113 Kesepakatan

3.7K 637 43
                                    

Suara-suara dari beberapa tanaman magis terdengar di telinga Rein. Saat ini dia berada di Green Forest untuk mengambil beberapa tanaman obat, bersama dengan Rosaly dan yang lainnya.

"Rein," panggil Rosaly.

"Ya, Bibi Rosaly," sahut Rein.

Rosaly melirik sekilas ke belakang untuk melihat Rein, lalu memetik tanaman herbal kemudian menaruhnya di keranjang. "Aku mengantar Yuda ke rumahnya. Selama perjalanan, Yuda memberitahu ku bila kau adalah adiknya."

"Bagaimana menurut mu?" tanya Rosaly.

"Jangan di dengarkan, dia hanya mengatakan omong kosong," jawab Rein. Tidak ada yang bisa menggantinya sebagai sosok seorang kakak dalam hidup Rein.

Sudut mulut Rosaly berkedut. "Tapi, bagaimana bila suatu hari nanti ada keluarga kandung mu datang untuk menjemput mu kembali?"

Rein menghentikan pergerakan tangannya.

"Apa kau akan meninggalkan kak Ran?" tanya Rosaly.

Suara tanaman berhenti berbicara dan mendengarkan percakapan mereka. Begitu juga dengan tiga makhluk mungil serta seekor rubah merah.

Croft menatap ke arah Rein dengan tatapan dalam. Dia segera melayang dan duduk di pundak Rein.

[ saya di sini Master. ]

Rein tersenyum tipis mendengar ucapan Croft. Rein bangkit dari posisinya, berjalan mendekati tempat Rosaly dengan keranjang penuh yang berisi tanaman herbal.

"Bibi Rosaly." Rein menaruh tanaman herbal miliknya di keranjang Rosaly. "Aku tidak akan meninggalkan ayah."

"Aku juga tidak akan membiarkan siapapun untuk menyakiti ayah, bahkan jika dia seorang raja sekalipun," ujar Rein tersenyum kecil.

Rosaly terdiam. Perkataan Rein seolah menyiratkan bahwa dia telah melakukan sesuatu pada Raja William, karena telah memberikan hukuman pada Curran.

Meskipun, kenyataannya Rein tetap berada di sampingnya sejak keluar dari istana kerajaan Xinlaire.

Rosaly menggigit bibirnya dengan tatapan matanya yang bersinar. 'Anak ini melebihi ekspektasi ku,' batin Rosaly.

"Ulurkan tanganmu," pinta Rosaly.

Rein mengerutkan keningnya, namun dia tetap melakukan seperti yang di minta oleh Rosaly. Rein melihat tiga buah gambar bunga mawar merah muncul di pergelangan tangannya.

"Panggil aku bila kau membutuhkan sesuatu, maka aku akan datang dan membantu mu," ujar Rosaly mengelus kepala Rein lembut.

Setelah itu, Rosaly berjalan keluar dari hutan hijau meninggalkan Rein yang masih berada di dalamnya. Rosaly tersenyum lebar begitu keluar dari hutan. Dia memiliki niat untuk menyiapkan pesta kecil-kecilan saat malam tiba.

"Sihir pemanggilan," gumam Moya.

Moya menatap kepergian Rosaly dengan tatapan rumit. Tanpa di sangka, Rosaly telah berkembang pesat dalam mengendalikan energi magis maupun sihir.

Rein menatap gambar di lengannya dengan tatapan rumit. Dia tidak tahu alasan Rosaly memberikan hal ini padanya, tapi itu akan di pikirkan nanti. Saat ini yang perlu Rein lakukan ialah berurusan dengan sosok bajingan jelek yang terus melihatnya sejak tadi.

Rein melihat ke arah Moya, Joy dan Moku. "Petik semua buah di hutan ini, agar kita bisa memakannya saat kembali nanti," ujar Rein memberikan perintah.

Joy tersenyum cerah. "Baik," seru Joy.

Joy langsung melesat ke dalam hutan untuk mengambil buah-buahan. Begitu juga dengan Moya yang mengikuti di belakang.

"Moku tidak mau, Myuu," sahut Moku menolak. Dia tidak akan pergi. Setiap kali Moku meninggalkan Rein, maka Moku akan kembali melihat Rein berdarah.

Suddenly Became A ChildWhere stories live. Discover now