29. Semua masalah jangan di pendam sendiri

68 9 8
                                    

udah vote?
follow?
oke trims💙

•••

Tok tok tok ...

Suara ketukan pintu terdengar dari arah luar. Pintu kamar Saqeela di ketuk oleh seseorang dari luar, tetapi sama sekali tak membuat sang pemilik kamar bergerak untuk membukanya.

"Saqeela, kamu didalam? Mami masuk ya?" suara Mami terdengar samar dan pelan-pelan membuka pintu kamar Saqeela.

Krek ...

Dug!

Seusai berhasil masuk ke dalam kamar Saqeela, Mami kembali menutup pintunya kembali dan berjalan mendekati Saqeela yang mana gadis itu nampak meringkuk di atas kasur.

"Kata Abang, kamu dari pulang sekolah ngurung diri terus di kamar. Ada apa? Kamu punya masalah?" tanya Mami. Wanita baya itu ketika pulang dari acara kantor sang suami, langsung mendapatkan laporan dari anak pertamanya soal Saqeela yang terus mengurung diri di kamar sejak sepulang sekolah.

Mami meraih kepala Saqeela untuk di elusnya dengan dia yang duduk di bibir kasur.

"Qeel? Kamu gak mau cerita sama mami?" tanya Mami sekali lagi saat sama sekali tak mendapatkan respon apapun dari Saqeela.

Saqeela diam beberapa menit sebelum akhirnya membawa penglihatannya ke arah sang Mami. Mami tersenyum simpul dan mendekap anak bontotnya begitu dalam.

"Kenapa? Ada masalah apa, coba cerita sama mami."

"Aku capek mih." cicit Saqeela membuka suara.

"Cape?"

"Aku cape selalu di paksa buat inget semuanya."

Mami menghela napasnya pelan. Dia tahu kemana alur masalah anaknya berjalan, tentu saja tak jauh dari penyakit yang Saqeela derita.

"Kamu tau, satu memont yang bikin mami itu takut banget..." ucap Mami seraya mengelus kepala Saqeela.

"Apa mih?"

"Waktu kamu koma. Dari situ mami ngerasa kalau hidup mami hancur. Mami sama sekali gak pernah bayangin anak mami ada yang sampe koma di rumah sakit."

"Mami sampe mikir, kamu bisa sadar atau enggak. Mami takut banget. Mami akan ngelakuin apa aja supaya kamu bangun, bahkan mami mau gantiin posisi kamu." lanjut Mami.

Mami melirik ke arah Saqeela yang nyatanya gadis itu terus menatap lekat dirinya dalam dekapan. Mami menyunggingkan senyuman terbaiknya pada anak bontotnya.

"Tuh kan... mami jadi sedih." Mami menyeka air matanya sebelum kemudian mendekap Saqeela lebih erat.

Saqeela tersenyum tipis dan ikut menyeka air mata sang Mami.

"Maafin Saqeela, mih."

Mami tersenyum simpul. "Gak apa-apa, semuanya udah takdir."

"Tapi kalau boleh jujur, ada dua hal yang bikin aku takut banget..." ujar Saqeela.

"Yang pertama, kakek sama nenek harus pergi ninggalin kita semua. Dan itu karena Qeela. Kalau aja Qeela gak minta jalan-jalan waktu itu, pasti semua gak akan terjadi."

"Sssttt...! Kamu gak boleh ngomong gitu sayang... semuanya udah takdir."

"Maaf mih..." Saqeela mempererat lagi pelukannya pada Mami.

"Dan yang kedua, waktu pertama kali Qeela sadar. Qeela bener-bener gak inget sama semuanya secara tiba-tiba, semuanya terasa asing. Qeela takut banget disitu, mih..."

Ancaman Cowo Brandal Where stories live. Discover now