36. Alex balikan?

63 6 18
                                    

"Ini dek." seorang bapak pedagang bakso kuah keliling itu memberikan kantong plastik kecil berisikan tiga bungkus bakso kuah pada anak remaja cowo yang duduk santai di atas jok motor sportnya.

"Oh makasih bang. Ini uangnya." Alex menerima bungkusan bakso itu dan memberikan tiga lembar uang lima ribu.

Setelah mendapatkan bakso itu Alex mulai menghidupkan mesin motornya, hendak kembali ke rumah. Tetapi, pandangannya seketika tertuju pada seseorang yang baru saja keluar dari pintu masuk pemakaman yang membuatnya batal menghidupkan mesin.

"Sera?" panggilnya.

Perempuan pemilik nama Sera itu sontak menoleh ke arah sumber suara. Sama halnya seperti Alex dia terkejut atas kehadiran cowo itu.

"Alex?"

Alex diam tak berbicara. Dia bergerak turun dari motornya dan menghampiri Sera yang jaraknya tak terlalu jauh darinya. Sementara Sera masih berdiam diri di tempat dengan mata yang terus fokus pada Alex.

"Kamu ngapain disini?" tanya Alex sesampainya di depan Sera.

"Habis ziarah makam mamah."

Alex menaikkan kedua alisnya dan membawa atensinya pada pemandangan dibelakang Sera yang mana menampilkan pemakaman muslim. Alex baru sadar kalau dirinya membeli bakso di depan pagar pemakaman itu.

Mendengar jawaban Sera, Alex menganggukkan kepalanya dan ber'oh' ria.

"Lo sendiri?" kini Sera yang berbalik tanya.

"Nih, habis beli bakso." Alex menunjukkan bungkusan miliknya.

"Punya lo semua?" tanya Sera lagi.

"Ada punya Ale sama Kica."

"Lagi ngumpul?"

"Cuma bertiga aja. Yang lainnya sibuk pacaran." balas Alex.

Sera mengernyitkan dahinya. "Najean, Rafian, mereka punya pacar?" tanya Sera.

"Rafian ada acara keluarga, kalau Najean lagi deket sama Sakia."

"hah, kok bisa deket?" kaget Sera.

"Sebenarnya gak deket. Waktu Najean nganter pulang Sakia, nyokap sama abangnya Sakia ngira kalau Najean pacarnya, padahal udah dijelasin kalau mereka gak pacaran, tapi gak percaya. Yaudah alhasil dari sana Najean jadi sering datang ke rumah Sakia."

"Oh gitu..." sahut Sera berangguk-angguk.

"Keren ya Najean." ujar Alex tiba-tiba.

"Keren kenapa?"

"Keren lah. Gak pacaran tapi dikira pacaran dan malah jadi deket. Sedangkan kita, pacaran malah disuruh putus. Deket lagi juga nggak." senyum getir mulai menghiasi wajah tampan remaja cowo itu dengan tatapan mata yang sulit di artikan.

Sera tertegun mendengarnya. Terasa begitu sesak dan menyakitkan. Perpisahan bukanlah yang mereka inginkan. Dan mereka juga tidak bisa memilih terlahir dengan agama apa. Ini semua sudah takdir.

"Terus lo maunya gimana?" tanya Sera.

"Balikan?"

"Mungkin?" lanjut Alex setelah terjeda beberapa saat.

Sera menghela napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya menggelengkan kepala pelan.

"Gak bisa."

"Kenapa?" tanya Alex.

"Ya gak bisa."

"Takut ketauan papah kamu sama bang Raki?" Sera tak menjawab apapun, dia hanya diam.

Ancaman Cowo Brandal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang