39. "Rassya, I Love You!"

65 8 9
                                    

"Tapi... sebenarnya ada satu hal yang mau gue kasih tau ke lo pada." ucap Saqeela yang tiba-tiba membuat suasana menjadi tegang.

"Apa?" tanya Sakia.

"Gue sama Rassya sebenarnya udah kenal dari kecil."

"WHATTT!?" kaget mereka semua.

"Demi apa, Qeel?"

"Berarti lo itu orang yang selama ini Rassya cari-cari!?" tanya Sandrina.

"Emang iya, Rassya nyariin gue?" tanya Saqeela penasaran.

"Iya. Rassya tuh pengen banget nemuin sahabat kecilnya. Katanya udah kepisah dari umur 7 tahun. Berarti lo orangnya?" jelas Sandrina tak percaya.

"Sebenarnya gue juga gak percaya sih kalau gue kenal Rassya dari kecil."

"Maksud lo? Coba jangan buat kita bingung." ujar Sakia.

Saqeela menghembuskan napasnya gusar. "Sekarang gue nyatanya lagi masa pemulihan."

"Pemulihan? Lo sakit apa!?" pekik Sera.

"Qeel, udah hampir lulus SMA dan lo gak pernah cerita soal pemulihan pemulihan kayak gini sama gue." seru Sandrina.

"Lo sakit Qeel?" tanya Sakia.

"Beberapa menunggu sebelum ke jakarta, gue kecelakaan mobil di Amrik dan karena kecelakaan itu jadi buat gue amnesia."

"Sorry Qeel, jadi sekarang lo masih amnesia?" tanya Sakia.

Saqeela menganggukkan kepalanya sekali. "Tapi sebagian memori udah mulai gue inget."

"Termasuk Rassya?" tanya Sera yang di balas gelengan kepala oleh Saqeela.

"Yah... Qeel... gue turut prihatin ya." Sandrina membawa tubuhnya untuk jatuh ke pelukan Saqeela yang kemudian diikuti oleh Sakia dan Sera.

"Tapi darimana Rassya tau kalau lo teman kecilnya?" tanya Sera.

Saqeela tersenyum dan menarik napas dalam-dalam. Dia mulai menceritakan semuanya dari awal ketika Satria mulai curiga terhadap Rassya kemudian meminta untuk ketemuan lalu semuanya terbongkar. Yang bisa dilakukan oleh ketiga sahabatnya hanya diam, menganga dan tak percaya ketika mendengar semua cerita Saqeela. Plot twist apa lagi ini? pikir mereka.

•••

Waktu terus berjalan tanpa jeda dan semua berjalan baik-baik saja. Hubungan Saqeela dan Rassya terus saja berjalan mulus, hari demi hari keduanya melakukan mesra-mesraan dan beberapa kali pula Rassya membawa Saqeela keluar malam untuk jalan-jalan mencari angin. Contohnya seperti sekarang, tepat pukul delapan malam tadi, Rassya menjemput Saqeela di rumah dan kini mereka berada di sebuah cafe Boba. Rassya membiarkan Saqeela memilih minuman sesuka hati, yang terpenting gadisnya senang, pikir Rassya.

"Qeel..?" panggil Rassya.

Saqeela yang asik menyeruput es Boba pun langsung menoleh ke arah Rassya. "Kenapa?"

"Persennya udah nambah belum?" tanya Rassya.

"Gak tau." balasnya.

"Kenapa bisa gak tau?"

Saqeela tersenyum getir. "Katanya lo sabar nunggunya." ucap Saqeela.

"Lo mau?" tawar Saqeela menyodorkan es Boba ke arah Rassya.

"Buat lo aja."

"Tapi gue mau ngasih lo..."

Rassya menghela napas dan menyeruput es Boba milik Saqeela.

"Enak kan?" tanya Saqeela tersenyum.

"Iya, enak sayang."

Tak ingin menghabiskan waktu hanya di satu tempat. Rassya langsung membawa Saqeela untuk pergi berkeliling kota menggunakan motor. Sepanjang perjalanan, Saqeela terus mengembangkan senyuman lebarnya dengan memeluk erat pinggang Rassya, sementara Rassya fokus menyetir meski beberapa kali memergoki wajah cantik kekasihnya lewat kaca spion motor.

Ancaman Cowo Brandal Where stories live. Discover now