16. "Maaf"

125 9 8
                                    

karena mood Bluve lagi bagus... Bluve memutuskan untuk double up🤩👏

etsss...
janlup VOTE + KOMEN + FOLLOW (bagi yang belum follow)

•••

"Seribu mimpi belum tentu jadi kenyataan, seribu janji belum tentu menjadi bukti, tapi seribu rupiah sudah pasti dapat bakwan satu biji."

"Bu Marni, uangnya besok tunggu Jean jadi presiden!" lanjut Najean berteriak keras di depan konter kantin sang penjual gorengan dan misop.

Najean dengan sejuta akalnya, dengan mudah mengambil bakwan dari atas nampan yang tersedia di kantin lalu di makannya lahap sebelum akhirnya menyusul teman-temannya yang sudah lebih dulu berjalan keluar kantin meninggalkannya. Sementara Bu Marni sang penjual hanya bisa bergeleng kepala, dia sudah hafal dengan tingkah seorang Najean Nathanio itu. Tidak perlu takut jika Najean berhutang, karena cowo itu pasti akan membayarnya.

"Gila, ngambil bakwan lagi ni anak." ucap Rafian bergeleng kepala saat mendapati Najean telah sampai didekat mereka dengan melahap asyik sebuah bakwan di tangan.

"Lo bayar gak tuh?" tanya Alex.

"Seorang Najean bayar gorengan? Tidak semudah itu Susanto." ujar Rassya terkekeh dan tentu pelaku utamanya menyengir tak berdosa.

"Kebiasaan." seru Reyza.

"Yaelah, ntar juga gue bayar."

"Kapan?" kini Kica yang bertanya.

"Tunggu gue jadi presiden."

Semuanya mendengar itu, mereka bergeleng kepala dan cukup menarik napas panjang untuk memaklumi tingkah absurd manusia pemilik nama Najean itu. Perbincangan hangat telah usai tiba-tiba dan mereka terus melanjutkan jalan di koridor hendak menuju kelas. Tentunya sepanjang perjalanan semua murid cewe melihat mereka tanpa berkedip, tetapi tujuh cowo itu tidak memedulikannya dan memasang muka datar, hingga tiba-tiba kedataran mereka berubah menjadi sumringah setelah mendapati tiga gadis yang mereka kenal, siapa lagi kalau bukan Saqeela, Sandrina dan Sakia.

Ketiga cewe itu tak sengaja berpapasan dengan Rassya dan yang lainnya tepat di persimpangan jalan koridor arah kelas mereka. Langkah kaki mereka berhenti sejenak sebelum akhirnya kembali berjalan berbelok ke lorong kanan.

"Woi cewe!" teriak Najean tanpa malu dan berakhiran membuat ketiganya menoleh.

Tujuh cowo itu tersenyum simpul dan mulai berjalan mendekati ketiganya.

"Darimana mau kemana kalian?" tanya Alex.

"Bukan urusan kalian." balas Sakia.

"Galak banget lo jadi cewe." sahut Najean.

"Biarin!"

"Darimana?" kini Rassya yang beratnya dengan kedatarannya, tentunya mengarah pada Saqeela.

"Kepo banget lo." balas cewe itu.

"Lo gak selingkuh, kan?" tanya Rassya.

"Selingkuh gue. Noh sama tukang kebun sekolah!"

"Bwahahahah.... udahlah Sya, santai aja kali. Cewe lo gak bakal selingkuh." ujar Ale terkekeh.

Rassya melirik Ale sekilas lalu melihat ke arah Saqeela lagi.

"Seganteng apa tu tukang kebun, sampe lo mau selingkuhi gue?" tanya Rassya.

"Gak ganteng sih, cuma banyak duitnya."

"Lo gila apa gimana sayang? Sejak kapan tukang kebun banyak duit?"

"Dia itu orang kaya gabut."

"Lo kurang berapa duit emang, biar gue transfer." seru Rassya.

Ancaman Cowo Brandal Where stories live. Discover now