mati malam ini, atau yang akan membakar mereka hidup-hidup."

Setelah mengatakan hal tersebut, Curran pergi dari ruangan kerja milik Ayahnya.

Rahang Gilbert mengeras mendengar berita yang baru saja di katakan putranya.

Kerajaan Xinlaire adalah kerajaan yang melarang keras penjualan para budak, itu sebabnya Raja memerintahkan kepada setiap kepala wilayah untuk membasmi mereka dan membebaskan para budak.

Baru beberapa bulan yang lalu Gilbert membantai kelompok mereka, tapi masih ada beberapa orang yang berani melakukan hal tersebut. Apalagi mereka berani menyentuh cucu barunya.

"Elgar!!"

"Saya menghadap Tuanku."

Seorang pria berpakaian hitam muncul dari belakang Gilbert dan langsung membungkuk hormat padanya.

"Apa kau mendengarnya?"

Gilbert bertanya dengan suara dingin dan mengeluarkan sedikit aura membunuh.

"Saya siap menerima perintah anda."

Elgar menjawab dengan tegas.

"Aku ingin mendengar kabar kematian mereka sebelum makan malam tiba."

"Saya mengerti Tuan."

Setelah mengatakan itu, Elgar menghilang dalam sekejap dari ruangan tersebut.

"Hm, haruskah aku persembahkan kepala mereka pada cucuku?"

* * *

[ Master, ada dua orang yang akan masuk. ]

Rein menoleh ke arah pintu yang terbuka saat dua orang yang di maksud masuk ke dalam kamar.

Mark berjalan masuk dengan seorang wanita yang memiliki wajah yang mirip dengannya, dan wanita itu sedang membawa troli yang berisi berbagai makanan.

[ Pria itu bernama Mark. ]

'Kembar?'

Itulah yang ada di benak Rein saat melihat mereka berdua.

"Tuan muda Rein, syukurlah anda sudah bangun. Mary baru saja selesai memasak makanan untuk anda."

Mark berkata dengan nada ramah dan senyuman yang terlukis di wajahnya.

"Ini dimana?"

Rein bertanya meskipun dia sudah tahu jawabannya.

Suddenly Became A ChildМесто, где живут истории. Откройте их для себя