ՏᏆ ᏢᎡᏆᎪ ͲႮᎪ

669 77 4
                                    

Just enjoy it! Happy Reading⚪

•••

























































































Magic Potion : Si Pria Tua

===

"Solar"

Yang di panggil nampak beralih dari buku yang dia baca dengan tatapan bertanya.

"Thorn bosan, keluar aja yuk" rengek Thorn.

Solar memutar bola matanya malas, "Kita baru di sini 5 menit dan kau sudah minta keluar? Astaga"

Mereka kini sedang berada di perpustakaan kota. Solar akan selalu kesini saat weekend jika sempat untuk membaca buku baru yang ada. Awal nya Solar ingin pergi sendiri, tapi Thorn memaksa ingin ikut, jadi yaudah. Solar pergi bersama Thorn. Bertanya tentang penampilan. Thorn membiarkan rambutnya tergerai dengan kepangan pada sehelai rambut di sebelah kirinya dengan karet hijau zamrud.

Gempa yang mengikat nya, Thorn juga tidak memakai topi dan hanya mengenakan jaket jersey cokelat dan celana jeans hitam juga kaos hitam yang selaras. Dia sebenarnya tidak diizinkan oleh Gempa dan Taufan untuk ikut, tapi dia terus merengek dan pada akhirnya mereka mengalah. Solar di tugaskan untuk ikut mengawasi nya.

Solar juga memerhatikan penampilan kakaknya itu sedari tadi berjalan ke perpustakaan yang letaknya dekat hutan Pulau Rintis. Jangan tanya kenapa bisa di bangun disana, karna tempatnya nyaman dan tenang. Itulah manfaat dari kesunyian, jika berisik, pengunjung tidak akan bisa fokus membaca.

Solar merasa kalau kakaknya itu sangat cantik dengan penampilan yang memukau. Dia tidak akan bisa tidak mengakuinya. Bahkan kemanisannya bertambah saat berubah menjadi lawan jenisnya.

"Humm, emang Solar mau baca buku apa sih??" tanya Thorn melihat Solar yang naik ke tangga untuk mengambil buku di rak atas yang tidak bisa dijangkau.

Perpustakaan itu sangat besar dan luas. Banyak rak yang penuh dengan buku di seluruh penjuru ruangan. Meskipun hanya ada satu lantai, tingginya bisa menyetarai dengan gedung sekolah mereka yang memiliki 3 lantai.

Terkadang Thorn heran, siapa yang membuat perpustakaan dengan banyak buku seperti ini, dan bagaimana cara mereka mengatur semuanya dengan detail? Dia bahkan hanya bisa melihat buku, buku, dan buku lagi saat masuk kemari.

"Hati hati, Solar. Nanti jatuh" peringat Thorn membantu memegangi tangga.

Solar hanya membalas dengan deheman sambil sibuk mencari buku yang dia cari.

Mereka sedang berada di rak buku yang berisi tentang sastra dan filosofi. Thorn sedikit bergidik dengan dengan kata kata filosofi. Tidak heran jika adik bungsunya bisa sepintar itu dalam berpikir. Terkadang dia merasa ngeri dengan kepintaran Solar.

"Lebih baik kau juga cari buku sana yang mau kakak baca. Komik anak anak kek" ucap Solar setelah turun dari tasana dengan sebuah buku setebal kamus bahasa di tangannya.

"Aku udah umur 16 tahun!" kesal Thorn dengan suara pelan karna tidak ingin membuat keributan di dalam perpustakaan.

"Makanya cari buku apa kek, yang bermanfaat atau yang kak Thorn suka. Solar mau duduk disana, kalo udah ketemu nanti temuin Solar disana ya. Jangan terlalu lama milih bukunya" kata Solar dan beranjak pergi untuk duduk di sofa yang ada pojok sana. Lengkap dengan meja persegi dan jendela.

Magic Potion [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang