32. Hukuman buat Rassya

92 9 18
                                    

Rassya berjalan gontai menuju ruang kelasnya setelah menyelesaikan hukumannya beberapa menit yang lalu di lapangan sekolah karena terlambat masuk. Dia mendapat hukuman menyapu full lapangan basket dari Rizal, sang ketua OSIS.
Entah mengapa pagi tadi dia bisa telat bangun padahal tidak begadang, bahkan untuk menjemput Saqeela saja dia lupa.

"Sialan!"

Rassya mengusap wajahnya gusar yang penuh keringat di dahi. Dia terus berjalan hingga akhirnya sampai di kelas, yang mana kelasnya sudah hadir sosok guru yang akan mengajar biologi.

"Terlambat lagi?" tanya Bu Rina saat melihat kedatangan Rassya, tentu dengan pakaian seragam yang tak rapi. Seragam sekolah yang tidak di masukkan dan rambut yang berantakan, tetapi untungnya tidak membuat ketampanannya berkurang.

"Kebiasaan kamu tuh, Rassya. Berdiri saja kamu di situ, sampai jam pelajaran ibu selesai." lanjut bu Rina tanpa belas kasihan.

"Kasian Bu, liat tuh udah keringetan Rassya-nya..." ujar salah seorang cewe yang merasa iba.

"Biarkan saja, toh juga salahnya."

"Tega bener ibu."

Bu Rina menghela napas. "Yaudah, kamu boleh duduk Rassya."

Rassya melihat bu Rina sekilas sebelum akhirnya mulai berjalan menelusuri lorong bangku kelasnya dengan langkah kaki gontai. Tentu gerakannya di perhatikan oleh Saqeela.

"Sya, lo gak apa-apa?" tanya Saqeela merasa ada yang aneh terhadap Rassya.

Cowo itu lemas, tubuhnya berkeringat sangat berlebih. Rassya memandang gadisnya dengan senyuman yang mengukir tipis di wajah.

"Gue gak apa-apa." jawab Rassya sebelum akhirnya sampai di bangkunya.

Bruk!

Baru saja ingin mendaratkan bokongnya di atas bangku, pertahanan Rassya akhirnya runtuh. Cowo itu jatuh pingsan dan untungnya langsung di tangkap oleh Saqeela yang kemudian di bantu Najean, Kica dan Reyza.

"Sya, Rassya!?" panik mereka semua.

"Ada apa itu!?" tanya bu Rina di depan kelas.

"Rassya pingsan Bu." jawab Sakia.

"Tumben sekali dia pingsan, biasa juga kuat mau di kasih hukuman sebanyak apapun..." ucap Bu Rina. Memang bu Rina ini paling anti terhadap Rassya, dia sedikit tak suka karena tingkah laku Rassya yang terkadang di luar nalar.

"Bu, Rassya juga manusia, bukan robot. Wajar kalau dia cape!" pekik Saqeela tak terima.

"Sudah, bawa ke UKS saja." final Bu Rina.

Najean, Kica dan Reyza membantu mengangkat Rassya untuk ke UKS. Bu Rina membiarkan mereka apalagi melihat Saqeela yang berlari tanpa pamit padanya.

Di UKS, Rassya langsung di baringkan di atas brankar UKS dan Saqeela mencari minyak angin dalam kotak obat.

"Kok bisa pingsan sih, Sya?" lirih Najean.

"Gak biasanya loh Rassya begini." timpal Kica.

"Minggir-minggir...!" Saqeela datang tiba-tiba dengan membawa minyak angin di tangannya dan menelusuk masuk diantara Najean dan Kica.

Tiga cowo itu membiarkan Saqeela memberikan Rassya minyak angin. Dengan telaten cewe itu menaruh tetesan minyak angin di dahi dan bawah hidung Rassya kemudian mengarahkan kepala minyak angin tepat di hidung Rassya.

"Sya, bangun dong. Jangan buat gue khawatir."

"Sya? Gue janji kalau lo bangun gue gak akan marah karena lo gak jemput gue." lanjut Saqeela.

Ancaman Cowo Brandal Where stories live. Discover now