ᏴϴΝႮՏ ᏟᎻᎪᏢͲᎬᎡ

347 36 9
                                    

Just enjoy it! Happy Reading⚪

•••































































































































































Bonus Chapter—1—

===


Pagi ini mood Hali benar benar menurun drastis. Baru saja dia bangun tidur dan hendak mandi, tiba tiba saja ada setetes darah yang turun ke lantai. Membuat dirinya cepat cepat keluar untuk mengambil barang yang dia perlukan.

Dia mengalami mens, sama seperti Thorn. Tetapi dia tidak merasakan sakit seperti apa yang Thorn rasakan. Dan hal itu membuatnya sedikit bingung, tetapi tetap bersyukur karna tidak perlu sampai sekarat seperti adik nya itu.

"Heran, Thorn kemarin kesakitan kayak orang mau mati. Lah aku gak ngerasain apa apa" monolognya yang baru saja selesai menjalankan ritual mandinya dan kini dia sedang mencari pakaian santai untuk dia kenakan. Mungkin ada sedikit rasa nyeri di pinggangnya, tetapi masih bisa dia tahan.

Setelahnya dia memutuskan untuk keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Dia melihat kedua adik biru nya bermain kartu di lantai yang beralaskan karpet berbulu. Merasa tertarik, dia memutuskan untuk melihat mereka. Padahal niat awalnya adalah ingin membantu Gempa menyiram tanaman.

"Kalian ngapain?" tanya Hali yang duduk di sebelah Ice.

"Ssssttt, diam. Aku butuh konsentrasi tinggi" ucap Taufan dengan wajah sok serius yang membuat Hali menaikkan sebelah alisnya.

Ice memutar bola matanya malas, "Menye menye lu, kak. Tinggal keluarin aja napa itu kartunya!" geramnya ingin menarik salah satu kartu yang di pegang oleh Taufan.

"Sabar, bjir. Aku lagi mikir" balas Taufan dengan raut wajah kesal.

"Sok mikir kau" sarkas Ice yang mulai kesal karna lelah menunggu.

"Ck, iya iya! Nih! Uno!" Taufan mengeluarkan kartu merah dan hijau berangka 4.

Ice mengeluarkan seringaian nya, "Makasih btw, Uno game" dia mengeluarkan sisa kartunya yang berangka 2 dengan warna hijau.

Taufan mulai frustasi karna kalah terus dengan Ice, padahal baru mulai 2 ronde.

"Kau berlebihan, Fan" cibir Hali yang jengah melihat Taufan mereog seperti orang gila.

"Kau mana tau rasanya dikalahkan dia kali, hah?!!" ucap Taufan sambil menunjuk Hali dengan raut wajah depresi.

Hali hanya menatap datar dirinya. Sementara itu Ice sibuk menyusun kartu yang berantakan.

"Mau join gak kak?" ajak Ice yang sembari mengocok kartunya.

"Boleh"

Satu kata itu berhasil membuat Taufan semakin mereog tidak jelas. "Kenapa kau malah ikut juga?!? Aku makin kalah kalo lawan kalian!!! Arghhhhhhh"

Hali tanpa aba aba langsung menampol kepalanya dengan penuh sayang.

"Bisa geger otak aku kalo kayak gini terus" ringis Taufan sambil mengusap kepala nya yang sakit.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Magic Potion [END]Where stories live. Discover now