26. Terciduk bang Satria

88 11 10
                                    

hallo mana nii yang uda nungguin part ini? ahahah maaf ya baru update sekarang hihihi...

oke guyss... langsung aja capss scroll ke bawah!💙

•••

Dulu, saat umur Rassya masih menginjak 4 tahun. Dia dipertemukan dengan seorang Saqeela dan Satria yang mana dikenal dengan panggilan Cila dan Rio. Dua kakak beradik itu tiba-tiba menjadi tetangga barunya di Jakarta tetapi hanya tinggal dengan seorang pembantu dan baby sitter. Kedua orang tua Saqeela dan Satria menetap di Amerika karena saat itu perusahaan mereka hampir bangkrut.

Rassya, Saqeela dan Satria akhirnya menjadi teman baik dan selalu bermain bersama setiap harinya, meski lebih sering Saqeela yang bermain dengan Rassya. Dikarenakan Satria dulu sedikit mager untuk keluar rumah hanya sekedar bermain. Tetapi meski begitu, sesekali cowo itu tetap ikut bermain dengan Rassya dan Saqeela.

Pertemanan mereka terjalin hanya sekitar 4 tahun sebelum akhirnya Saqeela dan Satria di jemput untuk ikut ke Amerika. Meski hanya 4 tahun, Rassya dan dua kakak beradik itu benar-benar menjalin hubungan sangat dekat terutama dengan Saqeela. Karena sering bermain, Saqeela yang di kenal dengan panggilan Cila itu lebih dekat dan tak segan untuk bermanja pada Rassya. Beruntungnya, saat masih menginjak umur anak-anak, Rassya sudah memiliki sikap dewasa yang tak wajar. Rassya yang dewasa harus di pertemukan dengan sosok Cila yang manja dan keras kepala, untungnya Rassya sabar.

Saat liburan semester tiba, Rassya dan keluarga pergi berlibur ke Bali. Tentunya sebelum pergi dia memuaskan bermain bersama Cila. Hingga tiba saat dia kembali dari Bali, rumah Cila dan Rio telah kosong dan terdapat tulisan dijual.

Sejak saat itu Rassya tak lagi dapat bermain dengan Cila, karena Cila pergi tanpa berpamitan dengannya, bahkan Rio as Satria pun tak memberitahu apapun padanya soal kepindahan mereka.

"Tapi ada satu hal yang harus lo tau, Ca." ucap Satria.

"Apa bang?" tanya Rassya penasaran.

Satria nampak menghela napasnya dan menunduk lemah hingga membuat Rassya di depannya mengernyitkan dahi.

"Dua minggu sebelum pindah ke Jakarta, Saqeela kecelakaan di Amrik sama kakek dan nenek kita."

"Karena kecelakaan itu Saqeela jadi amnesia. Sampai sekarang yang di ingatnya baru gue, mami dan papi. Dan nenek sama kakek kita gak selamat." lanjut Satria.

Rassya seketika diam membisu. Dia tak tahu harus dengan ekspresi apa setelah mendengar ungkapan Satria.

"Kecelakaan, bang?" tanya Rassya yang di angguki Satria.

"Waktu itu rem mobil tiba-tiba blong dalam kondisi ngebut dan mereka nabrak bus berhenti. Kakek, nenek kita langsung meninggal di tempat tapi Saqeela sempat di larikan ke rumah sakit walaupun sempat koma seminggu. Tapi waktu sadar dari koma, Saqeela gak inget apa-apa."

"Awalnya juga dia gak inget gue, tapi setelah gue berusaha buat sesuatu yang bikin memori dia inget, akhirnya berhasil. Kata dokter, amnesia yang Saqeela alami juga gak terlalu parah kali, masih bisa di bantu ingat dalam jangka pendek." lanjut Satria mengungkapkan.

•••

"Saqeela... cepetan, Rassya udah nunggu!"

Pagi-pagi buta cowo pemilik nama Satria itu sudah harus berteriak heboh di lantai dasar seraya berjalan ke arah dapur dengan di tubuhnya telah terbalut pakaian formal anak kuliah. Sementara Saqeela masih menyembunyikan diri di dalam kamar, tak tahu apa yang sedang di lakukan gadis itu sehingga sangat lama sekali dia keluar dari sana.

"Belum keluar kamar juga Saqeela?" tanya Mami yang sibuk menata sarapan pagi di atas meja.

"Belum, mih." jawab Satria seraya duduk di kursi meja makan.

Ancaman Cowo Brandal Where stories live. Discover now