7. Satria Rionaldy

135 9 11
                                    

"Assalamu'alaikum."

Saqeela mengucapkan salam ketika melangkah masuk ke dalam rumah. Matanya langsung tertuju pada seorang cowo berpostur tinggi dan berkulit putih dengan rambut belah tengah. Cowo itu berjalan menghampirinya dengan langkah kaki yang pelan dan sorot mata tajam.

"Bawa apaan lo?"

Bukannya menjawab salam Saqeela, cowo muda nan tampan itu malah mengintrogasi-nya saat dua bola mata miliknya menatap kantong plastik di genggaman Saqeela.

"Gini nih kalo tiap pelajaran agama suka cabut. Bukanya jawab salam malah nodongin pertanyaan. Sopan begitu?" seru Saqeela geram.

"Wa'alaikumsalam. Puas?" ucap cowo itu.

Saqeela menatap malas manusia berbeda jenis kelamin dengannya itu. Manusia pemilik nama Satria Rionaldy yang biasa di panggil Satria oleh keluarganya, dia merupakan seorang Abang dari Saqeela yang kini menduduki bangku mahasiswa di universitas Gunadarma dalam jurusan bisnis manajemen.

Dia sengaja mengambil jurusan bisnis karena agar bisa menjadi pembisnis hebat penerus sang Papi. Untuk saat ini Satria berada di semester 8, yang mana dalam hitungan 2 bulan lagi dia akan wisuda. Mengenai universitas, kebetulan Satria mengambil universitas di Jakarta, meski sebelumnya keluarganya tinggal di Amrik.

Selain menjadi sosok Abang untuk Saqeela, dia juga menjadi sosok musuh besar Saqeela. Tiada hari tanpa perdebatan di antara keduanya. Hal sepele pun akan tetap mereka debatkan, bahkan masalah itu bisa menjadi besar.

Pernah satu hari Saqeela membuat susu favoritnya. Dia meminum susu itu dengan duduk santai di kursi meja makan dengan mata yang tak lepas dari layar ponsel. Satria yang tak tahu datang darimana tiba-tiba merampas susu di atas meja dan meminumnya hingga habis. Saqeela sadar akan hal itu, dia marah besar dan meminta Satria untuk membuat ulang susunya. Bukannya membuat ulang, Satria justru malah mengembalikan susu yang masih ada sisa di dalam mulutnya. Dia kembalikan ke dalam gelas dan diberikan pada Saqeela.

Prang!

Saqeela yang memang dasarnya emosional, rawan di pancing emosi, dia langsung melempar gelas itu hingga pecah ke lantai dan parahnya mengenai kaki Satria. Dari situ Satria langsung dibawa ke rumah sakit terdekat karena pecahan kaca ada yang menancap di betisnya. Gila bukan?

Kalau begini, siapa yang disalahkan?

Meski sudah terjadi hal seperti itu, tetap saja tak ada kata trauma untuk seorang Satria Rionaldy. Dia justru semakin gemar membuat Adiknya emosi.

"Apa yang lo bawa?" tanya Satria lagi.

"Stok cemilan gue."

"Banyak banget. Uang darimana lo?"

"Ngepet." jawab Saqeela santai dan mendahului Satria menuju dapur dengan senyuman yang angkuh.

Santri sedikit mencibiri Adiknya dalam hati seraya melihat kepergian Saqeela yang semakin lama semakin jauh darinya.

"Malak siapa lo!?" teriak Satria dari arah ruang tamu.

Saqeela yang sibuk mengeluarkan jajanan dari kantong plastik pun mau tak mau menjawab ucapan Abangnya itu.

"Yang penting bukan malak dompet lo!" balas Saqeela gak kalah teriak.

Brak!

Ah entahlah, Satria kali ini bahkan sangat mirip seperti jalangkung yang tiba-tiba datang tanpa di undang. Cowo itu tiba-tiba hadir di dapur dan menghentak meja makan hingga membuat Saqeela tersentak kaget.

"Kek setan lo, sumpah!" cetus Saqeela.

"Lo malak siapa, dek?" tanya Satria yang mengacuhkan penuturan Saqeela.

Ancaman Cowo Brandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang