28. Memori yang tak kunjung kembali

86 12 14
                                    

"Kalau gue bilang kita pernah ketemu dan deket, lo percaya?" tanya Rassya.

"Kalau gue bilang gak percaya, tapi kayaknya bener. Ingatan gue kan belum pulih, bisa aja kita pernah deket."

"Iya gue percaya." lanjut Saqeela tersenyum.

Senyuman Rassya merekah ketika mendapatkan jawaban dari Saqeela. Lalu, dia akan memulai darimana lagi untuk memulihkan ingatan Saqeela?

"Gue gak akan maksa lo buat inget semuanya, tapi gue bakal tetap bantu lo pelan-pelan." ujar Rassya sembari mengusap puncak kepala Saqeela, sang empu pun hanya diam dan tersenyum merekah.

Beberapa detik saling memandang tanpa adanya kalimat yang keluar. Hingga akhirnya Rassya memutuskan untuk membawa Saqeela ke rumahnya, dia membiarkan Saqeela duduk di sofa ruang tamu sementara dirinya akan berganti baju sejenak.

"Kok sepi?" tanya Saqeela setibanya Rassya kembali ke ruang tamu dengan pakaian yang telah berganti.

"Mamah ikut papah di acara ulang tahun sahabat kantornya papah." jawab Rassya seraya mulai duduk di sofa samping Saqeela.

Saqeela mengangguk sebelum akhirnya menjatuhkan kepalanya di pundak Rassya. Tentu gerakannya ini membuat Rassya spontan terkejut, karena ini sangat langkah bagi seorang Saqeela mau untuk menyandarkan kepalanya pada Rassya.

Rassya menerima baik dengan Saqeela yang menyandar padanya. Justru cowo itu mengelus-elus Saqeela penuh arti dengan bibirnya yang tanpa sadar melengkung indah.

"Tumben? Kenapa hmm?" tanya Rassya seraya terus mengelus gadisnya.

"Biarin gue gini, bentar aja." balas Saqeela yang di angguki Rassya.

Rassya membiarkan gadisnya kalut dalam lamunan, sementara tangannya terus bergerak menyisir dan mengelus rambut perempuan itu. Sejujurnya, dia masih tak menyangka kalau semesta benar-benar kembali menemukan dirinya dengan Cila as Saqeela. Rassya sangat senang! Bahkan saat kembali dari bertemu dengan Satria kemarin, setibanya di rumah dengan excited-nya Rassya menceritakan semua pada Mama dan Papanya soal Cila.

"Sya?" panggil Saqeela tanpa merubah posisinya sedikit pun.

"Hmmm, kenapa?"

"Kayaknya..." Saqeela menggantungkan ucapannya.

Rassya mengernyit heran tanpa melepaskan tangannya dari rambut Saqeela.

"Kenapa?" tanya Rassya.

Saqeela bergerak bangun dan menatap Rassya begitu intens.

"Lo beneran suka sama gue?" tanya Saqeela.

"Bukan suka lagi, tapi cinta." balas Rassya yang menghadiahi toelan di hidung pada Saqeela.

"Kenapa bisa?"

"Sejak awal lo masuk SMA Jakarta, gue langsung punya firasat ikatan batin kita yang kuat. Tapi gue sama sekali belum ngerti kalau ternyata pertemuan kita kemarin adalah pertemuan yang sempat terpisah bertahun-tahun."

"Kayaknya gue mulai suka sama lo." sahut Saqeela tiba-tiba tanpa jeda.

Mata Rassya mendadak berbinar terang. Dia speechless. Rassya senang mendengar kabar ini. Sontak dia langsung mengubah posisi duduknya menjadi sepenuhnya menghadap Saqeela dengan senyuman nyerkah.

"Be-

"Tapi masih tujuh puluh persen." lanjut Saqeela yang membuat ucapan Rassya terpotong.

"No problem baby. Yang penting rasa lo ke gue udah meningkat, ini bener-bener gila banget, langsung naik enam puluh lima persen!" balas Rassya berbinar.

Ancaman Cowo Brandal Where stories live. Discover now